Cinta memang bisa memberi kebahagiaan dan kekecewaan. Tapi bahagia tanpa adanya cinta, rasanya mustahil. Harus ada perjuangan agar kekecewaan tidak menghancurkan cinta yang indah.
-LoveAr-"Gila! Masa iya gue bisa selesain tugas dalam waktu tiga jam doang?" teriak Dila tidak terima.
"Ya terus? Mau lo liatin sampe bertahun-tahun ya tetep jadi tugas tanpa penyelesaian." jawab Arlina dengan gestur tangannya.
"Nahh!" seru Kila.
"Lo bukannya bantuin gue." Dila merajuk pada Kila.
"Nanti gue bantu deh." ajak Arlina merasa bersalah.
"Enggak gitu Ar." jawab Dila sambil merangkul sahabatnya itu.
Mereka tak henti-hentinya membicarakan tugas minggu ini. Meskipun kesal, tugas tetap harus dikerjakan demi kelulusan. Jadi intinya unfaedah kesal dengan tugas.
Saat mereka sudah sampai di kantin, mereka melihat meja dan kursi yang kosong dan pas untuk mereka bertiga, tersisa satu kursi di sampingnya. Mereka menghampiri meja tersebut dengan antusias memilih tempat duduknya masing-masing dari jauh, hingga keempat laki-laki tampan incaran siswi tersebut menempatinya dengan tenang.
"Gue mau duduk." Ucap Dila to the point saat sudah berada di depan meja tersebut.
Mereka masih berbicara dengan temannya dan mengacuhkan Dila.
"Sorry, tempat ini udah kita boking." ucap Kila sambil menepuk pundak Juna di sampingnya.
Mereka berempat akhirnya menoleh kearah gadis yang berbicara tadi. Setelah itu mereka masih diam dan mengobrol lagi, kecuali Arkan yang langsung berdiri dan meninggalkan mereka.
Dila dan Kila yang melihatnya sangat kesal. Mereka benar-benar geram, jika para cowo itu tidak setampan itu, pasti mereka langsung menceramahinya.
"Gue ke sana dulu." ucap Arlina berbisik pada Kila dan langsung pergi meninggalkan kedua sahabatnya yang kelihatannya akan berdebat.
Gadis itu mempercepat langkahnya saat melihat Arkan berada di depannya. Cowo itu sepertinya berjalan ke arah tangga rooftop. Arlina yakin jika itu benar Arkan dan gadis itu segera berlari ke arahnya.
Arlina tersenyum saat Arkan menyadari bahwa Arlina mengikutinya. Cowo itu berhenti dan terus menatap gadis yang tengah tersenyum manis dengan wajah pucatnya.
"Mau kemana?" tanya Arkan.
"Ke atap." jawab Arlina menebak.
"Yakin? " tanya Arkan sambil tersenyum miring dan langsung berbelok meninggalkan Arlina.
"Lo mau kemana?" tanya Arlina masih mengikuti Arkan.
Arkan segera masuk ke dalam perpustakaan diikuti Arlina, jadi Arkan tidak usah menjawab pertanyaan gadis itu.
Keduanya sekarang sudah duduk di sebuah meja dengan kursi yang berhadapan. Arlina menatap sekelilingnya dan Arkan tetap fokus pada Arlina.
"Nyaman ya." ucap Arlina sambil menarik nafasnya lega.
"Makanya gue belok ke sini." jawab Arkan datar.
"Lo tadi kemana?" tanya Arlina.
"Latihan basket." jawab Arkan.
Sebenarnya sebelum dia latihan, dia melaksanakan hukuman yang dia minta dari Pa Bono tadi. Membersihkan Lab IPA setelah itu latihan basket.
"Ko gak aja gue?" pertanyaan polosnya keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
LoveAr
Teen FictionArkan seorang ketua OSIS yang famous bukan hanya di sekolahnya saja,bahkan banyak siswi SMA lain yang menginginkan untuk jadi pacarnya. Hatinya selalu semu akan perasaan di hatinya, ragu dengan rasa cinta. Hatinya selalu salah menfsirkan perasaan...