12. Taman

30.7K 2.5K 537
                                    

Beberapa menit yang lalu Faga baru saja memarkirkan mobilnya di sebuah taman dekat kafe Sandi yang tak jauh itu. Faga menyisir rambutnya dengan tangan sebelum melangkah keluar.

Cowok itu memicingkan mata nya mencari sosok wanita yang akan di temuinya. Dan, wanita itu duduk di dekat ayunan anak-anak.

Tidak sedikit orang-orang yang mengunjungi taman ini. Banyak anak remaja, para orang tua yang ingin quality time bersama keluarga, dan sebaya nya.

Berjalan dengan langkah santai, tidak lama, Faga telah sampai.

"Hei," sapa Faga.

Rachel tersenyum. "Hei."

Faga ikutan duduk di sebelah Rachel sambil melihat anak-anak yang bermain.

"Kenapa kamu nyuruh aku kesini?" tanya Faga memulai pembicaraan.

Rachel menunduk, takut salah berbicara. Ia menunduk tidak dalam sambil menggigit bibir bawahnya dengan cemas. Lidahnya terasa kelu. Padahal, ia sudah memikiran dengan matang agar mengatakan itu.

"Kenapa chel?" tanya Faga ulang lagi karena merasa tidak mendapatkan jawaban.

"A-ku... "

"Kenapa? Ada masalah? Cerita sama aku." kata Faga meyakinkan.

"Aku meminta maaf atas kejadian pagi tadi. Aku benar-benar menyesal." Dan sakit hati.

Faga mengerutkan dahi nya tidak mengerti. Lalu mengacak rambut Rachel gemas.

"Chel, denger aku," bukan nya mendengar dan menatap Faga, Rachel  malah menunduk.

Faga menaikkan wajah Rachel memegang dagu wanita itu. Tetapi Rachel menolak, kembali menundukkan wajahnya semakin dalam.

Faga menghela napas. "Hey, look at me Chel."

Dengan ragu Rachel mengangkat kepala nya pelan. Faga memegang kedua pundak Rachel lembut.

"Denger aku ya. Perwakilan dari aku, aku minta maaf karena sikap Indi ke kamu tadi pagi. Aku tau itu nyakitin kamu."

Memang benar aku tersakiti Ga. Batin Rachel lirih.

"Tapi, Indi orangnya kalau kamu kenal baik kok. Indi itu orangnya simple. Kamu suka dia, dia juga suka kamu. Kamu jahatin dia, dia bisa lebih jahat dari kamu." Ujar Faga serius menatap lekat kedua mata Rachel.

"Kapan kau akan kembali ke Belanda? Aku besok akan kembali ke Belanda, kau... tidak?" tanya Rachel menahan air mata yang akan siap tumpah dalam satu kedipan saja.

Faga menggeleng. "Aku akan pulang hari kamis, tugas tinggal aku beresin aja kalau udah balik ke Belanda. Maaf ya, besok aku nggak bisa anter kamu, besok aku ada acara keluarga."

Rachel mengangguk antusias, lalu keadaan beberapa menit lalu itu menghening. Tidak ada lagi percakapan diantara kedua orang itu.

"Kapan kamu berangkat? Pagi? Siang? Malem? Subuh?" tanya Faga.

"Siang." jawab Rachel. "Apakah aku boleh ikut dalam acara keluargamu besok? Aku sangat ingin bergabung."

Faga berpikir. Jika Rachel ikut lalu dia akan mengikuti Faga didalam rumah seperti anak ayam? Faga ingin berduaan dengan Indi. Hal itu tidak bisa diganggu siapapun. Apalagi gadis di sampingnya ini.

"Tidak boleh, ya?" tanya Rachel.

Faga terkesiap, tersenyum tipis lalu menganggukan kepala nya.

"Baiklah!" Jawab Rachel semangat dengan cengiran lebar.

Faga ikut terkekeh, "ada temen-temen aku juga kok. Jadi, kamu nggak bakal diem mulu, enjoy aja mah sama temen aku. Maaf kalau setelah itu kamu jadi ikutan gesrek.''

"Maksudmu? Gesrek?" Rachel sedikit memiringkan kepalanya tidak mengerti.

Benar saja Rachel tidak mengerti. Itu adalah kata-kata yang jarang gadis ini dengar. Apa lagi kata yang tadi ia sebutkan. Lagi-lagi Faga tertawa karena Rachel.

"Maksud aku, sedikit kurang waras gitu."

"Apakah temanmu tidak waras semua? Seperti apa ya menyebutkan nya... Ha! Orang gila right?"

Faga menganggukan kepala nya. "Ya, semacam itu."

Lalu keduanya tertawa bersama. Terlihat seperti sepasang kekasih yang sedang dimabuk cinta, tapi, nyatanya tidak. Itu hanya andaian Rachel saja. Ingat, hanya andaian saja, tetapi, Rachel akan menghilangkan kata andaian itu menjadi kenyataan.

Rachel memandangi ciptaan tuhan yang ia sebut sebagai malaikat disebelahnya ini. Melihat Faga tertawa membuat darahnya berdesir hangat, sentuhan-sentuhan tangan Faga yang menyentuh kulitnya serasa seperti menyengat, mata Faga yang bisa dibilang eye smile jika tertawa.

Tetapi, jika cowok itu dalam keadaan tidak baik. Mata nya akan berubah tajam, bahkan lebih tajam. Matanya redup tetapi penglihatan yang tajam. Bibir tebal Faga yang membuat ia ingin merasakan nya. Tangan hangat Faga sewaktu itu memeluknya, menggandeng tangan nya, dan menggendong nya sewaktu ia pingsan dikampus.

Khayalan nya menjadi kekasih Faga tidak akan tercapai. Karena... dihati lelaki itu ada nama seorang perempuan cantik, yakni Indi.

Bisakah ia menjadi memerankan tokoh Antagonis sekarang?

Atau, merelakan Faga yang selama ini menemani nya?

Jika dipilihan pertama ia pilih, itu bisa iya, dan bisa tidak. Jika ia memilih peran Antagonis ia bisa saja merebut Faga dari Indi, atau memilih peran menjadi Protagonis, membiarkan lelaki disampingnya ini bahagia dengan pilihan nya.

Sulit sekali memilih.

"Aku sayang kamu Ga." Kata Rachel hampir didengar bisikan.

Faga menoleh. "Kamu bilang apa? Aku nggak denger."

Rachel menggeleng lemah, tersenyum miris. Menyeka air mata nya dengan secepat mungkin.

"Tidak ada."

----
weewww.
rachel ngegas broh.

gue matiin Rachel aja ya? /plak.

oke, vote nya mana dulu dong buat team Indi Faga😏💋

oh iya, aku ada Grup Chat nih! Grup Chat Tarangexl! Kuy join sebelum ada ruless. Hehew, chat di id ini ya : angeltsyh
oke! Say "kak join grup dong."
bakal aku invt kok hehe, hari sabtu aku udah makai Rules guuyss! Di grup MWKO keluar aja kalau mau:) aku udah nggak pakai line itu, oke.

bye semuaaa!😗

Long Distance RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang