07. Bentak-an

38.1K 2.7K 193
                                    

Setelah sampai nya di rumah pada pukul setengah sebelas ini, Faga langsung membersihkan dirinya terlebih dahulu, ia sudah menemui Indi yang terlelap di kasur mereka berdua. Faga yang sedang menggerakkan jari-jari nya di atas keyboard laptop nya itu. Sesekali melirik Indi.

Faga tersenyum melihat wajah tenang Indi yang sedang tertidur, mereka berdua memang belum berbicara antara satu sama lain. Indi saja belum mengetahui bahwa Faga telah pulang. Lelaki berambut coklat itu sengaja tidak memberitahu.

Ponsel nya berdering menandakan seseorang menelpon nya, ia meraih benda pipih itu dan ternyata Mama nya lah yang menelpon.

"Halo."

"Ya, halo Ma." kata Faga dengan suara pelan.
"Indi udah tau belum kamu pulang?"

"Belom, Mama kok belum tidur?"

"Mama nunggu Gojek."

"Loh? Ngapain Mama mesen Gojek? Ini udah malem loh Ma, jangan kemana-mana." balas Faga khawatir.

Tentu saja ia khawatir, tidak ingin Mama kesayangannya itu terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

"Siapa bilang Mama mau pergi?"

"Jadi?"

"Orang Mama mesen martabak nyuruh Gojek."

Faga mendengus kesal, ternyata itu alasan nya.

"Iya deh iya, Mama jangan tidur kemaleman, ini udah jam setengah dua belas. Inget." Peringat Faga.

"Iya sayang, Mama inget, dah."

Setelah memutuskan sambungan, Faga menaruh kembali ponsel nya, kembali fokus kepada laptop yang berada di atas paha nya sekarang.

Indi yang tidur di sebelahnya seakan tak ada yang mengganggu nya, terlihat tenang. Faga mengelus rambut perempuan itu penuh kasih sayang.

Faga mematikan laptop nya merasakan kantuk yang telah mendatangi dirinya pelan-pelan.

Setelah itu ia berbaring menyamankan posisi tidurnya, mengecup kening Indi lama. Tanpa sadar Indi mengeluh lalu memeluk pinggang Faga dan menaruh kepala nya di dada bidang Faga.

Faga terkekeh tanpa alasan, memeluk perempuan itu juga. Dan, lama-kelamaan Faga juga tertidur sama seperti Indi.

* * * *

Pagi nya, matahari telah menampakkan sinarnya yang hangat membuat orang-orang di sabtu pagi libur ini ingin melakukan kegiatan Olahraga di depan rumah nya masing-masing. Kicauan burung telah terdengar kesana-kemari. Ributnya para tetangga membeli sayur terdengar juga.

Seorang perempuan yang baru bangun karena letih sebab kemarin ia dihukum oleh Dosen nya berdiri di lapangan. Dikira Indi masih SMA? Aneh, tapi nyata. Belum lagi ia harus pergi ke Rumah Sakit sebagai Dokter magang.

Indi menyipitkan matanya karena cahaya sinar matahari dari celah korden nya membuat ia sulit melihat lebih jelas. Siapa yang membuka korden? Tidak perduli akan hal itu, ia beranjak dari kasur menuju ke kamar mandi.

Setelah selesai ia juga sekalian mandi, perempuan itu memakai pakaian rumah dengan gaya sederhana. Hanya memakai celana pendek sepaha berwarna hitam, dan memakai kaus berwarna putih bertulisan Girls, toh ia hanya sendirian di rumah tidak ada yang melihat.

Long Distance RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang