-pukulan ini sakit, namun entah kenapa hatiku tidak peduli.-
-LoveAr-"Ar kita keluar dulu ya!" ucap kila berpamitan, Azka dan Kila segera meninggalkan ruangan itu bersama Dila.
Adi yang tadi sedang duduk sambil menyandarkan tubuhnya di kursi depan UKS langsung berdiri melihat ada yang keluar dari UKS.
"Eh bro!" sapa Adi, tangannya langsung merangkul pundak Azka.
Azka segera menoleh ke arahnya dan tersenyum.
"Nungguin si Arkan?" tanya Azka pada Adi.Adi mengangguk mengiyakan. Adi yang masih belum melepaskan rangkulannya, malah langsung mengajak Azka menjauh dari Kila dan Dila yang sekarang sedang duduk di kursi yang tadi di duduki Adi.
Sekarang Adi dan Azka berada di koridor UKS yang sudah agak jauh dari tempat kedua sahabat Azka itu.
"Bro gue mau ngomong penting sama lo!" ucap Adi berbisik pada Azka.
"Ngomong serius? Lo jangan-jangan su.." teriak Azka sampai Kila dan Dila yang ada disana menoleh, tapi langsung terpotong ketika tangan Adi langsung menutupi mulut Azka yang kelewat gacor.
"Dih! Asin tangan lo!" sinis Azka sambil menurunkan tangan Adi, lalu dia mengusap mulutnya dengan tangan kanannya, sambil manyun.
"Gue yang jijik Ka!" ucap Adi sambil merapatkan giginya, dan mengusap tangannya pada celananya.
"To the point om!" ucap Azka sambil memutar bola matanya itu.
"Jadi waktu hari pertama cewe entu sekolah. Dia" ucap Adi terpotong, karena Azka mengernyitkan matanya.
"Si Arlina! Terus gue lihat dia main basket. Sumpah lincah banget tu bocah! Makanya.." jelas Adi, tapi terpotong lalu menghela nafas sejenak.
"Pas gue sama Juna mau balik ke kelas, gue panggil dia dulu. Akhirnya gue sama Juna ngebujuk dia buat masuk tim basket." lanjut Adi.
"Terus gimana anaknya?" tanya Azka
"Kagak mau dia. Tapi lo tau kan? Tinggal tujuh minggu, alias satu bulan lebih tiga minggu lagi kita ada turnamen bro! " jelas Adi sambil melihat ke mata Azka, sorot matanya memelas.
"Ya cewe yang siap gak ada lagi?" tanya Azka. Adi menggeleng.
"Lo bujuk dia buat ke lapangan basket! Harii.. Hari apa ya?" ucap Adi tampak berfikir, sambil menaruh jari telunjuknya di dagunya.
"Pas kita latihan aja, hari rabu! Oke?"
"Boleh, nanti gue yang bujuk dia. Eh! Tapi lo mau ngapain sih? Jangan-jangan ada apa-apa lagi!" tanya Azka, matanya menatap tajam ke arah mata Adi.
"Kalem aja Jaka! Demi sekolah bisa kali!" bujuk Adi sambil menaik turunkan kedua alisnya.
"Woy! Nama gue AZKA! Bukan JAKA! Bapak lo kali Jaka!" teriak Adi sambil memamerkan bet nama di seragamnya.
Adi terkekeh, lalu meninggalkan Azka.
"Gue tunggu rabu pulang sekolah!" teriaknya tanpa berniat berbalik badan melihat Azka.Tidak lama kemuadian, Arkan keluar dari UKS dengan wajah datarnya.
"Beres Paketu!" bisik Adi seraya merangkul sohibnya itu, lalu pergi dan kembali ke kelasnya.
************************
"Ciwi-ciwi gue duluan ya? Udah di jemput om ojek!" ucap Azka buru-buru sambil terkekeh.
Kila, Dila dan Arlina mengangguk dan ikut terkekeh.
Azka akhirnya duduk di bonceng tukang ojek online itu setelah selesai memakai helmnya."Hati-hati ya Ka!" jawab Kila sambil melambaikan tangannya.
"Ohiya Ar kita juga pulang duluan ya! Bye" Pamit Kila sembari menepuk pundak Arlina.
"Lo yakin mau nunggu ka Rio sendiri?" tanya Dila meyakinkan.
"Iya! Tenang aja, kakak gue datang bentar lagi." jawab Arlina dengan wajah yang masih pucat.
"Oke deh! Hati-hati ya lo!" ucap Dila lagi, lalu langsung menaikkan kakinya ke angkot yang sudah berhenti tadi.
"Kalo si cogan aneh lo itu macem-macem, pukul pake payung lo ini!" ucap Kila agak berbisik dan mendekatkan mulutnya ke telinga Arlina, sambil menunjuk payung yang di genggam Arlina.
Arlina mengangguk sambil tersenyum.
"Udah sana! mang angkotnya marah nanti!" ucap Arlina dengan kekehannya.
Azka sekarang sudah pulang, begitu juga dengan Dila dan Kila yang sudah di jemput angkot tadi. Sekarang tinggal Arlina sendiri di gerbang sekolah.
Terdengar suara motor yang sudah keluar dari parkiran sekolah menuju gerbang.
Arlina yang masih setia menunggu kakak nya itu tampak kesal, dan mulai lelah menunggu. Sesekali dia melihat jam tangan putihnya yang biasa melingkar di tangan kanannya.
Suara motor itu semakin mendekat, dan sekarang motor dan pengemudinya itu sudah berada di samping Arlina.
Arlina menoleh ke arah motor itu berada, dia Arkan. Cowo itu sedang memandang Arlina sekarang, dengan kaca helm yang di buka.
Arlina seketika mematung, melihat sosok yang berada di sampingnya kini.
Pengertian juga tu cowo aneh! Hehe tumpangan ceritanya? Batinnya. Hatinya senang.
Kakinya hampir melangkah mendekati Arkan, tapi dia urungkan.
"Sorry lama ya!" ucap seorang gadis yang sekarang sedang berada di samping Arkan dengan senyumnya.
"Nih pake helmnya!" Arkan memakaikan helm itu ke kepala gadis itu.
"Thanks" ucap gadis itu.
"Udah cepet naik!" perintah Arkan lembut, sambil menaruk tangan gadis itu.
Arkan langsung melajukkan motornya sambil membonceng gadis cantik bernama Jasmin itu. Tangan Jasmin pun tidak diam, dia langsung memeluk pinggang Arkan yang berada di depannya.
Hatinya seperti di hantam oleh seribu pukulan, dadanya sesak, matanya mulai perih. Itu yang Sekarang Arlina rasakan.
Sakit!
Tidak lama kemudian, mobil APV silver yang di kendarai kak Rio datang, dan Arlina segera masuk dan menutup pintunya.
Arlina memalingkan wajahnya ke arah kaca mobil di sebelahnya, karena takut kak Rio akan melontarkan beberapa pertanyaan yang mengintrogasi saat melihat mata Arlina yang sudah sembab.
Di mobil hening, kak Rio sibuk, fokus memperhatikan jalan dan Arlina sibuk memperhatikan jalan tapi pikirannya fokus mengingat kejadian tadi.
**************************
Arlina membaringkan tubuhnya di kasur empuk miliknya, sambil memeluk boneka Teddy Bear putih miliknya. Air matanya tidak berhenti dari sepulang sekolah, saat mengingat kejadian pulang sekolah tadi.
"Gue gak bisa bilang kecewa! Karena gue bukan siapa-siapa lo! Gue juga gak bisa bahagia sepenuhnya, waktu lo perhatian tanpa alasan ke gue! Dan gue gak bisa pukul lo pake payung tadi! Karena lo bakalan nyangka gue orang gila! Jadi gue cuma bisa bilang lo jahat! Karena lo orang aneh yang datang, terus nyuri hati gue sampe hati gue gak bisa buat berhenti sayang sama lo!" ucapnya lirih, sesekali ada senggukkan keluar dari mulutnya.
"Gue bodoh! Gue gak mikir kalo lo itu famous, ganteng, keren. Jadi lo pasti udah punya cewe!"
Tangisnya semakin keras.Sabar ya reders..
Padahal Arlina pukul aja Arkan pake payung itu! Haha✨Jangan lupa vote and coment ya!✨
KAMU SEDANG MEMBACA
LoveAr
Teen FictionArkan seorang ketua OSIS yang famous bukan hanya di sekolahnya saja,bahkan banyak siswi SMA lain yang menginginkan untuk jadi pacarnya. Hatinya selalu semu akan perasaan di hatinya, ragu dengan rasa cinta. Hatinya selalu salah menfsirkan perasaan...