BAB 15

1.3K 169 18
                                    

*Elysia's POV

Aku melangkah dengan gugup dan cemas. Kevin yang juga berjalan di sampingku tampaknya menyadari sikapku dan langsung menyentuh bahuku dengan lembut—memberiku support yang sangat kubutuhkan sekarang.

Sejak kemarin aku tidak bisa tidur sama sekali. Kami tiba di Kerajaan Luinne kemarin siang dan sudah sehari sejak kejadian yang menyeramkan itu.

Aku terus menerus teringat akan Rin dan Claude...

Aku tidak mungkin bisa tidur, ingatanku mengenai Claude dan Rin terus bermunculan dan itu membuat hatiku perih sekali.

Kevin membukakan pintu besar yang membawa kami ke hall yang berisikan lukisan - lukisan terbaik Aswald yang dibingkai emas. Hall ini benar - benar luas dan terkesan mewah. Di tengah - tengah hall ini, terdapat sofa panjang dan besar. Ditambah lagi dengan beberapa sofa single yang terlihat sangat empuk dengan warna merah mencolok yang sangat kontras dengan warna emas di sekitarnya. Pokoknya hall ini benar - benar mewah.

Aku menatap Lynn yang berdiri tepat di tengah - tengah permadani bernuansa merah dan hijau yang terlihat sangat empuk dan hangat.

Aku dan Kevin langsung mempercepat langkah kami dan menuju ke arahnya.

"Rheel." gumam Kevin saat melihat lelaki berambut hitam dan mata hitam itu telah duduk di sofa single yang paling dekat dengat perapian. Wajah Rheel terlihat benar - benar pucat dan matanya setengah tertutup. Dia terlihat lelah dan... aku tidak tahu. Kesepian?

Rheel menatap kami dan mencoba untuk berdiri namun Lynn langsung melarangnya. "Rheel! Kau baru sadar! Kau harus beristirahat!" katanya.

Rheel segera diam dan langsung membenamkan dirinya dalam - dalam di sofanya itu. Selimut berwarna coklat tua yang meliliti badannya terlihat sangat hangat. Pasti ada suatu alasan mengapa Rheel terlihat seperti sedang kedinginan.

Aku dan Kevin segera berjalan ke arah Rheel dan duduk di sofa panjang yang berada di sampingnya.

Di hadapan kami, Gilbert berdiri dengan tegak sambil melihat ke arah pintu terus - menerus. Tampaknya dia sedang menunggu kehadiran seseorang.

Alasan mengapa kami berada di hall milik Yang Mulia Ratu Emerald adalah karena Ketua ingin mengatakan sesuatu pada kami. Aku benar - benar lega saat melihat wajah Ketua namun Ketua sama sekali tidak tersenyum seperti biasa.

Apa yang akan kita lakukan sekarang?

HQ telah hancur berantakan. Semua fasilitas yang kami punya. Semua hal yang kami punya...

Tapi bukan hanya itu saja yang hancur.

Kepercayaan diri, perasaan aman, kepercayaan kami ke orang lain... semuanya hancur begitu anggota Light datang menyerang kami.

Bagaimana caranya anggota Light dapat menyerang kami tepat saat Ketua sedang pergi? Apakah semua itu hanya sebuah kebetulan saja? Tapi tidak mungkin kan? Tidak mungkin mereka mengambil resiko yang sangat besar dan menyerang HQ kami saat Ketua sedang ada di tempat.

Tapi bagaimana mereka bisa tahu? Apakah ada yang membocorkan hal itu kepada mereka? Tapi yang mengetahui pergerakan Ketua hanya para Top Division saja. Itupun tidak termasuk Quarter 0.

Tiba - tiba pintu terbuka dan kami semua mengarahkan pandangan kami ke pintu itu.

Ketua berjalan dengan pasti dan matanya menatap kami dengan sangat tajam.

Melihat kedatangan Ketua, aku dan Kevin juga Lynn dan Gilbert segera berdiri. Awalnya Rheel juga bermaksud untuk berdiri namun Lynn memerintahkannya untuk tetap duduk karena kondisi tubuhnya sedang tidak stabil.

LEGEND OF ASWALD - The Gift HolderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang