BAB 42

992 117 64
                                    

HAH! Guysss author baru sadar kalau buku ini udah 2 tahun ya TT

Pantesan aja kalian ribut minta updatenya cepet wkwkwk.

Duh maaf banget ya, author bener - bener ga sadar kalau udah selama dan se-slow itu update :')

Author janji deh bakal nyelesain buku ini sebelum Februari! Buku keempat ini bentar lagi abis dan author mikir bakal ngelanjutin satu buku terakhir lagi, tapi author belum bisa janji kapan!

Anyway, kali ini kita mulai cerita lagi soal Rin dkk jadi silahkan dinikmati!

-----------------------------------------------------

*Lars's POV

Setelah Ketua meledakkan Capital, aku dan Nightmare langsung bergerak dengan cepat dan keluar dari Capital menuju ke Kerajaan Hevanio.

Ketua tidak memerintahkan kami untuk ikut menghancurkan Kerajaan atau membuat kekacauan. Kami hanya perlu menjadi teman main anggota Shadow saja dan aku tidak senang dengan perintah Ketua.

Aku melirik ke belakangku dan mendapati bocah - bocah Shadow itu masih mengikuti kami dan aku mendengus.

"Oi Nightmare, kita berpencar." gumamku pelan ke arah gadis berambut pirang yang melompat menghindari bangunan tinggi yang berada di Kerajaan Hevanio ini dengan lincah.

Nightmare melihatku dengan matanya itu kemudian dia mengangguk dengan pelan dan langsung melompat menjauh dariku. Sesuai dugaanku, si Pangeran Terkutuk itu langsung mengikuti gerakan Nightmare tanpa pikir panjang—membuatku harus meladeni Pangeran Escion dan Putri Klavier ini.

Aku melirik ke atas, menatap awan hitam yang kini berputar - putar mengelilingi Kerajaan Hevanio. Kerajaan Hevanio merupakan Kerajaan paling Utara yang berada di Aswald sehingga banyak salju yang tertumpuk di daerah Utara. Walaupun begitu, tubuhku sudah terlatih—bukan, mungkin lebih tepatnya aku telah terbiasa dengan salju ini, lagipula Kerajaan Hevanio merupakan tempat kelahiranku.

Tapi Kerajaan Hevanio yang kini sedang kulihat sangat berbeda dari yang kuingat. Kerajaan Hevanio selalu terlihat sangat terang karena kota selalu dipenuhi dengan lampu - lampu yang membuat Kerajaan Hevanio bersinar. Namun kini Kerajaan Hevanio terlihat gelap, bahkan aku tidak dapat mendengar suara apapun.

Aku tidak terkejut tentu saja. Lagipula Ketua sudah bilang kalau dia bermaksud untuk mengacaukan Aswald secara keseluruhan dan Kerajaan Hevanio tidak mendapatkan pengecualian. Lagipula aku tidak keberatan. Walaupun Kerajaan Hevanio merupakan tempat kelahiranku, aku sama sekali tidak merasakan ikatan di Kerajaan ini. Terutama setelah semua yang terjadi. Semua tekanan dan harapan yang mereka lemparkan bagiku, rasanya Kerajaan ini hanya menjadi tempat kenangan buruk saja.

Tiba - tiba bulu kudukku berdiri dan aku mendongak ke atas dan mendapati awan hitam yang dari tadi mulai menyelimuti Kerajaan Hevanio kini terlihat makin gelap. Bahkan di dalam awan hitam itu, ada garis - garis sihir hitam dan putih yang terlihat seperti petir yang mengerikan. Aku tidak tahu apa yang sedang terjadi tapi apa yang terjadi di Aswald sekarang ini benar - benar merupakan akibat dari para Ultimo dan harus kuakui, kami semua benar - benar bukan tandingan mereka.

Dengan sekali gerakan, aku memanjat salah satu atap rumah dan membalikkan tubuhku dan menatap kedua bocah Shadow yang juga berhenti beberapa meter dariku ini.

Udara dingin mulai mencekik tubuhku dan napas yang kukeluarkan membentuk asap putih yang telah lama tidak kulihat. Salju yang sudah tertimbun di atas atap ini menutupi telapak kakiku namun aku tidak merasa kedinginan sama sekali.

Kedua anggota Shadow itu hanya melihatku dengan tajam dan waspada. Aku tahu kalau mereka berdua sangat menjaga jarak mereka dariku karena aku bisa kapan saja menciptakan cloneku demi melawan mereka namun aku tidak begitu tertarik. Lagipula Ketua tidak memerintahkanku untuk membunuh ataupun untuk melakukan apa - apa ke mereka.

LEGEND OF ASWALD - The Gift HolderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang