BAB 33

937 118 29
                                    

*Zach's POV

Semua ingatan masa lalu pemuda ini terlihat dengan jelas di kepalaku seperti sebuah film.

Walau semua itu kulihat hanya dalam selang waktu 5 detik, waktu yang singkat itu dengan efektif dimanfaatkan oleh Rheel dan kawan – kawan.

Setelah menyadari kalau lelaki Light itu membeku saat ingatannya terputar kembali di dalam kepalanya sendiri, Rheel memerintahkan Kevin dan Elysia untuk segera berlari ke arah kami dan kabur keluar dari sel penjara.

Elysia langsung menarik lenganku—berhati – hati agar tidak menyentuh kulitku secara langsung—membuat tanganku yang memegang tangan pemuda Light itu terpisah.

Lelaki berambut pirang itu masih tetap membeku namun kemudian terjatuh di tanah dengan terkejut. Aku yakin wajahku sama terkejutnya dengan Rheel karena lelaki Light itu terlihat sangat kesakitan dan kesepian. Dia terlihat seperti... seorang anak kecil yang tidak mempunyai teman.

Setelah sadar kalau kami telah kabur, mata lelaki Light itu kembali menjadi tajam dan dingin. Dia langsung mengangkat tangannya dan dihadapan kami pasir muncul lalu langsung membentuk 5 orang pria berjubah putih.

Dengan sangat cepat, Kevin dan Elysia langsung mengalahkan pria – pria pasir itu—membuat mereka berubah menjadi pasir kembali.

Tiba – tiba suara derapan kaki terdengar dan dari tangga muncul sesosok gadis berambut pirang pendek. Mata kanannya yang berwarna biru seperti biasa terlihat mati, namun mata kirinya yang berwarna merah terlihat sangat terang dan dingin. Dia menatap kami kemudian ke arah pemuda berambut pirang itu.

Tanpa membuang waktu, gadis itu langsung berlutut di samping pria itu sambil menanyakan keadaannya dengan wajah yang bisa kubilang terlihat khawatir.

Aku berhenti karena melihat Rheel yang seharusnya berlari di belakangku tidak bergerak. Melainkan, dia tampaknya menatap gadis berambut pirang itu dengan sangat lekat sampai – sampai dia tidak mendengarkan suaraku yang terus memintanya untuk berlari. Bahkan wajah Rheel untuk seketika terlihat terluka dan juga sedih.

Gadis berambut pirang itu segera menatap kami dan kedua matanya mengkilat marah. Saat itu juga, dari belakangnya muncul dua buah pisau perak kecil yang terikat dengan rantai. Dengan gerakan yang sangat cepat, rantai itu mengarah ke arahku dan Rheel.

Aku menutup mataku dan berharap kalau rantai itu dapat berhenti sebelum menusukku. Namun suara besi yang cukup keras terdengar dan aku tidak merasakan sakit sama sekali.

Mataku dengan perlahan terbuka dan tepat dihadapanku, Rheel telah berdiri dan menangkis kedua pisau silver pendek tadi demi melindungiku.

Gadis berambut pirang itu menatap Rheel dengan tatapan kesal. Jalan yang sempit ini membuat gadis itu tidak memiliki pilihan lain selain menyerang Rheel dari depan—yang tentu saja mudah bagi Rheel karena dia hanya perlu menangkis serangan di depannya.

"Rheel! Cepat kemari! Aku akan menghancurkan dinding ini agar mereka tidak bisa mengejar kita!" Suara Kevin terdengar tidak jauh dari kami dan tanpa melihatku, Rheel langsung berkata.

"Zach... Segeralah pergi ke arah Kevin dan Elysia. Aku akan segera menyusulmu."

Awalnya tubuhku tidak dapat bergerak karena aku baru saja menggunakan kekuatanku untuk melihat masa lalu pria Light itu. Dan lagi suara Rheel terdengar sangat dingin dan kejam. Mendengar suaranya saja membuatku sangat takut. Tapi aku menelan ludahku dalam – dalam dan memaksa tubuhku untuk berdiri dan berlari ke arah Elysia dan Kevin yang telah bersiap untuk menghancurkan dinding.

Gadis pirang itu mengelus wajah pemuda Light itu dengan sangat lembut dan berdiri tepat di antara lelaki Light itu dengan Rheel, seolah – olah sedang melindungi pria berambut pirang itu.

LEGEND OF ASWALD - The Gift HolderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang