31. Lagu Rindu

6.1K 324 14
                                    

Malam ini Arkan semakin khawatir tentang keberadaan dan keadaan Arlina. Pergelangan tangannya lagi-lagi merah saat merasa kesal.

Cowo itu uring-uringan sendiri di kamarnya. Sesekali dia menengok ke pintu kamar Arlina, tapi tidak ada siapapun yang lewat atau masuk kesana.

Arkan sangat frustasi saat ini. Seakan semua kata yang dia ucapkan berbalik sakit kepadanya. Arkan sangat menyesal, dan pasrah dengan semua keputusan Arlina nanti.

Panggilan masuk dari 'Basket'

Arkan segera mengambil benda pipihnya di atas nakas dan langsung mengangkatnya.

Assalamualaikum.

Waalaikumsalam.
Jawab Arkan.

Kamu baik-baik aja kan?
Tanya Arlina khawatir.

Aku cuma mau tau kamu dimana?

Aku baik-baik aja.

Aku nyesel Ar. Jangan buat aku kebingungan.
Ucap Arkan parau.

Aku sayang sama Kamu, dan akan selalu seperti itu.

Arlina memutuskan sambungan teleponnya.

Arkan menghembuskan nafasnya lega. Pacarnya masih sayang dan baik-baik saja. Cowo itu yakin, bahwa besok dia akan sekolah lagi.

***********

Upacara baru selesai dilaksanakan. Semua siswa pun masuk ke kelasnya masing-masing untuk mengikuti pelajaran. Terkecuali dengan Arkan yang sengaja berdiri di depan kelas XI IPA 3, mencari sosok cantik yang dia sayangi.

"Eh. Arkan." sapa Dila yang hendak masuk kelas dengan Kila.

Arkan hanya melihatnya sekilas.

"Lo cari Arlina?" tanya Kila.

Arkan mengangguk. Dia tetap jutek dan dingin pada cewe lain.

"Bukannya lo anter Arlina kemarin? Masa lo pulang sendiri dari sana." Dila mengatakannya seolah Arkan memang pergi dengan Arlina.

"Kemana?" tanya Arkan mulai serius.

"Ehh, ayo masuk-masuk!" ucap Miss Ira.

"Iya bu. Duluan yah!" ucap Dila pada Arkan.

Arkan hanya mengangguk dan harapannya lebur lagi. Cowo itu berniat untuk menanyakannya lagi pada Dila dan Kila nanti.

Arkan melangkahkan kakinya ke kelas XI IPA 2. Disana sudah sepi dan tenang, sedangkan ketiga sahabatnya malah asik bermain HP.

"Panggil guru sana!" pinta Arkan yang menepuk pundak Adi.

"Kagok!" jawab Adi.

"Di pecat jadi wakil KM baru tau lo!" celetuk Abran yang ikut menimpali.

"Bodo! Berisik lo pada!" ketus Adi sambil fokus pada permainan di HPnya.

"Lo dari mana?" tanya Juna pada Arkan.

Arkan mengedikkan bahunya, seperti mengode Juna akan mengerti.

"Lo berantem?" tanya Adi yang beralih pada Arkan.

"Panggil guru bego!" celetuk Abran lagi.

"Woy KM! Panggil guru sana!" titah Adi seenaknya.

LoveArTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang