Sesempurna apapun dia, jika dengan cara klasik dia membuat seseorang bahagia. Tidak akan ada bekas yang berkesan.
-LoveAr-
"Gila, masa iya cewe nyamperin cowo duluan? Seenaknya banget!" Gumam Arlina sambil terus menyusuri lorong sekolah.
Sepulang sekolah, gadis itu diminta Arkan untuk menunggunya rapat OSIS. Entah mengapa juga, Arlina menurutinya.
"Assalamualaikum." ucap Arlina saat sudah berada di depan pintu.
"Waalaikumussalam." jawab Siska dari dalam ruang OSIS.
Siswi itu segera menghampiri Arlina dan menutup pintu ruangan.
"Masih rapat?" tanya Arlina pelan.
"Belum, ketosnya main HP mulu." jawab Siska, salah satu anggota pengurus OSIS.
"Kenapa?" tanya Arlina lagi.
Siswi itu hanya mengedikkan bahunya.
"Gue masuk dulu ya. Lo duduk di situ dulu." Ucap Siska sambil menunjukkan kursi yang berada di luar ruang OSIS.
"Makasih." jawab Arlina dengan senyumannya.
Gadis duduk di kursi yang tadi Siska tunjukkan. Dia menggesek-gesekkan sepatunya ke lantai, sesekali dia bernyanyi pelan. Saat Arlina membuka ponselnya, dia tidak menemukan notif satupun.
Gadis itu akhirnya berinisiatif untuk membuka line nya dan chat duluan di grupnya.
Arlina G Putri : p
Nadila S : Iya Ar?
Kinara Larasati : Masih nunggu?
Arlina G Putri : Udah dua jam Kil )):
Nadila : Sabar yaa:)
Kinara Larasati : Nunggu gak berat ko:v
Alina G Putri : Makasih 💕
Arlina segera mematikan ponselnya, saat dia merasa ada yang keluar dari pintu ruangan yang sedari tadi dia tunggu. Sepertinya rapat telah selesai dilaksanakan.
Gadis itu segera berdiri dari kursi yang didudukinya. Dia menuju pintu yang sekarang sudah tidak ada yang lalu lalang lagi. Dia tidak melihat Arkan keluar.
"Nyari Arkan?" tanya seorang siswa yang baru keluar dari ruangan.
Arlina mengangguk.
"Panggil aja tu orangnya." Gilang menunjuk seorang yang tengah duduk di kursi kebesarannya dengan Juna yang berada di depannya.
"Oke. Makasih ya emm?"
"Nama gue Gilang." jawabnya lau pergi.
Arlina masih belum mengenal satu per satu dari siswa SMA Garuda, bahkan OSIS pun tidak semuanya.
"Ar!" panggil Arlina agak berteriak.
"Hmm." jawab Arkan tanpa ingin menoleh ke sumber suara yang memanggilnya. Cowo itu masih sibuk dengan ponselnya.
"Arkan!" Arlina kini berteriak.
Arkan berbalik dan melihat Arlina sekilas lalu kembali melihat ponselnya.
Arlina menghela nafasnya kasar, saat matanya menatap sekeliling ruangan, dia tidak melihat Adi atau Abran. Juna ada disana, tapi dia masih diam saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
LoveAr
Teen FictionArkan seorang ketua OSIS yang famous bukan hanya di sekolahnya saja,bahkan banyak siswi SMA lain yang menginginkan untuk jadi pacarnya. Hatinya selalu semu akan perasaan di hatinya, ragu dengan rasa cinta. Hatinya selalu salah menfsirkan perasaan...