"Tolong tunggu aku sampai aku benar-benar melupakannya"
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Selamat pagi, Prilly Shafa Latuconsina yang cantik kayak bidadari" Gombal Gilang membuat Prilly jijik
"Ada kantong plastik enggak? Kalo ada gue minta buat muntah gara-gara denger kata-kata gombal basi lo" Prilly bergedik geli melihat perlakuan Gilang semenjak 3 Hari yang lalu makan malam di rumah Prilly dan membicarakan soal perjodohan mereka
"Kok lo lebay sih? Semenjak lo tau kalo gue di jodohin sama lo?" Tanya Prilly
"Ya iyalah, kan gue dari dulu udah suka banget sama lo, bahkan gue pernah nembak lo ya walaupun lo nolak gue tapi, gue enggak pernah putus asa sampe Allah mengabulkan doa hamba nya yang sholeh, sekarang lo sama gue bakalan nikah ya walaupun itu di jodohin tapi gue udah seneng banget" Gilang tersenyum sumringah dihadapan Prilly dan membuat Prilly juga ikut tersenyum.
⚜⚜⚜
Sehabis pulang dari kantor akhirnya Prilly memutuskan untuk bertemu dengan Shela di cafe tempat dulu ia nongkrong.
"Prill, gimana kerjaan lo? Enak gak?" Tanya Shela sambil mengaduk pastanya
"Yah, enak-enak aja sih tapi, abang lo tuh perfeksionis banget, masa gue di suruh-suruh buat ngulang semua kerjaannya padahalkan gue udah buat bener banget" Prilly menyedot jus jeruk pesanannya
"Hahah, baru tau lo sifat abang gue kek gitu, mangkanya Papa suka banget marah sama Kak Gilang gara-gara suka gonta-ganti sekretaris seenak jidatnya" Shela tertawa melihat ekspresi wajah sahabatnya
"Lo gimana, enak gak kerja di perusahaan pusat?" Tanya Prilly pada Shela "Yah, kalo gue boleh jujur sih enggak soalnya kerjaan nya berat banget, kalo seandainya gue enggak di suruh Bokap gue buat kerja di sana mana mau gue, mending gue kerja di kantor cabang kayak lo aja" Shela memutar bola matanya
"Tapi, kok yang di suruh kerja di kantor pusat punya Bokap lo kok lo sih bukan Kak Gilang?" Prilly memakan pesananya sambil bertanya-tanya kepada sahabatnya.
"Yah kan lo tau sendiri Abang gue kayak gimana, dia tuh mana mau kerja yang berat-berat dia mah mau kerjanya yang terima beres aja, kagak mau ngalah banget sama adek" terkadang Shela kesal karena abangnya selalu mengandalkan dirinya saja.
"Oohh, tapi Kak Gilang kalo lagi jadi CEO di kantor cabang cool juga ya" Prilly memerhatikan sikap nya Gilang ketika Gilang sudah berada di kantor.
"Ciee elaah, udah mulai kepincut nih ye sama Abang gue" Ledek Shela membuat Prilly salah tingkah. "Yeh, jangan salah paham dulu lah, kan gue ngomong kalo di dalem kantor doang tapi di luaran sana sih kagak!" Sela Prilly.
"Akhirnya, sedikit demi sedikit lo bisa ngelupaiin Ali, gue seneng kalo liat lo kayak gini, lo lebih ceria dan enggak ada raut sedih di wajah lo, ternyata abang gue pinter juga mincut cewek kek Prilly, kiraiin gue abang gue cuman bisa mincut abe-abe an goceng doang" Batin Shela.
⚜⚜⚜
"Prill, besok kamu libur kan?" Tanya Ully kepada anaknya "Iya Mah, emangnya kenapa?" Prilly melirik sekilas ke arah Mamanya lalu beralih perhatiannya ke arah ponsel yang di genggaman nya. "Besok kita ke makam Papa yuk" Ajak Ully membuat Prilly menghentikan aktivitas bermain ponsel nya.
"Yaudah yuk, udah lama aku enggak ke makam Papa, udah kangen banget sama Papa" ucap Prilly sambil mengingat moment kebersamaan bersama Papanya sebelum Papa kesayangannya menghadap ilahi.
⚜⚜⚜
Keesokan harinya rencana Mama Ully dan Prilly untuk ke makam Papa Herman di laksanakan, Prilly dan Mama Ully menaiki mobil menuju ke TPU Tanah Kusir tempat dimana Papa Herman di semayamkan.
"Assalamualaikum, Pah, Prilly sama Mama datang" Prilly menunduk mengelus batu nisan yang bertuliskan nama "Herman" Papa yang paling Prilly sayangi. "Mas, maaf ya kita baru sempet ngunjungin makam kamu" Ully ikut jongkok di sebelah Prilly sambil menatap kuburan suami nya.
"Pah, Prilly kangen banget sama Papa, Prilly mau main bareng sama Papa, bercanda, ketawa, dan menghabiskan waktu bersama Papa, tapi... Papa udah menghadap ke Allah, kini tinggal kenangan yang tersisa di hati Prilly" ucap Prilly sambil memutar memori kebersamaan nya bersama Papa Herman, tak terasa air mata Prilly mengalir begitu saja dan Mama Ully pun juga ikut menangis.
"Mas, sudah 15 Tahun kamu ninggalin aku dan Prilly, hari-hari kita sunyi sekali tanpa ada sosok penghibur sekaligus pemimpin seperti kamu" Ully mengusap batu nisan suami nya.
"Mah, aku mau beli bunga dulu di situ, kasihan bunga kuburan Papa udah pada kering" pamit Prilly yang di angguki oleh Mama Ully, Prilly akhirnya berjalan ke toko bunga yang tak jauh dari makam.
Sepeninggal nya Prilly, Ully memindahkan posisinya menjadi lebih maju sedikit.
"Pah, sekarang anak nya Resi dan Rusman udah jauh dari anak kita, dan anak kita sedikit demi sedikit udah mulai melupakan keluarga mereka, Prilly sudah aku jodohkan dengan anak sahabat aku, dan Bulan depan Prilly sudah mau menjawab semua tawaran Mama, semoga aja Prilly mau di jodohkan sama anak nya Ricard dan Sofi" Ully mengusap batu nisan suami nya.
"Pokoknya aku enggak rela kamu meninggal dengan cara tragis seperti ini, keluarga mereka harus merasakannya terutama, 'Ali' anaknya" Ully mengusap kasar air matanya dan tanpa sadar Prilly sudah berada di belakangnya, mendengar semua perkataan Ully tentang keluarga Ali.
"Cara tragis apa Mah? Kok Mama tadi bawa-bawa nama keluarga Ali?" Prilly menjatuhkan bunga 7 rupa membuat Mama Ully refleks menengok ke arah belakang dan mendapati anaknya sudah berdiri.
"Kamu sejak kapan di situ?" Tanya Ully "Sejak Mama ngomong, aku denger semua omongan Mama, mengenai perihal tentang kematian Papa, apa hubungannya kematian Papa sama keluarganya Ali?" Tanya Prilly penasaran
"En--ggak ada kok Nak, kamu salah dengar kali" kata Ully
"Enggak kok, aku enggak salah denger, jawab pertanyaan aku Mah!" Prilly menaikkan nada nya membuat Ully berpikir untuk menjawab semuanya tanpa membongkar rahasia nya selama ini dari anaknya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Rahasia apa tuhh???
Jangan lupa Vote and Comment nya guys, kalo bisa sihh sekalian follow akun wattpad aku yang
ini :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever With You (Aliando & Prilly)
Fanfic"Tapi sekarang gue cintanya sama lo Prill" "Telat Li! Sekarang gue udah bahagia sama Kak Gilang!" "Maaf Prill gue baru sadar kalo lo punya perasaan lebih buat gue" "Sorry gue gak mau banyak berharap lagi sama lo! Percuma ujung-ujungnya bikin gue sak...