"Bisakah kita memutar waktu? Saat hanya ada aku dan kamu, tanpa dia yang sekarang merebut posisiku"
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Sesuai dengan rencana akhirnya pagi ini Gilang dan Prilly pergi mengunjungi tempat rekreasi yang ada di Amsterdam.
"Emangnya lo udah search tempat yang bagus di sini?" Prilly melirik sekilas ke arah Gilang kemudian kembali memainkan ponselnya. "Baru semalem gue search di Google, dan gue dapet destinasi yang cocok dan tempatnya juga bagus kok" Gilang menatap ke luar kaca mobilnya sedangkan Prilly hanya mengangguk paham.
Setelah kurang lebih 85 menit perjalanan akhirnya mereka sampai ke tempat yang mereka tuju, yaitu Vondelpark, taman kota yang berada di Amsterdam
Prilly dan Gilang memasuki kawasan taman dan takjub melihat keindahan yang ada di sekitar taman.
"Wah, bagus banget tempatnya" Prilly memerhatikan sekitar taman sambil menggelengkan kepalanya takjub.
"Iya, lo suka?" Gilang melihat Prilly dengan senyuman merona. "Suka banget" jawab Prilly antusias.
"Kalo lo suka, next time gue ajak lo ke sini lagi boleh ya?" Prilly hanya menganggukkan kepalanya. "Gue punya tempat yang paling bagus dis sini, lo mau ikut?" tanya Gilang dan Prilly hanya mengangguk, Gilang menggandeng tangan Prilly lembut.
Akhirnya mereka sampai di tempat yang berada di tengah taman, sebidang tanah yang ditanami berbagai jenis bunga.
Prilly menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya karena ia begitu takjub melihat pemandangan yang ada di sekitarnya.
"Bagus banget" tak terasa Prilly sudah menitikkan air matanya karena bahagia. "Prill lo kenapa kok nangis?" Gilang kaget karena Prilly tiba-tiba menangis. "Gue enggak apa-apa kok Kak, gue cuma takjub aja" Gilang terkekeh melihat tingkah Prilly yang makin membuatnya unyu-unyu.
"Emangnya lo belum pernah ngeliat pemandangan kayak gini?" Prilly langsung merespon pertanyaan Gilang dengan menggeleng kan kepalanya. "Kalo lo jadi bini gue baru nanti gue ajak lo ke tempat yang belum pernah lo kunjungin" kata Gilang dengan senyum liciknya. "Ihh, apaan sih lo, udah ahh geli tau" Prilly mendengus membuat Gilang tambah terkekeh.
"Prill, lo tunggu di sini dulu ya" kata Gilang. "Ehh, mau ngapain, Kak?" tanya Prilly bingung. "Udah lo tunggu di sini aja" akhirnya Prilly mengangguk dan Gilang pun berjalan ke arah di mana bunga berwarna merah di tanam.
Gilang kembali dengan membawa sebuah bunga berwarna merah yang di tanam di taman Vondelpark.
"Ini buat lo" Gilang kembali dengan memberikan Prilly bunga yang ia petik. "Lah, emang bunganya boleh di petik?" tanya Prilly dengan tampang polos membut Gilang tertawa terbahak-bahak. "Yah, boleh lah, emangnya lo enggak liat? Nohh orang bule pada metikin bunga nya, enggak di marahin kan?" Gilang menunjuk ke arah para turis yang sedang memetiki bunga-bunga yang di tanam di Vondelpark, Prilly hanya mengangguk dan mengambil bunga pemberian Gilang.
"Bagus kan bunga nya?" Gilang menatap ke arah bunga sekilas lalu menatap lurus ke arah Prilly.
"Iya bagus" jawab Prilly sambil salting karena ia di liatin terus sama Gilang.
"Kalo bunganya bagus, lo rawat ya" pesan Gilang yang di angguki Prilly.
Setelah kurang lebih 2 jam di taman Vondelpark kini Gilang dan Prilly menuju ke tempat destinasi lain yang ada di Amsterdam.
Di perjalanan hendak pergi ke salah satu tempat tiba-tiba kota Amsterdam di guyur hujan.
"Yah, hujan lagi" decak Prilly sambil melihat ke arah kaca. "Terus kita mau lanjut ke taman?" tanya Gilang memastikan. "Enggak usah deh Kak, kita ke Mall itu aja" Prilly menunjuk Mall yang berada di pinggir jalan dekat lampu merah.
Gilang menganggukkan kepalanya dan langsung menyeberangi mobilnya menuju ke basement Mall.
Gilang dan Prilly memasukki kawasan Mall.
"Kak, makan ke sana dulu yuk" Prilly menunjuk ke salah satu restoran dan Gilang mengangguk sebagai jawabannya.
"Excusme, I want two chiken steak and lemon tea" kata Gilang dan waiters itu mengangguk.
"Kak, kita kapan pulang?" tanya Prilly. "Lusa, soalnya gue belum ngecek kantor Papa yang ada di sini" jawab Gilang dan Prilly hanya mengangguk paham.
"Excusme, this is your food and drink" Waiters itu langsung meletakkan makanan dan minuman pesanan Gilang.
"Thank you" Waiters itu langsung mengangguk dan pergi setelah mendengar Gilang berbicara.
"Kak Gilang udah sering ke Amsterdam ya?" Prilly mengaduk lemon tea pesanan nya.
"Enggak sering sih, udah 3 tahun ini gue enggak ke sini aja" Gilang melirik ke arah Prilly dan kembali sibuk memakan Chiken Steak nya.
"Prill lo mau beli baju gak?" tanya Gilang setelah selesai membayar makanan mereka tadi.
"Hmm.. Emangnya boleh?" tanya Prilly dengan tampang polos membuat Gilang tertawa lebar. "Yah bolehlah, kan gue yang beliin" Gilang menarik tangan Prilly ke arah toko baju perempuan yang bernama
"Fashion Girl"
Prilly sibuk mencari-cari style yang cocok buat ia kenakan di kantor nanti.
Tiba-tiba tatapan mata Prilly menoleh ke arah luar kaca yang berada di toko baju itu. Prilly memanas ketika ia mengenal laki-laki yang bersama wanita yang kemarin ia temui. Prilly langsung mengejar mereka, melihat Prilly berjalan menuju ke luar toko, Gilang langsung mengikuti Prilly dari belakang.
"Prill? Mau ngapain?" pertanyaan Gilang tak terjawab oleh Prilly, karena Prilly sibuk mengejar Ali dan Wanita lain.
Prilly berhenti ketika ia melihat Ali bersama perempuan lain berhenti di salah satu toko perhiasan.
Air mata Prilly tergenang di pelupuk matanya, rasanya saat ini Prilly ingin meminta kepada tuhan agar ia di buta kan supaya ia tidak melihat adegan seperti ini dan kalau bisa ia di cabut nyawa nya karena buat apa ia hidup kalau orang yang Prilly cintai selama ini akan menikah dengan wanita lain?
Gilang mengusap bahu Prilly, sedangkan Prilly hanya melirik sekilas ke arah Gilang.
"Dia siapa Prill?" tanya Gilang setelah melihat tatapan mata Prilly ke arah sepasang kekasih yang sedang memilih perhiasan seperti perhiasan untuk menikah.
"Dia bukan siapa-siapa kok Kak" Prilly tersenyum getir melihat semua kejadian hari ini, tapi Prilly berpikir semua itu adalah cobaan agar ia lebih tegar lagi untuk menghadapi hidup.
Ali merasa ada yang memerhatikannya dari tadi, akhirnya Ali menoleh ke arah belakang, dan... Betapa terkejutnya Ali saat yang ia lihat adalah Prilly.
Iya Prilly, perempuan yang Ali rindukan selama ini.
"Prilly?" teriak Ali membuat Prilly langsung berbalik arah hendak ingin pergi saat ini juga tapi, ia terlambat saat tangan kekar berhasil melingkar di pergelangan tangan mungil nya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Next Part seperti apa guys?
Vote, Comment and Follow me:v
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever With You (Aliando & Prilly)
Fanfiction"Tapi sekarang gue cintanya sama lo Prill" "Telat Li! Sekarang gue udah bahagia sama Kak Gilang!" "Maaf Prill gue baru sadar kalo lo punya perasaan lebih buat gue" "Sorry gue gak mau banyak berharap lagi sama lo! Percuma ujung-ujungnya bikin gue sak...