"Rasa sayang gue gak sesempurna ciptaan Allah, gak selebay cowo lain, gak lebih besar dari rasa sayang gue sama Allah. Tapi, persaan sayang gue sederhana yang istimewa dengan ketulusan yang selalu gue jaga buat orang kaya lo."-Arkan Raid Darmawan-
"Ngeselin lo Ar!"
"Udah mau dua minggu Arkan nginep di sini, lo gak kasih kabar!" ketus Dila.
"Sekarang lo pacaran juga baru kasih tau!" tambah Kila.
"Deketnya kapan, tiba-tiba jadian aja!" Azka ikut mengomel.
"Iya maaf, gue kan udah kasih tau kalian sekarang. Lagian, gue tetep kasih tau kalian kan?" jawab Arlina.
"Mana PJ!" pinta Kila sambil mengadahkan tangannya.
Arlina mengerutkan kedua alisnya.
"Pajak jadian!" teriak Azka, Kila dan Dila serentak.
Mereka benar-benar sahabat setia, setiap kejayaan malak aja.
"Minta aja sama Arkan!" ketus Arlina sambil menyunggingkan senyumannya.
Ketiganya langsung menyerbu Arlina dengan melempar bantal yang berada di atas kasur.
"Berhenti woy!" teriak Arlina yang tampak sudah oleng itu.
Gadis itu lalu berdiri, tidak mau kalah, dia juga ikut melempar ketiga sahabatnya dengan bantal yang tadi dilempar padanya. Alhasil, sekarang mereka perang bantal.
Tiba-tiba ada seseorang yang membuka pintu kamar Arlina. Bisa ditebak, dia Arkan si cogan aneh.
"Gue bawain ini buat kalian." ucapnya datar.
"Baik banget masnya." goda Kila, cowo itu membalasnya dengan tatapan tajam.
"Gak mau?" Arkan mengedikkan bahunya. Cowo itu langsung menutup kembali pintu kamar Arlina.
"Ar! Mau ihh!" teriak Azka.
"Kejar-kejar!" pinta Kila.
"Beli aja beli." jawab Arlina risih, dia masih kesal dengan Arkan.
"Lama!" teriak Azka.
Mau tidak mau, gadis itu segera mengejar Arkan yang belum jauh dari kamar Arlina. Ketiga sahabatnya tak mau kalah, mereka mengintip di balik pintu.
"Ar!" panggil Arlina.
Arkan menghentikan langkahnya, cowo itu segera memutarkan bahannya. Arkan tersenyum lebar, dugaan Arkan benar bahwa pacarnya akan mengejarnya. Tapi saat Arlina menghampirinya, cowo itu langsung menyembunyikan senyumnya.
"Masih butuh?" tanya Arkan, dia segera mengangkat pizza yang tadi dibawanya ke atas, hingga tak terjangkau oleh Arlina.
"Butuh pizza nya doang." jawab Arlina sambil berusaha mengambil dua box pizza di tangan Arkan.
"Ko ngambek?" rayu Arkan.
Arlina menghiraukan Arkan, dia masih fokus pada makanan untuk sahabat-sahabatnya.
"Malu Ar!" bisik Arlina.
Arkan masih diam dan tersenyum-senyum sendiri.
"Marah nih?" rayu Arkan.
Arlina menghembuskan nafasnya.
"Kenapa sih, alasannya selalu tentang lo berubah lagi?" tanya Arlina dengan suara pilu.
Gadis itu tidak suka jika Arkan mengungkit masa lalu yang membuat Arkan tertekan dan keras kepala, seperti manusia tanpa hati dan perasaan.
Tiba-tiba Arkan menurunkan makanannya, cowo itu merasa bersalah atas perkataannya tadi. Arkan menatap mata Arlina lekat, dia semakin sadar, bahwa Arlina memang seseorang yang sangat menyayanginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LoveAr
Teen FictionArkan seorang ketua OSIS yang famous bukan hanya di sekolahnya saja,bahkan banyak siswi SMA lain yang menginginkan untuk jadi pacarnya. Hatinya selalu semu akan perasaan di hatinya, ragu dengan rasa cinta. Hatinya selalu salah menfsirkan perasaan...