15. Perang Pagi

31.6K 2.4K 65
                                    

Aroma wangi yang menusuk indra penciuman seorang lelaki yang baru saja membuka matanya langsung mengendus dengan sangat nafsu. Tiba-tiba saja perutnya terasa berbunyi tanda meminta jatah makan.

Menyingkap selimut, mengucek mata nya dengan pelan. Setelah itu mengambil kaus nya yang berserakan  di lantai. Pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok gigi terlebih dahulu, setelah selesai ia pun turun untuk mencari aroma sedap yang ia cium sampai saat ini.

Terkekeh geli saat melihat kucin anggora milik pembantu nya itu sedang melintasi dirinya dengan kaki empat nya yang lucu.

"Pagi Milo!" Sapa Faga kepada kucing--betina-- bernama Milo itu.

Milo tidak menjawab ia malah menggesekan badan nya di kaki Faga.

"Milo pagi-pagi udah ngegodain gue aja," kekeh Faga, "yaudah sini gue angkat."

Faga mengambil Milo menggendong nya untuk turun ke lantai bawah. Menuju arah dapur dan disitu juga aroma sedap itu semakin tercium jelas.

Ternyata sang Istri sedang memasak.

"Pagi sayang."  Sapa Faga mendekat Indi.

Indi yang sedang memegang pisau menuding nya dengan cepat. "Eits!"

"Jauh-jauh! Aku alergi kucing," tutur Indi, "walaupun kucing imut plus gemay, tapi aku nggak mau sakit kena bulu kucing nya!"

Refleks Faga menjauh mundur kebelakang terkejut, Faga mencibir kesal. "Lebay."

Faga menurunkan Milo, Milo langsung berlari dengan pantat nya yang semok.

Indi kembali melanjutkan masaknya, tapi gerakan nya terhenti saat Faga tiba-tiba saja memakan udang goreng tepung yang masih panas baru saja ia angkat tadi.

Indi melotot, "kamu!"

"Ah bete, sana ih! Gangguin aja, itu masih panas!" Omel Indi.

"Nggak panas kok," balas Faga kembali mengambil udang dengan cekikan.

"FAGA!" Hardik Indi sangat kesal.

Faga langsung berlari menuju ruang tamu sambil tertawa keras. Tapi, setelah itu ia tersedak.

"Uhuk!" Faga lantas terbatuk-batuk karena udang yang belum digigit utuh langsung memasuki tenggorokan nya.

Indi menaruh semua masakan nya di meja makan tersenyum mengejek.

"Mampus! Siapa suruh gangguin aku masak," kata Indi mengejek.

Faga meminum air putih dengan cepat, bibir nya mengerucut terlihat lucu dimata Indi. Indi ingin tertawa tetapi ia tahan. Dirinya kan sedang mode jahat, tidak mungkin kan ia baru saja ngomel-ngomel langsung tertawa?

"Suami lagi kesedakan malah seneng gitu." eluh Faga.

"Bodo! Lagian kamu gangguin aku masak."

"Jahat amat."

"EITS!"

Faga berniat untuk menarik kursi ingin sarapan pagi yang dibuatkan oleh Istri tercinta. Tapi, gerakan tangan nya yang menarik kursi terhenti saat Indi berteriak dengan lantang sambil melototkan matanya.

Indi lama kelamaan mirip macan betina, gemay.

"Astagfirullah, salah apa hamba mu pagi ini yaAllah, salah mulu." Gumam Faga.

"Kamu bilang apa?!" tanya Indi galak.

Faga memilih untuk tidak jadi menarik kursi itu lagi. Masih berdiri walaupun perutnya sudah ingin di isi.

"Enggak ada sayang, kenapa sih?" tanya Faga memelas.

"Kamu udah mandi belom?"

"Belom."

"Kenapa?!"

Astaga jantung gue, mau loncat, Faga berucap dalam hati.

"Nanti aja, aku laper. Udah cuci muka sama sikat gigi juga, nggak apa-apa lah." Balas Faga.

Indi menutup makanan dimeja dengan tutup lobo besi yang berukuran tidak terlalu besar. Tentu saja dahi Faga berkerut dalam, mengapa makanan enak itu ditutup?

"Kenapa ditutup sih sayang? Aku laper."

Indi mendelik, "mandi dulu sono! Baru makan, aku tungguin di ruang tamu."

Faga mendesah pelan jika dia tidak mengingat apa statusnya dengan wanita di hadapan nya mungkin Faga akan menyemprotkan mulut cabenya itu.

Dengan langkah malas Faga menaiki tangga untuk menuju ke kamarnya, sedangkan Indi terkikik geli saat Faga pasrah seperti itu. Enak ya, menjahili Suami sendiri.

Berjalan menuju ruang tamu berada, sesampainya Indi langsung mendaratkan pantat nya, capek sekali pagi-pagi telah berurusan dengan dapur.

Ia memainkan ponsel sekali-kali melihat kebelakang apakah Faga sudah selesai apa belum.

Yaelah baru aja dia masuk Ndi,

Suara itu mengejutkan Indi, ia menegapkan badan nya yang tadinya bersender kini tegap, melihat kanan dan kiri tidak ada orang.

Suara siapa tadi ya? kata Indi dalam hati.

Mengedikkan bahu tidak perduli, Indi kembali memainkan ponsel nya yang masih berada di genggaman nya tadi.

Kling! Sebuah chat masuk dari Aplikasi whatsapp dari ponsel Indi. Ia pun membuka aplikasi itu, ternyata chat dari Gilang.

Indi tersenyum tipis, beberapa hari belakangan ini Gilang tidak ada kabarnya. Kemarin saja ia tidak ikut berkumpul.

Gilang : Hai Ndi, lo baik-baik aja kan, gue lagi ada di Bogor jenguk adik-adik gue, dua hari lagi gue pulang kok. Btw, si Randy pulang ya? Sampein salam gue ya, bye! I'll miss you:) ✌

Indi terkekeh, lalu membalas.

Iya Lang, gue baik-baik aja disini. Sampein salam juga sama ade" lo ya, iya dia pulang cepetan pulang juga lo, gue bakal kangen sama tingkah gila lo juga wkwk.

Menekan tombol send ia pun menaruh ponsel nya di atas meja, menyalakan televisi untuk ia tonton.

Tidak lama itu, Faga datang dengan rambut yang tidak terlalu basah. Lelaki itu memakai pakaian santai, hanya memakai baju hitam polos dan celana lepis selutut.

"Ayo makan," ajak Faga yang sudah sangat lapar.

Indi menoleh kebelakang, tepatnya pada Faga yang sekarang duduk meja makan.

"Cepet amat gerakan nya kalau soal makan," kekeh Indi.

"Aku laper sayang." Balas Faga.

"Yaudah ayo makan."

"Yes!"

----
HALO
hehew aku baru up sekarang wkwk.

kan aku janji satu hari dua part, maunya sih tadi pagi mw up tpi brhubung wifi jelek jadi yaida up nya siang. dan part ke2 nya bakal aku up malam ya!


see you sayang-sayangku❣

Long Distance RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang