BAB 19

1.1K 146 16
                                    

*Rynelf's POV

--------------10 tahun yang lalu --------------

Setelah menghabiskan waktuku selama 1 bulan lebih, akhirnya Rheel—Pangeran Kerajaan Crusaider yang memiliki rambut dan mata hitam itu membuka dirinya kepadaku.

Aku kini sedang berada di dalam kamar anak itu.

2 hari yang lalu aku membersihkan kamar anak ini dan memberikan lampu untuk menerangi kamarnya yang sangat – sangat gelap.

Aku mendengar cerita dari Ratu Crusaider kalau hingga 2 tahun yang lalu, Rheel memiliki seorang perawat—orang yang menggantikan posisi Ratu Crusaider sebagai ibu Rheel, namanya Bibi Beth.

Bibi Beth juga membutuhkan waktu untuk bisa dekat dengan Rheel, tapi setelah dekat dengan Rheel, Rheel benar – benar menyayangi Bibi Beth. Namun 2 tahun yang lalu Bibi Beth meninggal karena kereta yang dia tumpangi terjatuh dari tebing. Rheel tampaknya sangat menyalahkan dirinya dan dia menganggap kematian Bibi Beth itu disebabkan oleh kutukannya, itulah sebabnya dia menjadi seperti ini.

Tapi jujur saja, aku puas dengan kerja kerasku dari dua hari yang lalu. Kini kamar Rheel setidaknya terlihat seperti sebuah kamar. Aku mengecat dinding kamarnya dengan warna putih—menghapus bekas api dan pasir hitam yang tertera di dinding kamarnya yang dulu. Mengganti kasur dan sepreinya yang telah robek di mana – mana karena Rheel sering menggenggam sepreinya saat dia menahan emosinya. Juga menggantikan lampu yang berada di langit – langit kamar ini. Tampaknya lampunya rusak saat terkena pasir hitam Rheel.

Kini aku dapat melihat anak ini dengan jelas.

Dia menggenakan baju polos berwarna abu – abu dengan celana panjang dengan warna yang sama. Namun bajunya memiliki banyak robekan, terutama di sekitar dada, leher dan perutnya. Tampaknya semuanya di sebabkan oleh kuku Rheel karena dia pasti akan meremas bajunya saat menahan rasa sakit di dadanya.

Aku menghela napas saat memikirkan seberapa kasihannya anak yang baru berumur 9 tahun ini.

Wajahnya sangat kusam dan rambut hitamnya sangat – sangat panjang dan kusut. Rambutnya tidak pernah di gunting setelah Bibi Beth meninggal. Katanya semua orang terlalu takut untuk menyentuh rambutnya. Makanya rambutnya kini sepanjang punggungnya. Bahkan kukunya pun sudah sangat panjang. Tampaknya kukunya juga tidak digunting, namun karena dia sering menggunakan kukunya untuk melukai dirinya sendiri, kukunya sering patah jadi tidak terlalu panjang, namun kuku kakinya benar – benar sangat panjang.

Aku membiarkan anak ini duduk di ujung kasur dan menggunting kuku kakinya dengan perlahan.

Dia terus – menerus menatapku dengan lekat. Aku tahu kalau anak ini masih belum mempercayaiku sepenuhnya. Namun setidaknya aku sudah dapat menyentuh anak ini.

"Tidak sakit kan?" gumamku dengan perlahan. Sebenarnya aku tidak pernah menggunting kuku orang lain sehingga aku sedikit takut jika dengan tidak sengaja menyakiti anak ini.

Dia menggelengkan kepalanya dengan perlahan.

"Tapi Rheel... Kau harus belajar bagaimana caranya menggunting kukumu sendiri. Kau tidak ingin kukumu terlalu panjangkan." Kataku setelah menggunting kuku kaki terakhirnya.

Aku menatap mata anak ini. Dia terus melihatku namun rambutnya yang panjang hampir menutupi setengah dari wajahnya.

"Baiklah, pegang ini... Ini adalah alat untuk menggunting kukumu. Ayo, coba gunting kuku tanganmu." Aku memberikan gunting kuku itu ke Rheel.

Dia melihat gunting kuku ini seperti benda asing yang tidak pernah dia lihat. Dengan tangannya yang sangat kurus dan penuh luka, dia memegang gunting kuku silver ini lalu menatapnya lekat.

LEGEND OF ASWALD - The Gift HolderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang