BAB 22

1.1K 134 22
                                    

*Seth's POV

------------10 tahun yang lalu---------------

Aku melangkahkan kakiku untuk yang kesekian kalinya di Kerajaan Crusaider.

Selama perjalanan aku menyapa banyak pelayan dan orang - orang yang bekerja di Kerajaan Crusaider. Bahkan tampaknya aku lebih mengenal pelayan istana Crusaider dibandingkan pelayan istana Ercanbald.

Aku menghela napasku dalam dan mengingat Kerajaan Mairen. Hingga tadi malam aku meneliti sejarah Kerajaan Mairen dan juga Crusaider agar aku dapat memikirkan strategi yang terbaik bagi Kerajaan Mairen dan juga Kerajaan Crusaider.

"Seth? Kau datang!" Seru sebuah suara dari belakangku. Aku langsung membalikkan badanku dan tersenyum.

"Hi Lacey. Kerjaanmu sudah selesai?" Tanyaku saat melihat gadis dengan rambut pirang kecoklatan yang tidak terlalu panjang itu. Matanya yang berwarna coklat kemerahan seperti biasa memancarkan aura yang sangat hangat.

Cengiran muncul di wajahnya dengan lebar dan dia berkata. "Hehe! Saya sudah menyelesaikan perkerjaan saya dengan cepat, kalau tidak saya tidak dapat bertemu dengan anda, Tuan Seth."

Aku tersenyum saat melihat senyuman gadis ini. Entah mengapa senyumannya dapat menenangkan hatiku.

"Ah Tuan, silahkan lewat sini." Katanya dengan perlahan sambil mempersilahkanku untuk duduk di taman.

"Lacey, sudah kukatakan, kau tidak perlu menggunakan bahasa formal denganku." Kataku sambil tersenyum dan dia menatapku dengan canggung.

"Sa—Saya takut kalau sampai kebiasaan, bisa - bisa saya tidak dapat menggunakan bahasa formal ke tamu istana." Katanya dan dia tidak menatap mataku.

"Hmm... Baiklah kalau kau mengatakan hal itu Lacey." Aku menghela napasku dan Lacey kembali tersenyum.

"Bagaimana dengan kunjungan anda ke Kerajaan Mairen Tuan?" Tanyanya.

"Wah... Kau harus tahu, tempat itu tidak dapat dibandingkan sama sekali dengan Kerajaan Crusaider. Masyarakatnya sedikit, bangunannya rusak dan rapuh... Benar - benar Kerajaan yang menyedihkan." Tambahku dengan suara sepelan bisikan.

Lacey duduk di sampingku namun dia meninggalkan jarak di antara kami. "Benarkah? Belakangan hari ini saya mendengar kalau beberapa teman saya akan pindah ke sana Tuan."

Aku langsung menatap Lacey dengan serius. "Dia berkata kalau keluarganya diperintahkan untuk pergi dari Kerajaan ini oleh tentara. Tampaknya rumah tempat persembunyian mereka ketahuan..."

Aku langsung menggeratkan genggamanku namun Lacey mulai berkata lagi. "Saya harap dia dapat menemukan hidup yang baik di sana. Dia orang yang baik Tuan, sebenarnya saya sedih karena dia akan pergi meninggalkan saya, namun tampaknya tidak ada jalan lain."

Aku menatap gadis yang duduk disampingku ini dengan lekat. Ini pertama kalinya aku bertemu dengan orang seperti dia. Orang yang selalu mendahulukan orang lain dibandingkan dirinya sendiri.

Rasanya aku ingin melindungi gadis ini... Dari segala hal yang dapat melukainya, dari segala hal yang dapat membuatnya sedih.

Tiba - tiba aku melihat perban di tangan kanan Lacey. Perban itu meliliti pergelangan tangan kanannya dan dari ukuran perban itu, tampaknya lukanya cukup besar.

"Lacey, tanganmu kenapa?" tanyaku dan dengan cepat menarik lengan gadis itu agar dapat melihat perbannya lebih dekat namun berhati - hati agar tidak membuatnya kesakitan.

Lacey menatap mataku dengan lekat kemudian dia membiarkan tangannya berada tepat di depan wajahku. "Ha—Hanya terkilir saja Tuan... Anda tidak perlu khawatir, ini hanya luka kecil."

LEGEND OF ASWALD - The Gift HolderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang