BAB 28

955 135 9
                                    

*Rheel's POV

"RIN!" teriakku sekeras yang kubisa.

Aku sendiri tidak mengerti mengapa aku harus meneriakkan namanya dengan sangat keras namun rasa lega karena dia tidak apa - apa yang bercampur dengan rasa marah dan bingung karena Rin sangat berubah membuatku tidak dapat berpikir dengan jelas.

Rin tidak bergerak dari tempatnya dan hanya menatapku dengan matanya yang aneh itu.

Dibelakangnya, DWnya yang berbentuk rantai itu melayang - layang—siap untuk menyerang dan entah mengapa rantainya itu mengeluarkan aura berwarna biru muda.

"Rin! Kau baik - baik saja?!" kataku kembali sambil menyarungkan pedangku dengan cepat lalu melangkah ke arahnya. Aku tidak peduli jika aura membunuh yang sejak tadi kurasakan berasal dari dia atau bukan.

Seketika itu juga, Rin mengangkat tangan kanannya dan kedua pisau silver itu bergerak ke arahku dengan sangat cepat.

Secara refleks, aku melompat untuk menghindari pisau itu dan pisau itu mendarat di tanah dan menghancurkan tanah yang berada di sekitarnya.

Aku tidak pernah melihat Rin menggunakan DWnya seperti itu dan lagi rasanya dia... tidak mengenalku?

Aku mendarat lebih jauh darinya beberapa meter lalu diam dan mengamatinya.

Hujan masih turun dengan deras, membuat rambut pendek Rin basah. Namun aku tidak dapat melihat sedikit pun ekspresi di wajah gadis itu.

Tampaknya ingatan Rin dimanipulasi oleh seseorang dan kemungkinan besar orang itu adalah Seth—kembaran Ketua. Lagipula dia adalah seorang Ultimo dan Ultimo memiliki kekuatan untuk menghapus ingatan seseorang, sama seperti yang Ketua lakukan padaku.

"Cih." keluhku sambil terus menghindari serangan Rin yang makin lama makin cepat dan juga memiliki daya hancur yang kuat itu.

'Tenang Rheel... Aku harus mengendalikan emosiku. Aku tidak ingin melukai Rin tapi aku juga tidak boleh gegabah.' pikirku dalam hati dan terus berkonsentrasi.

Aku mendarat dengan perlahan setelah menghindari kedua mata pisau itu, namun tiba - tiba pisau itu mengganti arahnya ke arahku di udara. Aku berhasil menghindari satu namun yang satunya mengenai perutku dengan cukup dalam.

Aku meringis sambil mundur dan berlutut dengan satu kakiku.

Rin berjalan dengan pelan ke arahku sambil menatap tangan kanannya dengan matanya yang terlihat bosan. "Sudah kuduga, aku belum bisa mengontrol rantai ini sepenuhnya."

Suaranya terdengar monoton namun entah mengapa rasa lega muncul di dadaku saat mendengar suaranya.

Aku menggelengkan kepalaku dan mencoba untuk berdiri—membuat darah bercucuran turun dari perutku ke tanah.

Rin melihatku dan mata merahnya mengkilat dengan tajam.

Seketika itu juga, kedua rantai itu kembali menyerangku dan aku mencoba untuk menghindar. Namun kedua mata pedang itu mulai bergerak dengan liar di udara—membuatku tidak dapat membaca pergerakannya dengan jelas.

Walaupun aku berhasil menghindari dan menangkis hampir semua serangannya, Rin berhasil melukai kaki kananku juga lengan kiriku. Dan lukanya cukup dalam.

Dan lagi, tiap kali pedang itu melukaiku, aku merasa tubuhku menjadi makin berat.

Apakah karena kemarin aku mengeluarkan kegelapanku sepenuhnya? Bukan... Ada sesuatu yang aneh di DW Rin. Dan aku 100% yakin kalau hal aneh itu disebabkan oleh cahaya biru yang mengelilingi DWnya.

Aku berdiri sambil memegang DWku di tangan kiriku, tangan kananku mencoba untuk menahan darah yang masih keluar dari perutku dan napasku menjadi berat. Hujan yang turun membuat darahku bercucuran makin cepat dan aku khawatir karena tubuhku makin sulit kukendalikan.

LEGEND OF ASWALD - The Gift HolderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang