Rio menghampiri kedua orang itu. Tidak segan-segan dia menarik kerah kemeja salah satu dari mereka. Satunya adalah perempuan yang sekarang tengah perlahan mundur ketakutan.
"Jelasin ke gue Ar!" bisik Rio sambil menatap tajam kearah Arkan.
Arkan menunduk merasa bersalah.
"Ar, dia siapa?" Tanya Rio tegas.
"Sorry ka, dia cewe yang kemarin gue ceritain." jawab Arkan pelan sambil menatap Rio.
Rio beralih pada gadis yang tengah ketakutan itu.
"Maafin saya. Jaga kepercayaan adik gue." bisik Rio pada Arkan kemudian menatapnya tajam.
Arkan mengangguk.
**********
Akhirnya yang ditunggu Arlina datang. Cowo tampan itu menghela nafasnya, lalu menyalakan mobil dan segera menginggalkan basement.
Arlina masih tertunduk dengan kedua tangan yang menutupi wajahnya. Hatinya memang sakit, terlebih telepon terakhirnya dengan Arkan membuat dia semakin curiga, siapa Syifa sebenarnya?
Gadis itu masih memejamkan matanya, hingga satu pertanyaan muncul dipikirannya. Dia segera menghapus air matanya dan menolehkan wajahnya pada Rio.
"Kalian gak berantem 'kan?" tanya Arlina dengan suara cemas.
Rio mengangguk.
Arlina menghela nafas lega.
Gadis itu lalu menatap lurus ke depan sambil menahan air matanya.
"Dia Syifa, kemarin bantu lo ke RS. Arkan gak sempet kabarin kali. Jangan baper." Rio akhirnya memulai permbicaraan.
"Tapi tadi kita teleponan." jawab Arlina masih dengan suara parau.
"Gak selalunya cowo deket sama cewe itu pacaran. Lo harus ngerti. Lagian lo udah tau siapa cewenya, gak usah cengeng." ucap kakaknya berniat bercanda.
"Arkan gak pernah kasih tau siapa dia. Gue tau baru-baru ini pas gue tanyain!" ketus Arlina dengan gemas melihat kakaknya.
"Gue gak akan biarin lo nangis gara-gara cowo. Tapi pikirin dulu sebelum memutuskan, lo udah gede, jangan selalu ingin merasa benar!" tegas kakaknya sedikit teriak.
"Kenapa sih lo! Gue gak akan marah kalo dia bener!" bentak Arlina.
Kali ini dia kesal akan sikap Rio yang seolah menyudutkannya.
"Lo-nya yang bego!" ucap Rio pelan namun menusuk.
"KO LO JADI KASAR SIH!!" teriak Arlina semakin geram.
Ingin rasanya dia menangis lagi. Rio tidak pernah bicara sekeras ini mengenai permasalahan pribadi Arlina.
"KALO LO UDAH GAK YAKIN SAMA PERASAAN ARKAN, PUTUSIN AJA! SO EASY!" bentak Rio sambil terus fokus pada jalanannya.
"LO PIKIR PUTUS SATU-SATUNYA CARA?!" teriak Arlina kesal.
"TERUS NANGIS DAN NEGATIF THINKING SATU-SATUNYA CARA?!" Rio ikut teriak sambil mengerem mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LoveAr
Teen FictionArkan seorang ketua OSIS yang famous bukan hanya di sekolahnya saja,bahkan banyak siswi SMA lain yang menginginkan untuk jadi pacarnya. Hatinya selalu semu akan perasaan di hatinya, ragu dengan rasa cinta. Hatinya selalu salah menfsirkan perasaan...