05. Gilang & Joshua

33.9K 2.7K 229
                                    

Gilang berdiam sejenak mencerna semua cerita Indi yang marah kepada Faga karena apa. Gilang mengerutkan kening kemudian, "Emang lo tau si Faga telponan sama siapa?"

Masih dengan wajah yang sebal Indi menggeleng. Sekarang mereka berdua sedang di taman kampus yang berada dibelakang, masih pukul sebelas siang dan jam Indi juga kosong begitupun dengan Gilang.

"Coba minta penjelasan Faga aja." Ujar Gilang.

"Males." Balas Indi jutek.

"Dih,"

"Apaan dih?!"

Sadis, pms ni anak? kata batin Gilang meringis.

"Enggak-enggak. Maksud gue itu lo minta penjelasan Faga aja nggak usah langsung marah gitu. Kan lo nggak tahu Faga nelpon siapa, siapa tau dosen nya atau temen nya." Gilang mencoba lembut untuk berucap, takut salah lagi.

Indi bergeming, betul juga ya, mengapa ia terlalu sensi hari ini?

Wajah Indi kembali cerah dengan senyuman lebarnya menampilkan deretan gigi nya yang rapih. "Oh gitu ya, oke!"

Gilang mengacak rambut Indi gemas sambil tersenyum manis, "Iya gitu, lo sih langsung main ngambek mulu."

"Rambut gue berantakan Gilang!" Indi berseru kesal, sedangkan yang di marahi tertawa lalu kembali mengacak rambut Indi dan lari ke dalam koridor kampus.

Indi mengejar lelaki itu dengan tertawa, setidaknya ia tidak kesepian. Karena ada Gilang yang terus ada di sisinya.

Gilang bersembunyi di tembok masih dengan tertawa melihat Indi yang mencari-cari dirinya sambil menyerukan namanya.

Walaupun gue nggak bisa milikin lo Ndi, se-enggak nya gue bisa milikin senyum lo. Senyum dari gue buat lo ketawa, gue harap senyum itu nggak ada kesedihan yang di sebabkan oleh orang yang lo cintai sendiri. batin Gilang tersenyum getir.

• • • •

Indi menyetir mobil dengan tenang dalam kecepatan sedang. Siang ini tepat nya pada pukul satu ia di mendapatkan pesan dari Raga meminta tolong menjemput Inka. Toh, ia dengan senang hati menjemput anak kesayangan nya itu.

Menyalakan sen ke kanan memasuki gerbang sekolah dasar Inka yang terkenal besar dan mewah. Dasar, kakak nyai itu terlalu boros.

Indi mematikan mesin mobil lalu keluar menyelurusi koridor sekolah dasar milik Inka. Ia membaca setiap papan judul yang berada di setiap atas pintu.

"Dua a, dua a... " eja nya ketika ia sudah sampai di kelas dua, ketika ia sudah sampai di depan kelas 2-A perempuan berambut panjang itu tersenyum mendapati Inka yang duduk manis di depan pintu kelasnya bersama teman-teman nya.

Inka dengan wajah gembira nya berseru, "Mami!"

"Inka, sini."

Inka turun dari kursi lalu belari menuju Indi berada, Indi mengacak rambut Inka gemas. "Udah lama?"

"Enggak kok mami, aku baru aja keluar."

"Oh, ayo, Papa udah nungguin di rumah."

Inka mengangguk antusias, "Ayo!"

Di sepanjang koridor mereka mengobrol dengan canda tawa.

"Inka tadi dapet seratus ulangan matematika loh Mi! Terus guru nya bilang gini Inka bagus, nilai kamu paling di atas di kelas ini, maksudnya paling di atas apaan Mi?" Jelas anak kecil berpipi tembem itu.

Indi tertawa. "Wah, Inka pinter dong. Maksudnya paling di atas itu, Inka paling tinggi nilai nya di kelas, enggak ada temen-temen Inka yang dapet seratus selain Inka."

"Ohh, Inka ngerti kok Mi. Hehe," jawab Inka dengan tersenyum lebar. "oh iya, kok, Papi Faga enggak ikut sama Mami? Papi Faga belum pulang ya?"

Mendengar itu, langkah kaki Indi terhenti padahal keduanya sudah dekat dengan mobilnya. Indi diam, tak berniat melanjutkan langkah kakinya, ia melamun.

"Loh? Kok berenti sih Mi? Kenapa?" tanya Inka dengan raut wajah bingung.

Indi sadar daric lamunan nya, lalu ia menggeleng sambil tersenyum.

"Enggak, ayo."

• • • •

Gara, Sandi, Derik, dan Joshua menunggu di depan ruang kedatangan penumpang. Hari ini, Faga pulang ke Indonesia tanpa memberitahu Indi tapi ia memberitahukan pada Sandi, dan Sandi memberitahukan kepada mereka.

Gara dan Derik awalnya bingung, siapa Joshua itu? Dan dari mana asalnya berada? Dari planet planet manakah Joshua? Gara dan Derik meringis ketika tinggi mereka dan Joshua yang sedikit tinggi dari mereka. Belum lagi wajah tampan blasteran Joshua dengan mata biru lautnya.

Gara terus saja memaki dalam hati mengatakan: duh, mana gue udah putus sama Putri lagi. Siapa tau kalau kita-kita ngumpul terus Putri jatoh pesona sama bule kesasar ini gimana? Gue harus cari cara buat balikan sama Putri!

Gara mendelik ketika Joshua yang diam seperti patung menatap sekeliling Bandara Jakarta yang sangat ramai setiap hari nya.

Faga keluar dari pintu kedatangan lalu tersenyum lebar ketika teman-teman nya sudah berada di depan. Mereka sedang asik mengobrol lalu menoleh mendapatkan Faga yang tersenyum.

Faga menoleh kebelakang, melihat perempuan yang mengikuti nya dari belakang dengan menggeret kopernya.

Teman-teman nya berseru. "OI! FAGA!"

---

ah, bang Faga pulang:"(
cewe itu siapa yang ikutin Faga? fans nya yeh? haha.
maaf ngaret aku:'( maaf ya, maaf, maaf. besok kan lebaran, maafin ye, wkwk.

oke sekian💖

Long Distance RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang