BAB 4

2.1K 200 15
                                    

*Rheel's POV

PIP PIP

Mataku terbuka dengan pelan dan aku segera menggerutu.

"Sial." kataku pelan lalu menarik rambutku ke belakang dan mendorong tubuhku hingga duduk di kasur.

Aku menyentuh tombol telepon yang berada di dinding dan wajah Lynn segera muncul di dindingku.

"Selamat pagi Rheel." katanya dengan nada yang agak dingin.

Aku mengangguk dengan pelan lalu membalasnya.

Lynn melihatku dengan mata coklatnya yang sekali lagi terlihat agak dingin.

"Ketua ingin kau segera ke sini." katanya singkat dan ketus.

Aku menatapnya lekat tepat di matanya lalu mengangguk. "Aku mengerti."

Tanpa mengatakan apa - apa, layar dihadapanku menghilang.

Aku mendesah napas dan mengacak - acak rambutku. Sudah sebulan semenjak perebutan The Mystic Stone dan sudah sebulan pula semenjak aku mulai mengusir semua orang menjauh dariku—termasuk Rin.

Dengan perlahan aku mengarahkan tanganku ke dadaku dan mencoba untuk merasakan detak jantungku. Namun detak jantungku tidak berubah.

"Ternyata memang benar..." gumamku pada diriku sendiri.

Hatiku telah mati.

Dengan gerasakan gesit, aku melempar kakiku turun dari kasur dan segera menganti bajuku.
Setelah kurang lebih 5 menit bersiap - siap, akhirnya aku segera keluar dari kamar dan melangkah ke arah ruangan Top Division.

Secara otomatis aku langsung membangun aura dingin di sekitarku. Bahkan aku tidak membutuhkan energi apapun untuk melakukan itu. Lagipula sebagai orang terkutuk, aura dingin itu selalu menempel pada kami.

Agar tidak ada orang yang terlalu dekat dengan kami. Karena kami terlahir untuk sendiri.
Karena jika kami terlalu dekat dengan seseorang...

Orang itu akan terluka.

Ingatan mengenai malam itu... Malam di mana aku menarik kembali kegelapanku yang berada di dalam tubuh Rin.

Dengan cepat aku segera menenangkan kepalaku dan langsung menghapus ingatan mengenai gadis itu.

'Tugasku adalah menjaga Masterku,' kataku dalam hati untuk mengingatkan diriku sendiri.

Pintu otomatis itu segera terbuka, memperlihatkan ruangan serba putih yang berisikan banyak monitor dan tombol - tombol aneh dan berbagai bentuk.

Aku segera mengarahkan kakiku lalu berlutut saat aku sampai di tengah ruangan.

"Rheel, selamat siang." kata Ketua dengan nada cerianya seperti biasa.

Aku mengangkat tubuhku dan berdiri dengan tegak.

Kontras dengan nada Ketua yang ceria, aura di dalam ruangan Top Division sekarang benar - benar kelam dan serius. Aku dapat dengan jelas melihat ketegangan di wajah para anggota Top Division yang dengan cermat dan serius mengamati monitor di hadapan mereka.

"Tampaknya kalian sangat sibuk." kataku pelan dengan nada monoton.

"Hmm, ya banyak yang terjadi." jawab Ketua yang terkesan cuek.

Dari ujung mataku, aku dapat melihat Lynn menatapku untuk beberapa saat dengan mata coklatnya yang terlihat dingin. Begitu mata kami bertemu, dia langsung membuang mukanya dan menatap layar di hadapannya sekali lagi.

Lynn—tidak, semua anggota Top Division sudah mengetahui apa yang terjadi antara aku dan Rin. Kevin dan Elysia termasuk tentu saja. Mereka sendiri tahu berita itu dariku karena Rin tampaknya sama sekali tidak mau mengungkit masalah itu.

LEGEND OF ASWALD - The Gift HolderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang