💥FWY➖20💥

3K 128 0
                                    

"Aku rela menjadi apapun yang kamu mau asalkan kamu bisa mencintaiku"

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Aku masih enggak ngerti apa ucapan Mama tadi di makam?" Prilly duduk di sofa ruang tamu dan di ikutin oleh Ully. "Orang Mama enggak ngomong apa-apa" Sela Ully dari tadi "Boong, aku denger Mah, udah jujur aja" Prilly masih penasaran dengan omongan Mamanya.

"Kelurga Ali sudah jahat sama keluarga kita" Ucapan Ully membuat Prilly mengerutkan keningnya "Maksud Mama?" Tanya Prilly sekali lagi dengan penasaran

"Pokoknya kamu enggak boleh deket-deket sama keluarganya Ali apalagi sama Ali nya" Ully menghentak kan kakinya tanpa menjawab pertanyaan Prilly.

"Aku masih enggak ngerti sama masalah Mama dan keluarga Ali" Prilly memang tidak mengerti apa maksud Mamanya membawa-bawa nama keluarga Ali, karena Prilly tidak tahu apa masalah keluarganya dengan keluarga Ali.

⚜⚜⚜

"Prilly, kamu udah selesai kerjanya?" Tanya Gilang setelah membuka pintu ruangan Prilly.

"Belum Pak, memangnya kenapa?" jawab Prilly tanpa mengalihkan pandangannya ke arah laptop. "Gimana sih, kerja kok lama banget, saya dari tadi nungguin berkas dan jadwal saya hari ini!" kata Gilang dengan nada sedikit meninggi.

"Kok, Bapak malah marah-marah sama saya? Tunggu sebentar Pak, nanti saya akan antarkan berkas dan jadwal Bapak" Prilly berdesis dan melihat Gilang dengan kesal.

"Oke, saya tunggu 15 menit lagi, berkas dan jadwal saya harus sudah selesai!" Perintah Gilang membuat Prilly membulatkan matanya.

"15 menit? Emangnya saya ini robot apa Pak, bisa bekerja dengan cepat kayak gitu, yah paling enggak 1 jam kek, nanti kalo berkas nya berantakan Bapak suruh revisi lagi deh, kan saya ini manusia Pak, ada rasa capek nya" sela Prilly membuat Gilang kesal

"Berani-beraninya kamu bentak saya, enggak ada komentar 15 menit harus udah kelar!" Gilang langsung pergi meninggalkan Prilly yang sedang kalang kabut menyelesaikan berkas dan jadwal dalam waktu 15 menit.

Setelah 15 menit Prilly akhirnya bisa bernafas lega, pekerjaan nya sudah selesai dan Prilly akan mengantarkannya kepada Bapak CEO yang super-duper nyebelin.

"Permisi Pak" Prilly mengetuk pintu ruangan Gilang. "Masuk" teriak Gilang dari dalam dan Prilly langsung membuka pintu. "ini berkas dan jadwal Bapak hari ini" ucap Prilly setelah masuk ke ruangan Gilang dan menyerahkan setumpuk berkas yang harus Gilang periksa dan tanda tangan. Gilang tersenyum setelah melihat hasil pekerjaan nya Prilly.

"Bapak kenapa senyum-senyum sendiri? Apa ada yang aneh dari pekerjaan saya hari ini?" Tanya Prilly setelah melihat ekspresi wajah Gilang.

"Apa Bapak mau nyuruh saya mengulang semua berkas dan jadwal saya? Yahh, maaf Pak saya udah capek banget jadi enggak bisa me-revisi berkas nya" Lanjut Prilly membuat Gilang menatap Prilly intens.

"Saya enggak bakal nyuruh kamu buat me-revisi berkas nya, karena pekerjaan kamu hari ini sudah memuaskan hati saya, tumben kerjanya bener" ucap Gilang sambil tersenyum miring.

"Bagus deh kalo gitu, Ya iyalah pekerjaan saya mah emang selalu bener tiap hari, cuman mata Bapak aja yang kurang teliti ngoreksi nya" kata Prilly.

"Enak aja kamu ngatain saya kurang teliti! Hari ini kamu harus dapat hukuman karena sudah ngatain saya dengan seenaknya!" ucapan Gilang membuat Prilly membuka mulutnya

"Hah? Hukuman? Ishh, hukuman apaan lagi sihh? Kayak anak sekolah aja pake di hukum segala" Prilly tak terima dengan perlakuan nya Gilang yang semena-mena dengannya.

"Kamu harus ikut saya meeting di luar hari ini, enggak ada PENOLAKAN" ucap Gilang dengan menekan kata belakangnya membuat Prilly memutar bola matanya malas.

"Yaudah deh saya menerima semua hukuman Bapak" Prilly mengalah pada Bapak CEO karena kalau sampai Prilly menolak nya bisa-bisa ia di pecat.

Mobil Gilang memasuki kawasan restoran bintang lima, untuk bertemu dengan client. Prilly mengikuti langkah Gilang sampai Gilang berhenti di sebuah meja besar dan di situ ada client yang menunggu kehadiran Gilang

"Maaf Pak agak sedikit telat, jalanan macet" ucap Gilang pada laki-laki yang umurnya di atas Gilang. "Iya Pak enggak apa-apa, ini siapa Pak? Pacarnya?" Tanya laki-laki berjas kepada Gilang yang sedang terkekeh

"Bukan Pak, dia sekretaris saya, namanya Prilly" Gilang mempersilahkan Prilly memperkenalkan dirinya di hadapan client. "Saya Prilly Pak, sekretaris nya Bapak Gilang di kantor" Prilly menjabat tangan laki-laki paruh baya itu. "Kalau begitu meeting bisa di mulai Pak?" Tanya Gilang yang di angguki client nya.

"Saya ingin memperkenalkan produk properti milik saya ke hadapan Bapak semua, properti milik kantor saya ada banyak, properti kami sudah terkenal di luar negeri salah satunya adalah di Amsterdam, dan kebetulan sekali Papa saya membuka kantor cabang di sana dan produk properti paling laku hanya di Amsterdam" kata Gilang dan para Client hanya mengangguk kagum dengan perusahaan properti milik keluarga Gilang yang sudah terkenal hingga ke internasional.

"Apakah saya boleh melihat hasil produk properti kamu yang ada di Amsterdam? Karena kalau properti kamu yang di Amsterdam itu laku dan bagus, saya akan bekerja sama dengan perusahaan kamu" Tanya salah satu Client.

"Ya tentu saja boleh Pak, saya akan mengajak Bapak untuk melihat-lihat hasil produk properti saya yang ada di Amsterdam, ya sekalian saya juga mau ngecek perusahaan Papa saya yang ada di sana" balas Gilang.

Ohh, ternyata bisnis properti milik keluarganya Gilang udah go internasional, pantesan aja Gilang sama Shela kaya-Batin Prilly

"Oke kalau begitu kapan Bapak mau berangkat ke Amsterdam?" Tanya Gilang "Lusa, saya akan menyiapkan semua perlengkapan untuk di sana jadi, kamu enggak usah pikirin lagi" jawab Client

"Oke kalau begitu, senang bekerja sama dengan Bapak" Gilang menjabat tangan semua Client nya.

Setelah kurang lebih 2 Jam meeting akhirnya Gilang dan Prilly bergegas untuk pulang, di perjalanan hanya ada keheningan menyertai mereka, Akhirnya Gilang angkat suara untuk mencairkan keheningan.

"Prill, lo ikut ya ke Amsterdam, soalnya gue enggak bisa meng-handle semuanya" kata Gilang "Emangnya boleh?" Pertanyaan Prilly membuat Gilang tertawa "Ya boleh lah, kan lo sekretaris gue" Gilang melirik sekilas ke arah Prilly "Yaudah deh, gue ngomong dulu sama Mama" kata Prilly yang di angguki Gilang.

⚜⚜⚜

Prilly dan Mana Ully sedang menikmati makan malam di meja makan, dan Prilly ingin bertanya apakah ia boleh pergi ke Amsterdam atau tidak.

"Mah" panggil Prilly "Iya kenapa?" Tanya Ully tanpa melihat Prilly "Aku boleh enggak pergi ke Amsterdam sama Gilang? Soalnya tadi salah satu Client mau ngeliat produk properti nya Gilang yang ada di Amsterdam" jelas Prilly

"Emangnya Gilang punya kantor properti di Amsterdam?" Tanya Ully sambil melihat ke arah anaknya

"Ada, kan produk properti milik keluarga Gilang udah go internasional" kata Prilly dan Mama Ully geleng-geleng kepala

"Ternyata selain ganteng, Gilang juga kaya ya, kamu harus nikah sama dia supaya hidup kamu lebih terjamin, enggak kayak Ali, yang kerjaannya cuman kuliah doang" kata Ully membuat Prilly berdecak sebal, karena Ully selalu membeda-bedakan Ali dengan Gilang.

"Jangan suka ngebeda-bedain Ali sama Gilang dong Mah! Gimana Prilly boleh enggak ke Amsterdam?" kata Prilly mulai sebal

"Ya emang kenyataannya begitu kan? Ya pasti boleh lah kan perginya sama Gilang" jawab Ully "Yaudah Prilly mau preaper dulu soalnya lusa udah mau jalan" Prilly menghentakkan kakinya menuju kamar.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Vote, Comment dan follow wattpad aku ya guys😊

Forever With You (Aliando & Prilly) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang