20. Berusaha.

7K 380 5
                                    

Saat Arkan membuka gagang pintu kamarnya, tiba-tiba seseorang mengagetkannya dengan berada percis di depannya. Juna tengah menatap Arkan lekat, dia juga sebenarnya kaget saat ada Arkan disana.

"Mau ngapain lo?" tanya Juna sambil mengikuti Arkan yang tengah berjalan menuju tangga.

"Lo?" Arkan bertanya balik.

"Main ke rumah lo." jawab Juna datar.

"Gue gak punya mainan." jawab Arkan sekenanya.

"Ngelucu?" tanya Juna sambil terkekeh.

Juna merangkul sodaranya itu dengan sangat keras, sampai kepala Arkan terpaksa dimiringkan. Mereka sedang menuruni anak tangga sambil saling menjaili.

"Lepasin bego!" teriak Arkan sambil berusaha melepaskan tangan Juna.

"Enak aja lo." jawab Juna sambil terkekeh.

"Awas lo! Gue tonjok!" sepertinya jawaban dari Arkan sangat jitu untuk sekedar menakuti sodaranya itu. Tangan Juna sekarang sudah terlepas dari leher Arkan, dan Arkan segera berlari menghindar sambil tertawa.

"Awas ya lo Rey!" teriak Juna sambil berlari mengejar Arkan.

Mereka berdua sangat dekat dari kecil, tidak heran jika setiap bertemu di rumahnya selalu bertingkah seperti anak kecil. Tapi jika disekolah mereka berdua seolah sahabat dekat biasa. Ayah Juna adalah kakak dari ayahnya Arkan. Mereka terlahir kembar dalam keluarga Dharma Wijaya yaitu Almarhum kakek Arkan dan Juna.

Ayahnya Juna bernama Bagus Dharma Wijaya, dan ayah dari Arkan bernama Bagas Dharma Wijaya. Tempat tinggal mereka bersebrangan, jadi tidak heran jika setiap kali membutuhkan teman mereka hanya perlu menyebrang untuk bermain di rumah Arkan atau Juna.

"Mamaaaah.." teriak Arkan pada Rahma yang sedang berada di dapur meja makan.

Arkan segera bersembunyi dibelakang tubuh Rahma.

"Ada apa Rey? Mamah lagi beresin meja makan." ucap Rahma risih.

"Beraninya ngumpet lo!" teriak Juna sambil menunjuk Arkan saat sudah berada di depan Rahma.

Keduanya lalu tertawa, diikuti Rahma yang geleng-geleng kepala melihat tingkah keduanya.

"Na, kayanya anak mamah lagi kasmaran. Dari tadi di kamar senyum-senyum. " ucap Rahma pada Juna sambil tertawa geli.

"Iya tuh mah, tadi kan dia habis pergi sam-phm--" jawab Juna terpotong saat tangan Arkan langsung menutup mulutnya.

"Kan sayangnya sama mamah." jawab Arkan lalu memeluk mamahnya.

"Mah, ada makanan gak?" tanya Juna sambil mencarinya di kulkas.

"Banyak di supermarket." jawab Arkan kesal.

"Pisang goreng di meja makan masih anget. Bawa ke kamar aja, jangan ganggu mamah di sini." jawab Rahma pada keduanya seperti merasa risih.

"Iya mamah.." jawab Arkan.

Juna dan Arkan lalu menaiki anak tangga dan menuju ke kamar Arkan. Nampan berisi sepiring pisang goreng dengan saus coklat dan dua gelas teh hangat sudah berada di tangan Juna.

LoveArTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang