09. Sepedas Cabai

34.7K 2.7K 262
                                    

Baru saja Faga selesai memakai baju dan merapikan rambut nya yang basah mendengar teriakan Indi yang menggelegar di lantai bawah. Dahi nya mengkerut sambil bergumam.

Gue pulang ke Indonesia nggak ada spesial-spesial nya ya. batin Faga malas.

Mengambil ponselnya yang ada di atas kasur lalu turun kebawah melihat apa yang terjadi. Faga tersenyum tetapi hanya dibalas wajah jutek nan sadis dari Indi.

"Kenapa?" tanya Faga selembut mungkin.

"Ada 'selingkuhan' kamu didepan." Balas Indi sengaja menekan kata kedua tadi.

"Hah? Selingkuhan? Ngaco ih kamu," Faga tertawa receh.

Indi berjalan kembali dimana pintu berada, menatap sinis perempuan yang duduk di kursi teras. Faga menyusul Indi, memunculkan kepala nya.

Astaga nih cewek bule. Ngikut mulu kayak anak ayam.

Faga berdehem sambil melihat Indi yang berlipat tangan sambil menatap sinis Rachel. Selama ini dirinya tidak pernah melihat Indi menatap tajam seseorang, jujur, baru pertama kalinya.

Faga keluar dengan pakaian santai nya, Rachel yang bermain ponsel mendongak kala melihat Faga. Perempuan itu tersenyum lebar menampilkan deretan gigi nya yang rapih.

"Halo." Sapa Rachel.

"Ngapain kerumah aku?" tanya Faga to the point.

"Bukannya aku sudah mengatakan bahwa aku meminta kau menemaniku jalan-jalan?"

"Tidak ada?" balas Faga bertanya juga.

"Aku menelponmu tadi."

"Ekhem." Suara deheman keras dari pintu terdengar.

Rachel memiringkan kepala nya melihat Indi bergantian lagi melihat Faga.

"Kau tidak mau mengenaliku dengan nya?" tanya Rachel.

Faga menggaruk kepala belakang nya yang tidak gatal. "Oh, ini Rachel temen aku di Belanda, ini Indi istri aku."

Wajah Rachel terlihat pucat pasi. Sedangkan Indi tersenyum jahat seperti sinetron di televisi. Untung saja ia tidak tertawa lebar-lebar sangkin bahagia nya.

"O-hh, in-i Istri mu. Hai." Ujar Rachel terbata-bata.

"Hai." Balas Indi.

Perlahan ia mendekati Faga menarik lengan lelaki itu, menggenggam nya mesra.

"Maaf ya, hari ini Faga nggak bisa jalan sama kamu, kamu katanya pacarnya ya? Nggak tau malu ih kamu, jelas-jelas aku istri nya. Hihi, pulang gih sana," usir Indi secara halus.

Faga melotot melihat Indi yang cengar-cengir. Rachel diam, masih ditempat nya, ia rasa tubuhnya kaku untuk bergerak.

Faga ikutan nyengir, ikut dalam permainan Indi, ia juga sedikit risi karena Rachel datang kerumahnya.

Baginya Rachel adalah pengganggu romantis-romantis-an sama Indi.

"Lain kali saja, aku akan menemanimu, atau aku akan menelpon salah satu temanku yang berada di kafe kemarin. Mau tidak?" tanya Faga tersenyum.

Rachel menggeleng samar mencoba tersenyum, mata nya memancarkan kebohongan dan kecewa. Mata nya memburam, perempuan cantik dari Belanda itu melihat langit-langit rumah Faga dan Indi.

Dengan suara parau ia membalas. "Tidak, terima kasih. Aku akan pulang."

Baik Faga maupun Indi sama-sama mengangguk antusias.

"Bye! Hati-hati nabrak." Indi tertawa ketika selesai berbicara.

Faga diam, lalu kembali kedalam rumah.

Long Distance RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang