38. Pedih

14.9K 1.8K 249
                                    

Saranku baca sambil denger yang di mulmed ya!! Aku ngetik sambil denger itu, enak banget dengernya wkwk.

Happy listening and Reading<3

● ● ● ●

"Gar?" 

"Woy. Gara?"

Indi menepuk lengan Gara pelan kemudian cowok itu terperanjat sambil mengedipkan matanya beberapa kali. Cowok itu malah meliuk-liukkan badannya entah karena apa.

Kerutan halus terlihat jelas di dahi Indi.

"Kenapa lo?" 

"Nggak." jawab Gara.

Gara memutar badannya semula, tidak ingin membayangkan hal yang tadi, sangat menjijikan dan membuat seluruh badannya panas. Indi masih melihat Gara yang menyampingkan dirinya, heran mengapa cowok itu bersikap aneh.

Menatap dirinya dengan tatapan yang tidak bisa Indi jelaskan. Tidak terlalu mengambil pusing, Indi mengedikkan bahunya kembali melihat barang-barang yang berputar terus-menerus.

Beberapa menit kemudian, anggota keluarganya termasuk Sandi dan Gara keluar dari area bandara. Menunggu jemputan dari Joshua.

"Mami." Suara anak kecil yang sangat menggemaskan itu menghampiri Indi yang sedang sibuk memperbaiki sepatunya.

Indi mendongak lalu tersenyum hangat kepada bocah itu. "Iya Sayang?"

Inka mengalungkan tangannya di leher Indi meminta dirinya untuk digendong, Indi pun menuruti sang keponakan.

"Inka kenapa hm? Seneng nggak kita ketemu Papi Faga?" tanya Indi tersenyum lebar.

Inka menganggukan kepalanya antusias. "Seneng banget Mi!" 

Indi terkekeh mencium pipi anak itu singkat. Terdengar dari arah kiri ada empat mobil berhenti tepat di depan mereka semua. Di mobil pertama itu, ada seorang pria menggunakan jas hitam  dan juga kacamata hitamnya keluar dengan ciri khasnya sendiri.

Gara memutar bola matanya dengan malas melihat gaya Joshua yang seperti akan jalan di red carpet saja. Rasanya ia ingin melempar wajah cowok itu menggunakan botol air minum yang ia pegang saat ini.

"Hello, family Hornson. Welcome to Belanda." Ucap Joshua kepada mereka semua seraya tersenyum hangat.

"Welkam welkom, gayaan make Inggris lagi." Gara menyeletuk membuat Arkan--Ayah Faga-- menggeleng-gelengkan kepalanya heran.

"Makasih nak Joshua, mau jemput kami disini." ujar Arkan.

Joshua yang semulanya berdebat dengan Gara kini menoleh membalas senyuman Arkan.

"Sama-sama Om! Nggak ada masalah itu mah kalau jemput kalian semua disini. Toh, Faga udah aku anggep Saudara sendiri." balas Joshua.

"Ekhem!" Sebuah suara mengalihkan pembincaraan.

Terlihat Sandi yang melirik Joshua dengan tajam. Joshua terkekeh pelan.

"Sama Sandi juga Sau-da-ra aku Om." Joshua berbicara penuh penekanan saat ia mengucapkan 'Saudara'.

Arkan tertawa kemudian ia dengan orang-orang Joshua membantu membawa barang-barang ke koper.

"Ma, Pa. Indi sama Joshua ya naik mobilnya, kalian di mobil yang lain. Ada yang mau aku bicarain sama Joshua." ucap Indi meminta ijin.

Rani, Rizal, serta kedua mertuanya itu mengangguk memberikan izin.

"Iya. Kamu langsung ke rumah sakit apa singgah ke hotel dulu?" tanya Rani.

Long Distance RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang