Sudah tiga hari yang lalu Arkan meninggalkan rumah Arlina karena bunda dan ayahnya sudah pulang. Rasanya sepi bagi Arlina saat melihat kamar sebelah yang tidak lagi dibuka.
Gadis itu kini sedang menaikki tangga dengan segelas teh hangat di tangannya, membuka kenop pintu kamarnya dan sepertinya dia ingin menelepon pacarnya.
**********
Tukang dekornya udah dihubungi?
Oke, minggu depan rapat di rumah gue. Hubungi semua anggota, bawa yang harus disiapin.
Sambungan telepon pun sudah Arkan matikan duluan.
Cowo bertubuh jangkung itu lalu merebahkan tubuhnya di atas kasur empuk, matanya melihat langit-langit kamar warna putih. Arkan seakan menggambar konsep PENSI di langit itu.
"Eh, pesertanya belum gue minta." gumamnya,
Arkan segera merogoh ponselnya yang tertindih bantal.Tiba-tiba saja ponselnya berdering, Arkan tersenyum.
"Pas." tambahnya.
Halo Syifa?
Assalamualaikum.
Arkan membulatkan matanya, dia segera melepaskan ponselnya dari telinga dan melihat nama pemanggil 'LoveAr'.
Arkan melanjutkannya lagi.
Waalaikumsalam, ada apa Ar?
Lagi teleponan sama Syifa?
Kirain. Ternyata
Siapa?
Kamu, pacar aku.
Sejak kapan?
Mau ngajak gulat?
Ayo!
Tunggu di gerbang rumah, aku labrak sekarang juga!
Arkan menutup sambungan teleponnya, dan segera berdiri.
Cowo itu langsung memakai sweater hitam bercorak dan celana jeans hitam. Menyemprotkan parfume khasnya dan jam tangan coklat, rambutnya dia sisir dengan gaya keren ala Arkan.
Setelah itu, Arkan keluar kamar dan menuruni tangga.
"Mah, Rei mau ke rumah Arlina dulu ya." pamit Arkan sambil mencium tangan mamahnya.
"Jaga ya, jangan kelewatan." jawab mamahnya.
Arkan mengangguk dan meninggalkan Rahma.
Cowo itu kini memilih untuk memakai mobil merah milik bundanya.
***********
Gadis itu kini sudah berdiri tegap di depan gerbang menunggu kekasihnya datang untuk mengajak perang alias jalan-jalan.
Arlina tampak bahagia, semakin kesini hubungan mereka semakin membaik, terbuka dengan permasalahan dan tidak mempermasalahkan hal kecil lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
LoveAr
Teen FictionArkan seorang ketua OSIS yang famous bukan hanya di sekolahnya saja,bahkan banyak siswi SMA lain yang menginginkan untuk jadi pacarnya. Hatinya selalu semu akan perasaan di hatinya, ragu dengan rasa cinta. Hatinya selalu salah menfsirkan perasaan...