14. mengungkapkan

7.5K 410 1
                                    

- Jangan biarkan aku lelah untuk mendapatkanmu -
-LoveAr-

"Arlin sayang, bangun yuk!" suara lembut penuh kasih sayang itu berusaha membangunkan putri kesayangannya yang sedari tadi setia meneplok di kasurnya.

"Iya bunn.." gumamnya sambil memalingkan badannya membelakangi Amanda.

"Udah jam setengah tujuh loh. Yaudah bunda ke bawah ya." jawab bunda pasrah dengan putrinya itu.

Tiba-tiba Arlina terbangung, dan segera loncat dari tempat tidurnya. Mengusap wajahnya.

"Astagfirullah, bundaaaaa kenapa gak bangunin Arlin dari tadi?" tanya nya frustasi, lalu segera pergi ke kamar mandi dan bersiap.

Bundanya yang melihat kelakuan Arlina itu menggelengkan kepalanya sambil terkekeh. Lalu keluar dari kamar Arlina dan kembali ke meja makan di bawah.

"Namanya juga Gian jadi pemalas, makanan disini juga bentar lagi ludes noh." ledek Rio yang sedang memakan rotinya, sambil menunjukkan semua makanan di atas meja.

"Gue gak budeg Rio!" jawab Arlina ketika sedang menuruni anak tangga.

"Oke, ABANG lo gak akan anter lo kali ini." jawab Rio penuh penekanan.

"Ayaah." rengek Arlina sambil memeluk ayahnya dari belakang.

"Udah, berangkat sana nanti telat Ar. Rio anterin." jawab ayah.

Akhirnya Arlina bahagia bisa membalikkan keadaan, sekarang dia menang. Gadis itu terus tertawa melihat geraman kakaknya itu.

Keduanya lalu berpamitan dan segera pergi dengan mobil silver milik Rio.

**********

Langkah kaki gadis itu semakin cepat saat sudah melewati lapangan upacara. Petugas, semua siswa dan guru-guru sudah berbaris di lapangan untuk melaksanakan upacara.

Arlina sedikit lagi sampai di depan kelasnya untuk menyimpan tas sebelum pergi ke lapangan. Matanya membulat saat mendapati Pak Dani sedang berjalan menuju ke arahnya.

"Mampus! Ada guru BK lagi." gumam Arlina sambil meremas tali tas gandongnya itu.

Aaaa!
Pekik Arlina saat dia merasa ada seseorang yang menarik tangannya.

"Lo--"
Mata Arlina membulat saat Arkan segera menutup mulut Arlina secara tiba-tiba. Wajah mereka sangat dekat, hingga deru nafas mereka terdengar jelas, mata keduanya bertemu dalam waktu yang lumayan lama.

Saat Arkan memutuskan pandangan itu dan memalingkan wajah ke arah pintu kelasnya, Arlina masih terpaku pada mata sejuk Arkan. Perlahan tangan itu mulai membuka mulut Arlina, dan Arkan segera berdiri di tempatnya yang diikuti Arlina.

"Lo kenapa ada di sini?" tanya Arlina heran. Arkan tidak menjawab, cowo itu masih sibuk melihat keadaan di luar lewat jendela.

"Selain tuli, lo bisu juga ya?" gumam Arlina.

Arkan hanya menengok ke arah Arlina saja tanpa berniat menjawab. Dua menit kemudian, Arkan berjalan meninggalkan kelas. Cowo itu kemudian berhenti saat tangan Arlina mencekal tangan Arkan.

Atau sekarang aja ya gue ngomong tentang perasaan gue ke dia? Tapi masa iya? Bismillah! Gumamnya dalam hati.

"Gue mau ngomong." ucap Arlina gemetaran, tapi cowo itu malah melepaskan tangan Arlina.

"Dengerin gue dulu!" suara Arlina agak membentak.

Akhirnya Arkan bersedia mendengarkan Arlina. Tubuhnya dia sandarkan di dinding dekat jendela sambil melihat Arlina.

"Gue mau ngomong kalo.. Kalo gue...."

"...Makasih." gadis itu mengakhiri ucapannya sambil mengulas senyuman dan segera pergi meninggalkan Arkan di kelas XI IPA 2.

Arkan kini sudah berdiri tegak dan membulatkan matanya, dia benar-benar tidak menyangka bahwa Arlina akan mengatakan hal itu.

***********

"Ko lo bisa telat sih Ar?" tanya Kila sambil seusai menyeruput teh dinginnya.

Arlina yang ditanya malah diam saja, sorot matanya kosong, tapi pikirannya terus bekerja. Dia sangat malu dan merasa bersalah atas perbuatannya tadi pagi. Bagaimana bisa dia selancang itu pada Arkan. Tapi sekali lagi, dia benar-benar tidak bisa diam saja.

"Ar!" Ucap Dila sambil menyenggol tangan teman yang berada disampingnya itu. Arlina masih terus melamun.

"Arlina oooh Arlina." nada suara Azka sekarang khas seperti seorang ustadz yang ada di salah satu acara tv.

"Eh, kenapa?" tanya Arlina polos saat sudah tersadar.

"Lo kenapa sih?" tanya Kila.

"Ngelamunin apa lo? Hutang ya? Hutang jangan di pikirin, tapi dibayar." recok Azka.

"Serius Ar, tadi kenapa lo bisa telat?" tanya Dila dengan suara lembutnya.

"Gue ngantuk banget semalem. Hehe." jawab Arlina dengan kekehannya.

Teman-temannya mengangguk seraya membuat huruf 'o' di mulut mereka.

"Terus lo lamunin apa?" tanya Kila mulai serius.

"Hutang Kil, hutang.." jawab Azka sekenanya.

"Serius ih Azka." pinta Dila dengan sorot mata tajam pada Azka.

"E-ehh-emm. Gue tadi-" jawab Arlina kikuk, tapi langsung dijawab oleh Azka.

"Dia masih ngantuk kali, soalnya di kelas dia juga nutup muka terus." jawab Arkan meyakinkan dan membuat Arlina lega.

"Nah iya itu." jawab Arlina tenang.

"Jangan kecapean kalo gitu Ar. Kita khawatit banget tadi." ucap Kila menasehati.

"Iya Kil. Thanks ya semuanya." jawab Arlina sambil tersenyum. Tangan gadis itu kini meraih satu tangan Kila dan Dila, Arlina sekarang merasa sedikit lega karena sahabatnya selalu berada disampingnya.

"Kalian ke kelas duluan aja, gue mau ke toilet dulu." pinta Arlina.

"Oke, duluan ya? Bye." jawab Kila. Mereka bertiga pun segera meninggalkan kantin.

Arlina kini sedang berjalan di koridor untuk menuju toilet. Hatinya tak karuan saat mengingat kejadian tadi pagi, tapi jawaban atau kata yang dia inginkan dari Arkan malah meleset, Arkan selalu diam saja.

Rasa sayang dan percaya yang dia berikan pada Arkan itu tulus. Dia juga tidak ingin mengecewakan Sekolah jika dia tidak fokus latihan.

Brugh!

Arkan baru keluar dari toilet putra yang berada di sebelah toilet putri. Dia berjalan di koridor yang sama dengan Arlina. Cowo itu tidak sengaja menyenggol bahu seseorang, ternyata gadis itu yang tadi pagi bicara dengannya. Gadis itu tidak merespon sama sekali, dia hanya menunduk tanpa menyadari ada seseorang yang menyenggolnya.

Arkan melihat punggung Arlina semakin jauh, hingga dia berbelok ke dalam toilet putri. Di hati Arkan selalu bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi pada Arlina.

Ada yang berbeda sekarang dengan hati Arkan. Merasa aneh dengan hatinya saat gadis itu mengatakan hal tadi. Arkan menggaruk kepalanya sambil terkekeh.

Arkan sama Arlina kenapa?
Arlina mengungkapkan apa sih, ko sampai pada bikin penasaran ya?

Menurut kalian Arlina bilang apa ke Arkan sampai hati Arlina tak karuan? Coment boleh dong...

✨Jangan lupa voment ya! Makasih.✨

LoveArTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang