Aku memang mudah mencintai, tapi aku juga mudah berpaling saat kamu membuatku meragu.
-Arlina Giani Putri Chandratama-Arlina sedang kebingungan dengan supir taksi yang sedari tadi tidak berbicara. Arlina segera bertanya.
"Pak maaf, ko lewat jalan sini ya? Sepi lagi. Rumah saya kan kesana." tanya Arlin masih ramah.
"Lewat jalan pintas neng." jawabnya singkat.
"Ini lebih jauh pak. Bapa mau bawa saya kemana?" tanya Arlina panik.
"Udah deket ko." jawab supir.
Arlina menautkan kedua alisnya, dia bingung harus melakukan apa kali ini.
Juna sekarang sedang menunggu lampu hijau menyala sambil mengendarai motor ninja milik Arkan, dia kebingungan harus mencari mobil itu kemana lagi. Tapi disisi lain dia harus menemui seseorang yang pasti sekarang sudah lama menunggu. Juna kini menatap sekitarnya, dia menemukan mobil berwarna hitam, dan saat Juna melihat ke bagian bawah mobil itu ternyata banyak goresannya. Saat lampu sudah hijau, Juna segera mengikuti mobil yang sudah melaju itu.
Arlina mulai ketakutan di dalam mobil, dia sudah ingin berteriak sekencangnya, ingin sekali menangis. Gadis itu berusaha setenang mungkin, mengambil ancang-ancang dengan mengambil salah satu buku paket di tasnya untuk memukul, menggendong tas, dan bersiap membuka pintu mobil, jika harus melompat dia akan lakukan itu agar selamat. Arlina mulai membuka pintu mobil.
"Sudah sampai neng. Jalan Cimbuleuit no.12" jelas pak supir sambil menoleh kebelakang dan mendapati gadis cantik itu sedang bersiap keluar.
"Eh? Ohiya pak." jawab Arlina kikuk.
"Sudah dibayar lewat aplikasinya." tambah pria paruh baya itu lagi.
"Makasih pak" jawab Arlina dengan ramah, kemudian turun dari mobil yang setelah itu melanjutkan perjalanannya. Arlina masih heran dan ketakutan, pasalnya kenapa dia dibawa kesini dan sifat supirnya masih ramah, jika niatnya menculik.
"Loh ini mobil ke rumah gue?" gumam Juna.
Juna memparkirkan motornya di dekat pagar rumahnya dan menghampiri Arlina yang tengah celingukkan melihat sekelilingnya.
"Arlina?" tanya Juna sambil menepuk pundak gadis itu.
Gadis itu berbalik badan dan mendapati Juna tengah membuka helmnya. Arlina segera berbalik dan dengan refleks gadis itu memeluk Juna.
Juna yang merasa kaget dengan perlakuan Arlina, dia segera berniat untuk melepaskan pelukkannya. Tapi saat Arlina mulai mengeluarkan isakkannya, cowo itu bahkan membalas pelukkannya.
Disisi lain ada laki-laki yang sedang duduk di dalam mobil bersama sang supir. Laki-laki itu tampak lega setelah melihat gadis yang dia khawatirkan sudah selamat.
Arkan tidak berniat keluar dari mobil, dia hanya ingin menelepon Juna saat ini dan melihat mereka dari sini.
"Udah Ar, lo gak diapa-apain kan? Itu taksi gue yang pesen. Kayanya lo salah masuk ya?" tanya Juna lembut.
Arlina segera melepaskan pelukkannya, dan mengusap matanya yang penuh air mata.
"So-sorry Na! Gu-gue--" ucap Arlina agak gugup.
"Udah gak apa-apa, gue ngerti ko." jawabnya.
Ponsel Juna berbunyi, dia segera mengangkat telepon dari Arkan.
"Tungguya." ucapnya pada Arlina.
Na? Udah ketemu?
Maksud lo ada yang gawat itu ini cewe?
KAMU SEDANG MEMBACA
LoveAr
Teen FictionArkan seorang ketua OSIS yang famous bukan hanya di sekolahnya saja,bahkan banyak siswi SMA lain yang menginginkan untuk jadi pacarnya. Hatinya selalu semu akan perasaan di hatinya, ragu dengan rasa cinta. Hatinya selalu salah menfsirkan perasaan...