Halo guys! Maaf updatenya lama 😭
Author juga udah mulai kerja Oktober ini, jadi ga ada waktu buat nulis :')
Tapi author pengen banget nyelesain buku ini jadi author harap kalian juga mau tetap setia ama buku ini ya!
TERIMA KASIH BANYAK BUAT KALIAN YANG TERUS SETIA DAN SABAR BANGET NUNGGUIN BUKU INI! LOVE YOU GUYSSS 😭😭😭
Nah silahkan nikmati chapter kali ini~
————————————————————-*Owen's POV
Aku melirik ke arah Ketua Starlight kemudian ke arah 2 orang anggota Shadow—Lynn dan Gilbert. Seakan mengerti maksudku, Lynn menatapku kemudian menganggukkan kepalanya. Aku menganggukkan kepalaku untuk membalasnya kemudian segera menahan gadis yang telah mengeluarkan tombak peraknya itu.
Aku memegang lengan kirinya yang kencang karena otot. Dia terkejut kemudian menatapku lalu berbicara dengan terbata – bata. "A—Apa maumu?"
Mata biru cerahku menatap mata gadis yang berambut coklat itu. Padahal kami jarang bertemu tapi saat dia menatap mataku, dia selalu seperti ini.
Aku menahan diriku untuk menghela napas atau mengeluh. Lagipula kami tidak punya waktu untuk bersantai – santai.
"Berhati – hatilah." Gumamku pendek ke arahnya namun aku mengeratkan peganganku di lengannya. Mencoba untuk menunjukkan kalau aku serius dengan perkataanku.
Dan lagi jika dibandingkan dengan semua perempuan yang pernah kutemui, Jen merupakan yang paling semberono dan selalu bertindak tanpa berpikir. Membuatku makin khawatir padanya.
Matahari siang telah ditutupi oleh asap dan abu beterbangan di udara—membuat langitnya sedikit berwarna gelap. Api yang berkobar di sekitar kami akibat serangan Ketua Light tadi memantulkan warna orange di wajah Jen. Tapi walaupun begitu aku yakin aku dapat melihat kalau wajahnya sedikit merona.
Dia mengalihkan pandangannya dariku kemudian berbicara dengan pelan. "A—Aku tahu kok. Terima kasih."
Aku melepas peganganku dari lengannya kemudian berkata ke kembarannya yang masih dengan sabar menunggu Jen untuk pergi mencari Orenda—Ratu Kerajaan Sorcerer. "Alex, kau juga berhati – hatilah."
Alex menganggukkan kepalanya sambil melambaikan tangannya ke arahku. Karena aku tidak mau membuang waktuku lebih dari ini, aku segera membalikkan badanku—bersiap untuk bergabung dengan Lynn juga Gilbert namun aku berhenti saat menyadari sesuatu menahan bajuku.
Aku membalikkan tubuhku lagi dan mendapati Jen menahan jubahku menggunakan tangan kirinya dan dia menatapku. Wajahnya tidak terlihat merona lagi melainkan mata coklatnya mengkilat dengan cerah. "Kau juga berhati – hatilah Owen."
Aku tersenyum ke arahnya sambil menganggukkan kepalaku. Tanpa melihat ke belakang, aku segera melompat ke arah Lynn dan Gilbert, sedangkan Alex dan Jen segera pergi mengikuti Ketua Starlight untuk mencari Orenda.
"Kalian lucu sekali." Gumam Lynn tanpa melihatku. Dia dan Gilbert masih membantu orang – orang mengungsi dan melindungi mereka dari reruntuhan gedung putih ini.
"Biarkan aku Lynn." Keluhku sambil menarik sarung tanganku dari tangan kananku.
Gilbert hanya melihatku tanpa mengatakan apa – apa, namun dia terus mengibas – ngibaskan sabit raksasanya—menimbulkan angin yang sangat kencang agar dia dapat menahan reruntuhan gedung sebelum mengenai seseorang.
Aku melihat sekelilingku. Hampir semua orang telah mengungsi dari Central dan mereka semua cukup kuat hingga tidak ada yang terluka berat. Terlebih lagi tadi saat Ketua Light menghancurkan gedung putih ini, Ketua Shadow sempat menahannya menggunakan sihirnya jadi korban jiwa bisa sangat minimal.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEGEND OF ASWALD - The Gift Holder
Fantasy"Tidak! Apapun yang terjadi aku harus menemukannya! Aku tidak bisa kehilangan dia 'juga'... Dia adalah orang yang paling berharga untukku. Kumohon... jangan ambil dia dariku." . . . Perebutan The Mystic Stone telah mencapai akhir, tapi perebutan The...