35. Siapa dia?

4.3K 276 12
                                    

Pagi ini indah, ditambah senyum manis yang merekah, tanpa disadari aku telah berpindah, menjadi riang dari resah.
Seseorang datang dengan kasar, membuatku terpikat juga gusar, hatiku sempat ditampar, untungnya hati tulusku besar.

-Arlina Giani Putri Chandratama-

Sepuluh menit lagi bel masuk akan berbunyi, gadis itu tengah berjalan cepat agar dia bisa bersantai dulu di kelasnya. Melewati koridor kelas IPS yang lumayan panjang dengan terus menunduk.

Langkahnya terhenti saat wajahnya mengangkat dan mendapati sosok Arkan yang tampan dengan tas gendong yang digantung sebelah. Siswa itu tampak menunggu kehadiran seseorang. Arlina yakin, Arkan sedang menunggunya. Gadis itu senyum-senyum sendiri sambil memperlambat jalannya.

Sedikit lagi sampai, saat itu seorang siswi berambut panjang berponi datang menghampiri Arkan dengan senyumannya. Arkan tidak membalasnya, dia segera mengambil sebuah buku yang disodorkan siswi itu kepadanya.

Arlina menyipitkan matanya, seperti pernah melihatnya. Gadis itu menjatuhkan bahunya saat menyadari nama siswi itu adalah Syifa. Hatinya belum begitu sesak, ini hanya pertemuan biasa antara ketua OSIS dan sekretarisnya.

Sampai Arkan menarik tangan Syifa yang menempel pada belahan pintu yang hampir menutup. Dengan sigap Arkan menariknya tapi terlambat, jari tangan Syifa sudah sedikit memar . Arlina masih tersenyum bangga melihat pacarnya sudah berubah saat bisa melihatnya menolong orang lain tanpa ketus.

Tiba-tiba saja, tangan Syifa digenggam Arkan dan cowo itu berusaha meniup jari tangan Syifa yang memar itu. Seketika, senyuman Arlina pudar. Dia menarik nafasnya pelan, dia memutuskan untuk tidak melihat kedua orang itu lebih lama lagi. Arlina melanjutnya jalannya dengan cepat, melewati Arkan dan Syifa yang masih sibuk dengan tangannya tanpa menyadari ada Arlina di belakang Arkan.

"Arlina!" panggil Abran yang sedang berjalan menuruni tangga.

Arlina menoleh sebentar dan tersenyum lalu melanjutnya jalannya menaikki tangga lagi. Abran menaikkan alisnya heran, dan segera menghampiri Syifa untuk menanyakan sesuatu.

Sekarang Abran tau kenapa Arlina seperti itu.

**********

Arlina kini sudah duduk di bangkunya dengan wajah yang masih menunduk. Ketiga sahabatnya saling menatap dan bertanya-tanya.

"Ar, lo kenapa?" tanya Dila.

Arlina masih diam.

"Ar! Hei!" tegur Azka.

Arlina hanya menatap datar Azka, seperti tidak kaget sama sekali.

"Ada masalah?" tanya Azka.

"Gue ngantuk." jawab Arlina sekenanya lalu menundukkan kembali kepalanya.

Ketiga sahabatnya hanya mengangguk paham.

"Eh lo udah tau belum PENSI dua minggu lagi?" tanya Kila tiba-tiba.

"Kemarin udah ada yang data peserta yang ikut tampil juga." tambah Dila.

"Masa iya gue kudet! Kelas kita belum sempet di data. Waktu itu keburu bubaran kelas." timpal Azka.

LoveArTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang