36. Masalah perasaan

4.3K 283 43
                                    

Lebih baik kehilangan, dari pada bersama dengan melihatmu selalu menangis. Keputusan ini, aku yakin terbaik meski aku belum siap kehilanganmu.

-Arkan Raid Darmawan-

Bel pulang sudah berbunyi, semua siswa pun mulai keluar dari kelasnya. Arlina yang kini sudah berada di luar, memutuskan untuk bertemu Arkan dan meminta penjelasan yang sebenarnya.

"Arkan!" panggil Arlina sambil melambaikan tangannya.

Arkan yang baru keluar dari pintu segera menghampiri Arlina.

"Pulang bareng yu." ajak Arkan.

Arlina mengangguk. Dia yakin, kali ini akan baik-baik saja.

Mereka berdua menuruni tangga, lumayan lama karena banyak siswa lain yang turun bersamaan. Saat sudah turun dari tangga, tangan Arkan mulai menggenggam tangan Arlina. Gadis itu hanya tersenyum melihat kelakuan manis pacaranya itu.

"Hai Arkan!" sapa siswi yang berjalan kearahnya.

Arkan melepaskan genggamannya.

"Ikut gue deh." ajak Syifa sambil menarik tangan Arkan di depan pacarnya.

Arlina menatap Syifa yang sekarang sudah seperti merebutnya. Arlina merasa tidak dianggap disini, tangan Arkan juga sekarang sudah melepaskan genggamannya dengan Arlina saat Syifa datang. Sekarang siswi itu yang menarik tangan Arkan.

Ar! Jawab gak! Kamu gak akan mungkin ulangi kesalahan yang sama kan?
Batin Arlina.

"Tunggu di parkiran sebentar." ucap Arkan pada Arlina.

"Tapi Ar." ucap Arlina.

"Sebentar ya." jawab Arkan.

Deg!

Arkan mengecewakannya lagi. Sampai kapan?

Syifa hanya tersenyum senang.

**********

Setelah kejadian tadi siang, Arlina memutuskan untuk tidak menghubungi Arkan duluan. Gadis itu sengaja meninggalkan ponselnya di kamar saat dia pergi-pergian ke luar kamar.

Malam ini Arlina ingin tidur nyenyak tanpa harus memikirkan masalah apapun.

Arlina kini sedang melamun di atas kasur empuknya. Dengan posisi duduk sambi memeluk boneka kesayangannya.

Disaat seperti ini, selalu aja keinget sama pertemuan pertama kita. Lucu rasanya, kenal pas dianter ke kelas tiba-tiba bisa jadian.

Sakit hati berulang kali, nangis berulang kali, demi cowo ganteng yang kasar. Di pikir-pikir bego juga ya gue!

Kadang gue bertanya-tanya, perasaan lo itu buat gue atau semu? Apakah mungkin karena ini pertama kalinya gue pacaran, jadi gue rasa sakit hati terus? Tapi ini beda, rasanya gue masih jadi basket lo.
Batin Arlina.

Tiba-tiba saja air matanya mulai mengalir.

Gue lebay gak sih minta dikabarin? Gue salah gak sih sayang setulus ini sama lo?

Arlina tiba-tiba saja meringis sambil memejamkan matanya.

Aku takut Ar, aku takut kehilangan kamu. Meskipun kamu bukan milikku seutuhnya, tapi setidaknya jangan sia-siain perasaan ini. Kamu bikin aku ragu tentang perasaan kamu ke aku. Aku takut kalo bahkan cuma peduli sama aku. Aku belum siap ninggalin kamu, tapi untuk mempertahankan hubungan seperti ini...

LoveArTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang