08. Indi vs Rachel

35.6K 3K 435
                                    

"Kamu jahat."

Dua kata itu membuat Faga malah menjadi diam mematung ditempat. Seolah di hantam benda keras. Seolah merasa di tampar hanya dengan kata-kata.

Astaga, Faga malah tetap diam berdiri di meja makan tanpa mengejar Indi. Biarlah perempuan itu menenangkan dirinya terlebih dahulu.

Faga memejamkan mata, menghembuskan napas berat. Ia menyimpun piring menaruh di wastafel menyucinya lalu mengerikan.

Berjalan menaiki kamar mereka berdua yang luas, Faga membuka pintu tetapi tidak bisa. Ternyata dikunci oleh Indi dari dalam.

Mengetuk pintu itu sebanyak tiga kali, "Sayang?"

"Buka dong, maaf aku udah kasar sama kamu."

"Kamu juga nyulut emosi aku, tau kan kalau aku nggak suka kamu dekat-dekat cowok lain."

Sama sekali tidak ada sahutan. Bahu nya menjadi lemas, Faga lebih memilih untuk menunggu perempuan itu keluar, ia bersandar di sebelah pintu, tepatnya pada tembok. Ingin menuju kamarnya dulu sewaktu ia masih SMA, tapi ia urungkan niatnya itu.

Lebih baik ia menunggu saja.

* * * *

Indi menangis di samping kasurnya, mengapa Faga menajadi sekasar ini padanya? Padahal ia hanya bermain-main saja mengatakan semua itu.

Indi menoleh ke pintu ketika mendengar ketukan. Mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulut Faga.

"Sayang?"

Indi enggan menjawabnya.

"Buka dong, maaf aku udah kasar sama kamu."

Masih sama, enggan menjawabnya.

"Kamu juga nyulut emosi aku, tau kan kalau aku nggak suka kamu dekat-dekat cowok lain." itu kata terakhir yang ia dengar, tidak ada lagi.

Apa Faga pergi? Tetapi, itu tidak mungkin.

Ponsel Faga berdering menandakan seseorang menelpon. Indi beranjak dari duduknya berjalan mendekati meja belajarnya.

Rachel's calling.

"Rachel?" gumam Indi.

Menggeser tombol hijau itu lalu menempelkan ponsel di telinga.

"Selamat pagi! Apakah hari ini kau bisa menemaniku jalan-jalan?"

Jalan-jalan? tanya batin Indi.

Indi menggigit bibir bawahnya cemas.

"Halo?"

"Apakah kau masih mendengarkanku Faga?"

"Haloo?"

"Apakah kau masih berada disa--"

Sambungan terputus dari Indi, ia masih menempelkan benda pipih itu di telinga nya.

Jalan-jalan? Apakah itu sesuatu yang pantas di dengar sebagai seorang istri? Apalagi, itu adalah suara seorang perempuan, sekaligus teman Faga di Belanda.

Tapi, tunggu dulu, mengapa Rachel berada di Indonesia? Apakah ia bersama-sama Faga? Apakah Faga mengajaknya? Dan masih banyak pertanyaan yang berada di pikirannya.

Long Distance RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang