BAB 31

910 118 25
                                    

*Zach's POV

Aku kembali memeluk lututku dengan erat—mencoba untuk menenangkan detak jantungku yang berdetak dengan gila setelah bertemu dengan orang itu.

Ketua Light sekaligus kembaran Tuan Rynelf dan juga seorang Ultimo, Seth.

Sebenarnya aku sudah pernah melihat wajah Seth sekilas saat aku melihat masa lalu Tuan Rynelf. Tapi auranya yang dulu dengan yang kini benar - benar berbeda. Jauh berbeda.

Dan lagi, di ingatan Tuan Rynelf, Seth banyak tersenyum dan mereka terlihat sangat akrab. Namun kini, bukan hanya Seth tampaknya sangat membenci Tuan Rynelf, tapi juga senyumannya... terlihat palsu dan juga dingin.

Ini pertama kalinya aku bertemu dengan orang yang auranya benar - benar dingin. Aku tidak yakin dapat bertatapan langsung lagi dengannya. Rasanya jantungku bisa berhenti hanya karena menatap mata merahnya yang terang itu.

Benar... mata merah menyala—sama seperti mata naga yang kulihat di ingatan Tuan Rynelf.

Kembali, bulu kudukku merinding saat mengingat mata naga yang dulu kulihat di dalam ingatan Tuan Rynelf.

Aku mengangkat kepalaku dan mengamati tiga orang yang berada cukup jauh dariku.

Rheel sedang duduk menyandarkan tubuhnya di dinding. Tampaknya lukanya kembali terbuka karena napasnya sangat pendek dan wajahnya terlihat sedikit pucat.

Kevin berlutut di samping Rheel sehingga membuatnya menghadapku namun di wajahnya hanya terpampang kekhawatiran yang terlihat dengan jelas.

Elysia juga berlutut di samping Rheel namun membelakangiku. Aku tidak dapat melihat wajahnya namun dari suaranya, mungkin sekarang dia sedang menahan air matanya agar tidak keluar.

Aku menatap wajah pria berambut dan bermata hitam itu dengan lekat.

Kedua bahunya naik turun dengan cepat dan dia meringis kesakitan beberapa kali. Bahkan di wajahnya—rasa sakit terlihat dengan cukup jelas.

Aku memang penasaran dengan Rheel. Jika dibandingkan dengan Tuan Rynelf, dia memang jauh lebih gelap. Lebih terlihat menahan dirinya dan juga lebih terikat dengan kutukannya itu.

Namun ternyata dia tidak sesial yang kuduga...

Soalnya dia mempunyai teman yang mendukung dan menyayanginya. Tapi gadis berambut pirang pendek itu... tampaknya dia sangat dekat dengan Rheel. Namun entah mengapa dia tidak terlihat mengenal Rheel sama sekali. Dan lagi, matanya terlihat mati.

"Aku... sudah tidak apa - apa. Dibandingkan mengkhawatirkanku, lebih baik kita memikirkan cara untuk keluar dari tempat ini." Suara Rheel terdengar—membawaku kembali dari pikiranku. Tapi suaranya terdengar sangat lemah dan kecil. Tampaknya dia sendiri sudah hampir mencapai batasnya.

Yah, lagipula dia mengeluarkan sangat banyak darah. Bahkan kini masih mengeluarkan darah. Aku bahkan terkejut karena dia belum mati. Hidup sebagai seorang Royalty memang enak ya.

"Baiklah, kau benar. Kita tidak bisa diam terus dan menunggumu untuk sembuh." Kevin berdiri dengan tegak lalu kemudian melihatku. "Kau tidak apa - apa Zach?"

Mataku melebar karena terkejut kemudian membalasnya dengan terbata - bata. "A—Aku tidak apa - apa."

Ini pertama kalinya ada orang yang menanyakan keadaanku. Bahkan mungkin ini ke-7 kalinya ada orang yang memanggil namaku.

"Maaf ya kau jadinya harus mengalami hal ini. Tapi tenang saja, kami akan membawamu keluar secepat mungkin." Kata Elysia yang melangkah ke dekatku kemudian berlutut beberapa cm di sampingku.

LEGEND OF ASWALD - The Gift HolderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang