💥FWY➖27💥

2.6K 106 1
                                    

"Hanya karena bersamanya aku terlihat lebih bahagia"

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Setelah turun dari pesawat, Prilly dan Gilang langsung menaiki mobil yang biasa Gilang naiki saat berada di Amsterdam.

⚜⚜⚜

Prilly dan Gilang memasuki hotel yang akan mereka sewa selama 1 minggu, Gilang merebahkan badanya di kasur sedangkan Prilly memberesi barang bawaan mereka, dan memasukkan baju-baju ke dalam lemari pakaian.

"Prill, kita mau kemana nih?" tanya Gilang. "Yah terserah Kak Gilang aja" jawab Prilly sambil menata pakaian mereka.

"Ngomongnya engga usah pake Kak bisa kan? Soalnya keliatannya nanti aku tua banget" pinta Gilang membuat Prilly terkekeh. "Iya Kak ehh maksudnya Gilang, hehe" cengir Prilly.

"Yaudah sini tidur" Gilang menepuk-nepuk kasur yang berada di sebelahnya, Prilly diam karena masih bingung apakah ini saatnya Prilly memberikan haknya Gilang yang sudah resmi menjadi suaminya?

"Kenapa kok diem? Oh iya lupa kamu kan engga mau ya, yaudah deh aku mau tidur di sofa lagi aja" Gilang membangunkan tubuhnya tetapi, dengan cepat Prilly mencekal pergelangan tangan Gilang membuat Gilang berhenti dan berada di tempat semula.

"Yaudah kamu tidur sama aku engga apa-apa kan kita udah resmi jadi suami istri" Prilly menidurkan tubuhnya di samping tubuh Gilang.

Prilly mulai memenjamkan matanya sedangkan Gilang? Masih asik memerhatikan wajah Prilly, begitu sempurnanya Prilly menjadi seorang wanita, udah cantik, baik, perhatian siapa coba yang engga mau punya istri seperti Prilly ini.

Gilang sangat bersyukur telah di beri istri yang sesempurna Prilly, Gilang berjanji dalam hati, ia tidak akan membuat Prilly kecewa ia harus tetap berada di samping Prilly, menemani setiap hari-harinya bersama Prilly, hingga akhir hayatnya.

Gilang mencium pipi Prilly, begitu teduhnya hati Gilang saat mencium pipi istrinya itu.

Tanpa sadar Gilang juga sudah terlelap dalam tidurnya.

⚜⚜⚜

Pagi ini pasangan pengantin baru telah bersiap-siap untuk pergi mengelilingi kota Amsterdam, Prilly dan Gilang kini telah berada di ruang makan, untuk bersarapan bersama.

"Prill hari ini kita mau kemana?" tanya Gilang sambil mengunyah sandwich nya.

"Hmm... Aku sih mau nya ke taman Vondelpark aja" seru Prilly membuat Gilang terkekeh melihat tingkah istrinya itu. "Kok kesana lagi emangnya kenapa?" tanya Gilang lagi.

"Ya kan tempatnya enak udah gitu romantis lagi, kan aku mau mesra-mesraan sama kamu di sana" Prilly menatap Gilang yang telah membulatkan matanya karena mendengar kata-kata baper yang membuat Gilang tak menyangka bahwa Prilly bisa berkata seperti itu.

"Kok kamu malah diem sih, kenapa?" tanya Prilly setelah melihat ekspresi wajah Gilang yang berubah.

"Eh aku enggak apa-apa, cuman aneh aja kok kamu tiba-tiba ngomong kayak gitu" Gilang tersadar dari lamunannya.

"Lah kok aneh sih? Kan aku mau mesra-mesraan sama kamu emangnya engga boleh? Kan kamu suami aku, kecuali aku mesra-mesraannya sama orang lain baru enggak boleh" cetus Prilly.

"Yaudah kamu bolehnya mesra-mesraannya sama aku aja, kalo sama orang lain enggak boleh!" jawab Gilang membuat Prilly tersenyum, bahwa suaminya itu akan cemburu dan marah apabila Prilly dekat dengan laki-laki lain selain dirinya.

Tidak seperti Ali, apabila Prilly dekat dengan laki-laki lain pasti Ali akan biasa saja karena Ali tidak mempunyai perasaan kepada Prilly seperti Gilang yang sangat-sangat mencintai Prilly.

⚜⚜⚜

Prilly takjub melihat keindahan Vondelpark padahal, ia sudah datang kesini dulu bersama Gilang tetapi, tetap saja Prilly sangat takjub melihatnya, dengan mata yang berbinar-binar Prilly berlari kearah taman bunga yang berwarna-warni itu.

Prilly memetik setangkai bunga mawar dan mencium mahkotanya sambil memejamkan kedua matanya, merasakan keharuman dari dalam bunga mawar tersebut, Gilang tersenyum melihat tingkah laku istrinya itu.

Gilang memeluk Prilly dari belakang membuat Prilly menoleh dan mendapati Gilang sedang memeluknya.

"Aku sayang banget sama kamu Prill, engga tau kenapa aku mau jaga kamu sampai kapan pun, sampai akhir hayatku, hanya maut lah yang bisa memisahkan kita, aku engga mau kehilangan kamu Prill, kamu tetap mau yah jadi istri aku sampai kita tua nanti" Gilang mencium pipi Prilly membuat Prilly teduh dan menghangat.

"Insya allah aku akan berada di sisi kamu sampai kita tua nanti sampai maut yang memisahkan kita berdua, aku juga engga mau kehilangan kamu" Prilly menggenggam tangan Gilang yang melingkar di perutnya.

Gilang melepas pelukannya, ia langsung memetik setangkai bunga aster putih dan memberikannya kepada Prilly, Prilly tersenyum melihat tingkah laku suaminya yang bergaya seperti anak remaja.

"Cinta aku ke kamu kayak bunga aster putih ini, suci, bersih dan tanpa ada kotoran dan debu sedikit pun, aku mau kamu menjaga hati aku kayak kamu menjaga bunga aster putih ini, dan harus selalu bersih" Gilang memberikan bunga aster putihnya dan Prilly mengambilnya sambil terukir senyum yang menghangatkan hati Gilang saat berada di samping Prilly.

"Kamu engga boleh ngecewain aku, kamu harus jaga hati kamu buat aku dan aku akan menjaga hati aku hanya buat kamu, jangan pernah ninggalin aku karena aku sayang banget sama kamu" kata Gilang membuat Prilly diam mematung atas perkataan hangat yang terucap di bibir manis Gilang.

Forever With You (Aliando & Prilly) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang