4. Skor Jantung

9.5K 519 0
                                    

🎶"Dirimu buatku slalu penasaran"🎶

"Kak cepet! Udah jam setengah tujuh nih" teriak Arlin dari meja makan, seusai sarapan dia masih uring-uringan menunggu kakak nya yang belum turun.

"Kak Rio! Kak! Arlin takut telat!" teriak nya sekali lagi.

"Iya bawel! I am coming !" menuruni anak tangga dengan berlari.

"Kebo dasar! Udah shalat tidur lagi! " omel Arlina dengan kedua tangannya bertumpu pada pinggang.

"Orang sibuk, jadi wajar. Gue capek!" bela ka Rio dengan kekehannya, sambil mengambil roti tawar di meja makan.

"Mandi kaya putri raja, lama banget! Luluran dulu lo kak?" ledek Arlina sambil tertawa terbahak-bahak.

Kak Rio langsung menyumpal roti yang dia pegang ke mulut adiknya.

"Kmrm-kmrm dmm bmsr.." ucapnya tidak jelas, tidak sengaja mencipratkan ludah nya nyaris terkena wajah kakaknya.

"Ihh! Tuh kan diem juga mulut lo!" Balas omel Kak Rio, giliran dia sekarang yang tertawa.

"Kak udah ah, gak baik gitu sama adiknya." ucap bunda yang baru datang dari dapur.

"Tuh kan kak!" timpal Arlina setelah susah payah mengunyah, dan menelan roti tadi.

"Udah buruan gue telat nanti!" menarik kemeja kotak-kotak kakaknya.

"Assalamualaikum bun"
Keduanya mencium tangan bundanya bergantian
"Waalaikumussalam."
lalu mengahmpiri ayahnya di ruang tamu yang terlihat sedang sibuk mencari berkas. Mereka langsung berpamitan

Mobil kak Rio segera di lajukan dengan sangat cepat, karena Arlina yang bawel memintanya.

*********************

"Assalamualaikum Ri..Kak Rio"
"Wa'alaikumussalam adik pikun!" dengan kekehannya dan segera melajukan mobil merchedes putihnya.

Sekarang dia sudah berada di depan gerbang SMA Garuda.

Arlina kaget melihat pemandangan ini, pasalnya sekarang pak Ujang satpam sekolah di temani oleh seorang ketua OSIS dan wakilnya, Arkan dan Juna.

"Jam berapa ini" tanya Juna melirik jam tangannya sekilas, lalu beralih pada gadis di depannya itu.

Arlina langsung menunduk, jantungnya bergerak dua kali lebih cepat. Tangannya gemetar, matanya mulai berkaca-kaca.

Padahal keberadaan mereka karena sedang menunggu Abran dan Adi yang belum datang, seperti biasa mereka setia setiap saat.

Ka Rio kenapa sih lo harus telat bangun? Gue takut sekarang..Ini ada acara apaan sih? Pake ada OSIS segala. Umpatnya dalam hati.

"Maaf , g- gue.. " katanya terhenti. Dia tidak tau harus bicara apa lagi.

"Cepet ke kelas!" perintah Arkan dengan dinginnya.

Seketika Arlina langsung mengadahkan kepalanya, menatap Arkan dengan heran. Hatinya lega kali ini.

Arlina dengan segera melangkahkan kakinya menuju kelas meninggalkan kedua pengurus OSIS itu.

"Gila cantik banget tu cewe." Ucap Juna terpukau, ditambah rambut Arlina yang di urai dan tercium sangat Harum di hidung Juna.

Melihat Arkan yang mengeluarkan ekspresi biasa saja, Juna langsung menyenggol tangan Arkan di sebelahnya itu.

"Yakin lo gak mau?"

Arkan hanya menaikkan sebelah alisnya.

Seakan tau apa maksud Arkan, Juna melanjutkan lagi,

"Pikir-pikir lagi bro!" Juna tersenyum pada Arkan yang masih tidak mau melihat teman bicaranya itu.

Tapi bukan Arkan namanya jika sikapnya tidak dingin saat di bawelin orang.

********************

"Ar! Lo di panggil tuh sama cogan." suara Dila berbisik.

"Siapa?" tanya Arlina berbisik juga.

"Kesana dulu aja." perintah Dila. Dibalas anggukan oleh Arlina.

Mata Arlina membulat saat sudah di depan pintu kelasnya yang dia lihat adalah seorang laki-laki yang memang tampan.

Cowo itu tersenyum pada Arlina.

"Lo di cariin tuh di ruang OSIS."
Ucap Abran tanpa basa basi.

"Sama siapa ya?" tanya Arlina, tapi tidak di jawab karena Abran langsung pergi meninggalkan Arlina.

Eh si cogan maen pergi aja.
Umpatnya dengan kekehan.

*******************

Tok tok tok

"Masuk!" suara dari dalam ruangan.

Arlina segera masuk ke ruangan tempat pengurus OSIS biasanya rapat.

Kali ini terlihat sepi, hanya terlihat seorang siswa yang sedang duduk dengan gagah di kursi kebesarannya.

What! Ketua OSIS?
Hatinya gemetaran, sekarang dia sudah berhadapan dengan Arkan hanya terhalang oleh satu meja saja di depan mereka.

Arkan langsung berdiri dari duduknya, dan menghampiri Arlina. Cowo itu menatap ke arah perempuan yang masih menatap ke depan.

"Gue gak suka berteman sama lo." ucapnya.

Arlina langsung menyipitkan matanya menatap Arkan.

Aneh, gila kali tu orang! Umpatnya dalam hati.

"Lo masuk tim basket sekolah kita, dan semuanya beres. Hidup lo tenang" Arkan menjelaskan, tapi masih belum mengerti apa yang dia bicarakan.

Arlina mendekat ke arah Arkan, baru satu langkah, Arkan langsung mundur samapai ke pintu.

"Lo kenapa sih? Sehat?" langkahnya berhenti, dan memasang wajah heran.

"Gue gak mau!" jelas Arlina tegas.

Arkan masih diam sambil menatap tajam ke arah Arlina.

Arlina menaikkan sebelah alisnya tanda bertanya.

Arkan masih melihatnya.

Arlina yang sadar dari tadi di perhatikan oleh Arkan, seketika pipinya memerah, hatinya berdesir.

Arlina baperan, jadi wajar hanya di perhatikan begini saja sudah jantungan.

"Oke serah lo!" ucap Arkan, memutuskan pandangan itu dan segera pergi meninggalkan Arlina sendiri di ruang OSIS.

"Hah! Gitu doang? Detak jantung gue terbuang sia-sia!" Nada suaranya agak tinggi, sambil memanyunkan bibirnya.

Sampai ke kelas, Arlina masih terlihat bengong dengan memanyunkan bibirnya dan mengembungkan pipi cabinya.

"Lo bukannya kelas XI IPA 3?" tanya seorang siswi yang berada di kelasnya.

Langkah Arlina terhenti, dan wajahnya kembali normal kecuali matanya yang membulat kaget.

"Itu si cantik?" tanya Adi berbisik kepada Abran. Di jawab dengan anggukan oleh Abran.

"Ini kelas IPA 2 Lin." lanjut siswi itu.

"Hah?!" tanyanya tidak percaya, langsung membalikkan badannya dan segera ke kelas.

Bego! Gue lupa kelas sendiri! Kenapa lupa nya gak ilang-ilang ya Allah?
Batinnya terus bicara, sambil tangannya memukul-mukul kepalanya tidak habis pikir!.

-LoveAr-

Tuh kan si Arkan ngajak ribut!
Kenapa sih? GaJe.. #abaikan

See you in the next part!

✨Jangan lupa vote and coment ya!✨

LoveArTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang