*Rheel's POV
Aku membiarkan tubuhku setengah diseret oleh Kevin hingga sampai di depan gerbang Kerajaan Luinne.
Kami baru saja mau melewati gerbang istana Kerajaan Luinne saat suara Claude terdengar kembali.
"Maaf... Aku ingin meminta pertolongan kalian." gumamnya sambil menatap Kevin, Elysia kemudian ke arahku dengan wajah yang terlihat sangat sedih.
Kevin membalikkan tubuhnya agar dapat melihat Claude yang berada di belakangnya—otomatis menggerakkan tubuhku agar dapat menatap Claude juga.
"Aku mohon rahasiakan keberadaanku sekarang... terutama ke Karen." katanya dengan sangat pelan tanpa menatap mata kami bertiga. Bahkan sekarang dia sedang menundukkan kepalanya sambil memohon ke kami.
Tentu saja kami semua sangat terkejut namun yang paling pertama merespon adalah Elysia. "Tapi Claude! Aku yakin diantara semua orang, Karenlah yang paling ingin bertemu denganmu! Kenapa? Apa ada alasan...?"
Claude yang masih terus menundukkan kepalanya namun dengan enggan dia membuka mulutnya dan berbicara. "Aku akan menceritakan semuanya saat bertemu dengan Ketua. Namun Karen... Tolong rahasiakan keberadaanku darinya... Kumohon."
Aku menatap Claude yang masih menundukkan kepalanya dengan sangat rendah ke arah kami. Rambut merahnya basah sehingga rambutnya turun menutupi wajahnya padahal biasanya rambutnya ditata dengan rapi hingga wajahnya terlihat dengan jelas.
Aku menghela napasku dan menganggukkan kepalaku ke arah Kevin. Aku tidak memiliki kekuatan yang banyak sekarang dan hanya itu yang dapat kulakukan.
Kevin segera membalas anggukanku dengan menganggukkan kepalanya juga kemudian berbicara. "Aku mengerti Claude. Kalau begitu aku akan meminta pelayan untuk menyiapkan kamar yang paling jauh dari kamar Karen. Apakah itu cukup?"
Claude segera mengangkat kepalanya dan memberikan senyuman yang sangat cerah ke arah kami. Elysia tampaknya masih ragu namun dia menghargai permintaan Claude.
Kevin melepaskan tanganku dan segera masuk ke dalam Kerajaan Luinne sendiri untuk memberikan perintah ke pelayan. Walaupun masih oleng, aku sudah dapat berdiri sendiri. Kepalaku pening dan pandanganku sedikit gelap. Yah, aku benar - benar kekurangan darah, bahkan aku ingin memberikan tepukan ke tubuhku yang masih sanggup berdiri sekarang.
Saat itu terdengar banyak suara dari dalam Kerajaan Luinne. Tampaknya hilangnya kami selama hampir lebih dari 5 jam ini membuat semuanya khawatir. Setelah beberapa saat, Kevin yang tampaknya berhasil menenangkan semuanya kembali keluar untuk menjemput kami. Wajahnya terlihat kelelahan tapi dia memancarkan senyuman kecil. "Aku sudah menyuruh semua orang untuk pergi dan mencari Ketua. Ini kesempatan kita, kita harus bergerak dengan cepat!"
Dengan itu, kami berlima segera berlari dengan cukup kencang ke arah kamar yang telah disediakan oleh pelayan dan benar saja, kamar itu cukup jauh.
Kami berhasil masuk ke dalam kamar yang cukup mewah itu dan Claude langsung duduk di lantai yang berkarpet lembut itu.
Napasnya pendek dan aku melihat dia memegang dadanya dengan wajah kesakitan. Aku sendiri membiarkan tubuhku terjatuh dan duduk di sampingnya.
Dia melihatku sebentar kemudian menepuk punggungku dengan lembut namun cukup kuat seolah dia sedang memberikan support padaku tanpa suara. Aku melihat mata hitamnya dengan mata hitamku yang lebih dingin dan berkata. "Sebaiknya kau membersihkan dirimu dulu Claude. Lagipula kau bisa sakit kalau hanya membiarkan tubuhmu yang basah terkena hujan ini begitu saja."
"Heh, dadaku telah ditusuk oleh pedang namun kau malah takut aku sakit hanya karena hujan." gumamnya dengan nada mengejek namun aku menghiraukannya. Kepalaku yang pening sendiri sudah cukup membuatku repot.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEGEND OF ASWALD - The Gift Holder
Fantasy"Tidak! Apapun yang terjadi aku harus menemukannya! Aku tidak bisa kehilangan dia 'juga'... Dia adalah orang yang paling berharga untukku. Kumohon... jangan ambil dia dariku." . . . Perebutan The Mystic Stone telah mencapai akhir, tapi perebutan The...