24. Menanti hari besok

26.2K 2.5K 293
                                    

Mobil sedan berwarna hitam itu berhenti tepat di parkiran ketiga. Seorang perempuan lebih dulu keluar dari mobil lalu seorang lelaki lagi keluar dari sisi kiri mobil. Lelaki itu memakai kacamata hitam yang bertengger manis diatas pangkal hidungnya, rambutnya yang tebal itu memberikan kesan wajah dinginnya yang mengerikan, tetapi nyatanya cowok itu hangat dan ramah.

Mata birunya seakan menenggalamkan seluruh wanita jika melihat mata biru itu. Terjatuh dalam pesona dengan mata sendu nan dingin. Pakaian formal yang ia pakai membuat pria itu tidak nyaman memakainya karena terlalu rapi sekali, ia tahu bahwa ini pertemuan penting tetapi tetap saja ia tidak nyaman.

Perempuan disampingnya itu memakai celana hitam panjang dan memakai baju hitam serta jaket jeans yang ia pakai membuat ia terlihat seperti gadis tomboy. Perempuan itu mendecak kesal menoleh kearah lelaki yang sedang menaruh kedua tangannya berada dalam saku celana.

"Babe," panggil Joshua. "You can stay in here or ikut aku ke dalem?"

"Kamu sih nggak bilang kalau mau ke perusahaan Papa kamu! Kalau nggak aku nggak make baju ginian. Aku ikut ke dalem lah!" balas Tiara.

Joshua menghela napas berat. "Aku kira kamu tau kalau aku sama kamu bakal dateng kesini. Papa kamu juga ada di dalem, tadi malem Papa aku nelpon Papa kamu karena hari ini bakal ada pertemuan resmi antara Direktur sama pemilik perusahaan ini. Malem ini kan pertemuan penting."

"Tapi Papa nggak kasih tau aku soal ini. Kamu sih semalem nggak bales WhatsApp aku, mobile legend mulu yang diurusin. Aku-nya kapan?" Tiara memutar bola matanya dengan malas.

Joshua mendekati tunangannya itu lalu tersenyum manis. Jika ada wanita lain di basement ini wanita itu akan mendapatkan banyak untung karena melihat senyum Joshua yang jarang ia lihatkan. Tiara yang sudah bersama Joshua semenjak memasuki SMA sangat hapal dengan sifat dan sikap Joshua.

"Aigoo." Joshua mengucapkan bahasa Korea yang sering Tiara tonton.

Mengapa Joshua tau bahasa itu? Karena Joshua sudah berkali-kali menemani Tiara menonton drakor alias drama Korea itu. Jika ada seorang pria didalam peran itu yang ganteng Tiara pasti berteriak; "Aaa! Oppaaa! Ganteng bangeet yaTuhan!!!"

Joshua hanya menyabarkan diri saja saat rambutnya dijambak begitu kerasnya karena Tiara yang geregetan dengan si tokoh 'ganteng' itu.

"Kenapa?! Senyum kamu nggak mempan buat aku? Nggak usah sok cute gitu depan aku." Kata Tiara sebal.

Joshua tiba-tiba mencium pipi Tiara yang sedikit mengenai ujung bibir Tiara. Tiara menegang lalu setelah itu ia melotot tanda tidak terima.

"Ih! Apaan sih kamu!" Semburat merah dipipi Tiara begitu jelas saat Joshua menggodanya.

Joshua terkekeh lalu menggandeng tangan Tiara untuk masuk kedalam gedung. Setelah masuk mereka disambut oleh karpet berwarna merah itu dengan banyaknya karyawan didalam gedung ini. Salah satu suruhan Papanya mengawal Joshua dan Tiara masuk untuk memasuki ruangan Joshua.

Sesampainya diruangan, Joshua langsung mendaratkan pantatnya dikursi karena ia hari ini merasa letih. Sedangkan Tiara duduk dihadapannya sambil memainkan ponselnya.

"Sayang," panggil Joshua.

Tiara bergumam sebagai balasan.

"Nanti dong handphonenya. Kan aku mau ngobrol sama kamu sebelum ada pertemuan nanti." Kata Joshua lembut.

Tiara meletakkan ponselnya dimeja Joshua yang besar membatasi mereka berdua. Tiara tersenyum. "Kenapa?"

"Nggak. Aku cuman mau kamu liatin aku doang. Nggak usah senyum manis gitu, aku cium itu bibir mampus lipstick kamu." Joshua terkekeh.

Long Distance RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang