28. Amarah

28.8K 2.6K 1.3K
                                    

"You have to know where your error lies!"

Dosen berkepala plontos itu membentak seorang Mahasiswa yang berada di depannya ini. Dengan menggunakan bahasa Inggrisnya itu ia sambil menggeleng-gelengkan kepalanya tidak percaya bahwa Mahasiswa kesayangannya ini berbuat kesalahan besar.

"Im sorry, sir."

Setelah berucap maaf, Faga menundukkan kepalanya menyesal karena telah melewati operasi yang seharusnya ia lakukan. Bukannya pergi menemani Rachel berbelanja. Sebenarnya Faga sudah membujuk wanita itu untuk pulang tetapi Rachel lagi-lagi akan marah padanya, mau tidak mau Faga siap menerima resikonya. Seperti sekarang ini.

"Apakah kamu tau apa yang Dokter itu katakan kepada saya?" tanya Dosen bernama Alexander itu.

Faga menggeleng lemah. "No, sir."

"Dia mengatakan sesuatu seperti ini 'I hope you will not choose someone like him again to accompany me surgery' Bagaimana? Kamu hampir memalukan fakultas ke Dokteran ini." Kata Alex.

"Saya kecewa kepadamu, sungguh." Dosen Alex memijat-mijat pangkal hidungnya, sambil menghela napas berat.

"Saya janji tidak akan mengulanginya lagi," ucap Faga.

"Please come out." titah Dosen Alex.

Faga beranjak dari kursinya tanpa mengatakan apa-apa lagi. Setelah keluar dari ruangan Dosennya itu ia kini bingung harus bercerita kepada siapa. Temannya yang satu negara dengannya—yaitu Dika, sedang berada di dalam kelas sekarang ini.

Faga berjalan menuju ke lantai dasar untuk segera pulang ke Apartemen karena moodnya sedang buruk sekarang ini. Setelah sampai di lantai dasar, Faga pergi ke kantin terlebih dahulu untuk membeli air mineral dingin karena cuaca panas sekarang ini cukup membuatnya gerah.

"I need a bottle of a mineral water," kata Faga meminta.

Penjual pria itu menganggukkan kepalanya. "Cold or ordinary?"

"Cold."

Pria itu menganggukan kepalanya lagi, segera mengambilkan minuman dingin tersebut. Lalu ia kembali dengan plastik berwarna hitam kecil yang berisikan air mineral dingin di dalamnya, lalu menyerahkan plastik itu kepada Faga.

Faga menyerahkan uang lalu berbalik meninggalkan penjual itu.

"Your money is excessive, man!" teriak Penjual itu.

Faga melambaikan tangannya sebentar. "Just take it."

Penjual itu mengedikkan bahu lalu tertawa sumbang. Sedangkan Faga sudah hampir mendekati parkiran, Faga berbelok ke kanan tepatnya menghampiri mobil kesayangannya itu yang ia beli di Belanda dengan uangnya sendiri berkerja paruh waktu, tapi sekarang sudah tidak. Ia akan lebih fokus ke Rumah sakit sekarang ini.

Faga membuka mobilnya, lalu menaruh sebotol air mineral itu di dashboard. Kemudian menjalankan mobilnya untuk pulang ke Apartemennya.

🐇🐇🐇

"Hello, by. How are you?" tanya Faga.

Kini ia sedang berada di balkon Apartemennya menikmati indahnya sore pemandangan dari lantai atas ini. Ponsel yang berada di tangannya itu ia genggam erat-erat menyalurkan rasa emosinya itu.

Seseorang di seberang sana yang ia telpon menjawab dengan lirih.

"Faga! Aku kangen tau nggak! Kamu kenapa baru bisa ngehubungi aku sekarang?! Kamu kemana aja? Aku telpon nggak di angket, aku chat nggak di bales? Emangnya kamu sibuk banget ya disana?"

Long Distance RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang