*Rynelf's POV
-------------10 tahun yang lalu ---------------
Suara dentingan sendok dan garpu yang sedang kupegang terdengar menggema di ruang makan mewah dan besar milik Kerajaan Ercanbald.
Walaupun ruang makan ini sangat mewah dan megah, nyatanya hanya aku sendiri saja yang sedang makan.
Yah, Raja Ercanbald tidak akan makan di luar ruangannya. Lagipula kalau dia makan di luar ruangannya, bisa jadi orang lain tidak dapat makan karena auranya terlalu berat.
"Kau di sini rupanya Rynelf." Kata suara dari belakangku.
Aku segera membalikkan kepalaku dan mendapati Euthalia sedang berjalan mendekatiku. Rambut dan matanya yang berwarna emas hari ini pun terlihat menyilaukan. Namun kontras dengan itu, wajahnya terlihat murung.
"Selamat pagi Euthalia." Gumamku sambil menelan suapan terakhir dari sarapanku dan meneguk salah satu kopi terbaik yang ada di Aswald.
Suara kursi yang dideret terdengar di sampingku. Euthalia segera duduk di kursi tersebut dan menatapku dengan pandangan yang tidak dapat kuartikan.
"Belakangan hari ini kau tampaknya sibuk sekali. Selalu bangun pagi, makan di saat semua orang masih tertidur, lalu pergi hingga senja." Katanya dan dia menatapku seperti seorang anak kecil yang telah lama tidak dibawa ke taman bermain.
"Maaf, maaf... Aku ada urusan sedikit di Kerajaan Crusaider." Kataku sambil melap mulutku menggunakan kain putih yang berada di depanku.
"Huh... Seth juga mengatakan hal yang sama. Aku tahu kalian memang kembar, tapi bisakah kalian memberikan alasan yang berbeda dari tiap pertanyaan yang kuberikan?"
Aku hanya dapat tertawa. Kudengar Seth juga tiap hari pergi untuk mengunjungi Kerajaan Crusaider. Tujuanku ke Kerajaan Crusaider tentu saja untuk bertemu dengan Pangeran Crusaider yang katanya adalah anak terkutuk itu. Tapi aku tidak tahu alasan mengapa Seth selalu datang ke Kerajaan Crusaider.
Tiba – tiba aku mendengar helaan napas panjang yang keluar dari mulut Euthalia. Aku menatap Masterku itu kemudian bertanya. "Sesuatu sedang mengganggu pikiranmu Euthalia? Maaf, belakangan hari ini kita jarang bertemu sehingga aku tidak dapat menanyakan kondisimu."
Euthalia menatap mata hitamku dengan lekat kemudian menghela napasnya sekali lagi. Aku dapat dengan jelas melihatnya meremas kedua tangannya dengan kencang di atas pangkuannya.
"Rynelf... Belakangan hari ini kondisi ibu sedang tidak baik... Aku tahu selama ini tubuh ibu selalu ditopang oleh kekuatan ayah makanya dia dapat hidup selama ini walaupun dia hanya seorang Comun. Tapi..." aku menatap Euthalia dengan lekat, mendengarkan dan memperhatikan tiap ekspresi yang di keluarkannya.
"Berkat itu, kondisi ayah juga menjadi sedikit aneh... Aku tadi mendatangi ruangannya, namun auranya menjadi sangat dingin—cukup untuk membuatku merinding." Kembali aku dapat melihat Euthalia meremas kedua tangannya dengan kuat. "Bagaimana kalau misalnya ibu... kalau ibu—" kata – katanya terpotong karena aku meletakkan tangan kananku di atas kedua tangannya.
Tangan kananku... tempat di mana Identify Markku dan Euthalia terukir.
Dengan lembut, aku mengeratkan genggaman tanganku di atas tangan kanan Euthalia—membuatnya menatapku dengan wajah yang kini terlihat sangat sedih. "Tidak apa – apa Euthalia... Apapun yang terjadi, aku akan berada di sampingmu. Maafkan aku karena aku tidak menanyakan hal ini lebih cepat."
Aku membawa tubuh Euthalia mendekat ke arahku dan membiarkan kepalanya menubruk dadaku dengan pelan. Jujur saja, aku dapat merasakan kalau wajahku memerah karena malu namun saat tangan Euthalia menggenggam bajuku, rasa malu itu langsung hilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEGEND OF ASWALD - The Gift Holder
Fantasy"Tidak! Apapun yang terjadi aku harus menemukannya! Aku tidak bisa kehilangan dia 'juga'... Dia adalah orang yang paling berharga untukku. Kumohon... jangan ambil dia dariku." . . . Perebutan The Mystic Stone telah mencapai akhir, tapi perebutan The...