- Kamu kaku aja aku rindu-
-LoveAr-Sudah dua minggu Arlina bersekolah di SMA Garuda itu. Arlina masih setia bersahabat dengan Azka, Kila, dan Dila. Setia akan perasaannya juga.
"Arlina udah dong! Lo jangan nyiksa diri lo!" teriak Dila dari pinggir lapangan.
"Iya Ar, cukup!" timpal Kila yang juga ikut teriak.
"Tenang lima belas detik lagi ko!" ujar Arlina yang tengah berlari bersama teman yang lainnya.
Priit! Bunyi peluit Pak Asep tanda waktu habis.
"Arlina lo beneran gak kenapa- napa?" tanya Dila yang segera menghampirinya, disusul oleh Azka dan Kila.
"Enggak ko! Tenang aja" ucapnya sambil mengatur nafasnya kelelahan.
"Yaudah duduk dulu ya!" ajak Azka, seraya menuntun tangan Arlina.
Mereka berempat berjalan menuju kursi penonton yang kosong. Semua kursi penonton biasany hanya penuh saat ad turnamen basket.
Materi olahraga kali ini adalah berlari mengelilingi lapangan dalam waktu tiga menit. Sebanyak-banyaknya mereka harus mengumpulkan poin.
"Lo kan lagi sakit, jangan maksain kali Ar!" ucap Kila menasehati, wajahnya khawatir dan tangannya masih merangkul Arlina sambil berjalan.
"Gak apa-apa ko!" ucap Arlina sambil tersenyum.
Sedikit lagi mereka sampai di tempat duduk. Kaki Arlina mulai lemas, penglihatannya mulai kabur, yang di lihat mata nya sekarang jadi buram, lalu gelap.
Brug
Arlina pingsan.********************
"Alhamdulillah. Arlina lo udah sadar!" teriak Kila yang dari tadi memegang tangan Arlina.
"Syukur lo gak apa-apa! Tangan gue pegel banget sumpah habis gendong lo!" ucap Azka, sambil memegang pergelangan tangan kanannya, Azka berada di sebelah kanan kasur Arlina.
Dila langsung menyikut tangan Azka.
"Lo mau bikin tangan gue tambah kram?" Suara Azka sedikit berbisik, matanya menatap tajam mata Dila.
"Bodo!" ucap Dila sambil menjulurkan lidahnya.
"Kalian bisa diem gak sih?" teriak Kila menatap kedua sahabatnya yang ribut tadi.
"Makasih ya kalian, udah bawa gue ke UKS. Nemenin gue, kalian gausah khawatir, gue gak apa-apa ko!" ucap Arlina lembut sambil memberikan senyum manisnya kepada tiga sahabatnya itu.
"Sama-sama sayang kuuuh!" ucap Dila dan Kila bersamaan, sambil memeluk Arlina yang masih berbaring di kasurnya.
"Ekhm ekhm" Azka berdehem, tangannya mengelus lehernya sendiri, matanya melihat ke atas.
"Kenapa lo haus?" tanya Dila, sambil melepaskan pelukannya.
"Ekhm ekhm" deheman Azka makin keras, sekarang matanya melihat Arlina. Sepertinya Arlina sadar apa maksudnya,
"Iyaa.. Azka makasih banyak ya udah gendong Arlina, tapi tenang aja gue gak berat ko!" ucap Arlina sambil terkekeh.
"Wees iya dong, Azka kan strong!" ucap Azka sambil memamerkan otot tangannya.
Tok tok tok
"Sebentar" suara Dila, sambil menghampiri pintu yang di ketuk tadi. Dila memegang gagang pintu itu, lalu menariknya.
Matanya langsung membulat di ikuti mulutnya juga.
"Eh lo! Ada apa?" tanya Dila pada seseorang itu.
Tidak ada jawaban, orang itu langsung masuk dan menghampiri Arlina.
Azka, Arlina dan Kila yang melihatnya kaget. Sekarang Kila dan Azka langsung memalingkan wajahnya, melihat ke arah Dila yang masih mematung di tempatnya tadi. Dila segera mengibaskan tanggannya menandakan agar Azka dan Kila mengikutinya pergi meninggalkan ruangan.
"Ar kita keluar dulu ya!" ucap Kila lalu segera pergi bersama Azka dan Dila meninggalkan UKS tanpa persetujuan Arlina, dan langsung menutup pintunya.
Seketika ruangan menjadi hening. Mata Arlina masih memandang sosok yang ada di depan kasurnya, dan sebaliknya.
"Lo!" ucap mereka bersamaan.
"Lo duluan!" ucap Arlina lagi.
"Lo kenapa bisa pingsan?" tanya Arkan.
"Lo ngapain di sini?" Arlina balik bertanya.
"Kalo orang nanya di kasih pernyataan, bukan pertanyaan." jelas Arkan sambil memutar bola matanya.
"Kecapean." jawab Arlina segera memalingkan wajahnya ke samping kanan.
"Ooh" jawab Arkan, mulutnya membentuk huruf 'O'
Arlina mengernyitkan matanya.
"Terus lo?" tanya Arlina lagi, tanpa berniat melihat lawan bicaranya."Sebenernya gue nyariin bola basket gue yang masuk UKS tadi." jawab Arkan sambil tersenyum.
Arlina langsung melihat wajah Arkan dengan mimik heran.
Segera Arlina melihat sekitar ruangan luas itu. Mencari basket, barangkali dia temukan akan langsung dia tunjukan pada Arkan, agar dia segera pergi dari situ meninggalkan Arlina.Arkan yang melihat Arlina kebingungan mencari basket, malah tertawa sendiri.
"Ko malah ketawa sih?" tanya Arlina polos.
"Mana ada bola basket di UKS Ar!" jawab Arkan.
Arlina mengernyitkan matanya.
Apaan sih lo? Hatinya kesal, lagi-lagi dia di kerjain.
Arkan masih tertawa melihat kepolosan Arlina yang tengah berbaring itu.
Tiba-tiba Arkan melangkah mendekati Arlina. Arlina yang melihat tingkah cowo itu heran, matanya mengikuti kemana dia akan melangkah. sekarang dia sudah berdiri di sebelah kanan kasur Arlina, menempati Tempat Azka tadi.
"Yaudah, gue pergi dulu ya! Get well Soon Ar!" ucapnya lembut, sambil mengelus puncak kepala Arlina.
Mata arlina membulat, dia merasakan hangat di puncak kepalanya itu, dia merasa nyaman. Hatinya sangat senang, jantungnya serasa mau copot.
Segera Arkan melangkah pergi, tanpa memberi tau basket yang dia maksud itu seperti apa dan dimana. Baru setengah jalan menuju pintu, langkahnya berhenti, dia menoleh ke belakang tepat dimana Arlina berada.
"Istirahat! Samaa.. Jangan lupa makan! Dah!" mulut Arkan seperti kaku untuk bicara, seraya melambaikan tangannya. Lalu berbalik dan melanjutkan langkahnya, sambil menggaruk kecil kepalanya yang tidak gatal sama sekali.
Arlina yang masih diam melihat Arkan yang membuatnya bahagia kali ini, sampai tidak bisa menggerakkan tangannya untuk membalas lambaian Arkan tadi.
-LoveAr-
Akhirnya publish juga. Hehe
Menurut kalian Arkan itu sebenernya orangnya gimana sih?
Tolong jawab ya di coment:)Salam Manis dari Arkan:)
✨Jangan lupa vote (klik layar, yang ada gambar bintangnya) dan coment ya!✨
KAMU SEDANG MEMBACA
LoveAr
Teen FictionArkan seorang ketua OSIS yang famous bukan hanya di sekolahnya saja,bahkan banyak siswi SMA lain yang menginginkan untuk jadi pacarnya. Hatinya selalu semu akan perasaan di hatinya, ragu dengan rasa cinta. Hatinya selalu salah menfsirkan perasaan...