9. Tawaran Kesempatan?

7.7K 470 0
                                    

Kini seorang gadis cantik itu sedang berjalan di koridor sekolahnya. Pikirannya sekarang hanya tertuju pada ketiga sahabatnya, yang sekarang sudah menunggunya di kelas.

Rambut panjang Arlina sengaja di ikat, karena dia malas untuk mengkepang atau merapihkan rambutnya kalau-kalu berantakan. Matanya hanya melihat ke depan, dengan tangan kanannya yang menggantungkan kardigan berwarna abu-abunya.

Angin pagi terasa sangat sejuk, menyegarkan tubuhnya. Namun,  rambutnya panjang terikatnya itu terasa terurai kembali.

"Hahaha!" kekeh Arkan yang kini sedang melambai-lambaikan ikat rambut milik Arlina.

Tiba-tiba saja Arkan berada di belakang Arlina, setelahnya menarik ikat rambut itu, dia segera berlari menjauhi Arlina.

"Arkan kembaliin!" teriak Arlina sambil mengejar Arkan.

Arkan malah semakin jauh berlari. Dan ikat rambutnya dia lambai-lambaikan.

"Arkan!!!!"

Bruug

"Auuuw!" pekik Arlina tidak sengaja menginjak tali sepatunya yang terlepas.

Gadis itu sekarang tengah duduk, dan membersihkan rok span abu-abunya. Meskipun tidak ada luka karena terjatuh di koridor, tapi tubuhnya terasa sakit, tangannya memerah dan untungnya tubuhnya bisa dia tahan dengan kedua sikutnya,  juga tidak ramai siswa yang bisa membuatnya malu.

Arlina mencoba berdiri dan membenarkan posisi tas nya itu.
Setelahnya, dia membungkukkan tubuhnya untuk menalikkan tali sepatunya. Tapi Arkan berhasil memegang tali sepatu cewe itu duluan dan mengikatnya.

"Gausah udah gak apa-apa ko!"

"Lo bisa kali diem bentar!" sanggah Arkan yang tengah sibuk mengikat tali sepatu Arlina.

"Nanti pacar lo marah!" sindir Arlina. Sebenarnya dia ingin mencari tau kebenarannya, tapi dia gengsi untuk itu.

"Gak punya pacar gue!!"

"Kemarin si.." ucapnya tenang.

"Sisi GGS yang alay itu maksud lo?" gurau Arkan.

Arlina mencoba menegapkan badannya, matanya menatap ke arah Arkan yang terlihat tampan dengan senyuman manis seperti biasanya.

"Gak lucu ah!" jawab Arlina terlihat datar, walaupum hatinya ingin tertawa cowo keren kaya dia ngelucu. Gak lucu lagi.

"Si Jasmine mah bukan pacar gue! Suka sih gue sama dia, tapi gak suka!" jawabnya simpel.

"Gak jelas lo!" jawab Arlina irit.
Diam-diam Arlina menahan air matanya, meskipun sedikit senang tapi Arkan bilang menyukai Jasmine.

"Beres!" Arkan berdiri dan menatap Arlina.

Sekarang mereka saling berhadapan dan bertatapan. Arkan masih dengan senyum manisnya, tapi Arlina masih dengan tatapan penuh pesonannya pada Arkan. Jantung gadis itu berdegup kencang, seakan tidak terjadi kesakitan apapun sebelumnya dengan hatinya.

Fhuu

Arkan meniup mata Arlina yang sedang fokus menatapnya.

"Eh!" Arlina sadar,

"Gue duluan"  segera melangkahkan kakinya. Tapi nihil, Arkan segera menggenggam pergelangan tangan Arlina dan menariknya menuju kursi yang berada di sampingnya dan duduk bersama.

"Ngadep ke sana deh!" perintah Arkan.

"Gak! Udah ah gue mau ke kelas!" sanggah Arlina dan memalingkan wajahnya.

"Bentar doang ko Ar!" pinta Arkan lagi namun sekarang dengan suara lembut. Arlina pun mengikutinya, sekarang dia memposisikan tubuhnya menghadap ke kanan membelakangi Arkan.

"Oke lo ngomong kalo sakit yah?" ucap Arkan.

"Lo mau ngapain HEH!" pekik Arlina menoleh ke belakang.
Arkan tidak menjawab, dia malah memalingkan wajah Arlina dengan kedua tangannya.

Arlina yang sadar wajahnya di tengkup oleh tangan halus Arkan, pipinya kini memerah.

Arkan mencoba mengikat rambut Arlina dengan tenang.

"Auh!" pekik Arlina.

"Eh sorry sorry!"

Arkan berusaha mengikatnya dengan perlahan.

"Auww ih!" teriak Arlina lagi.

"Iya sorry!" jawab Arkan sedikit membentak.

Meleset lagi, Arkan lepas kembali ikat rambut itu dan memulainya dari awal.

"Aduh Ar sakit!" teriak Arlina sekali lagi.

"Ih lo bisa diem gak sih! Berisik!"
Giliran Arkan yang marah.

"Kan kalo gue sakit ngomong katanya!" sanggah Arlina kesal.

"Iya gue juga lagi usaha!"

Arkan masih berusaha mengikat dan melepasnya lagi, dan terus berulang-ulang.

"Iket rambut lo jelek ah! Masa gak jadi-jadi dari tadi!" keluh Arkan.

"Yeeh nyalahh.." Jawab Arlina,

"Udah diem lo!" potong Arkan.

Arkan mulai berkeringat, mengotak-atik ikat rambut bahkan membuat rambut Arlina berantakan.

Lama kelamaan dia kesal. Akhirnya dia melepas ikat rambutnya dan melempar ikat rambut Arlina ke lantai.

"Ahh! Susah di ajak kompromi tuh karet!" teriak Arkan frustasi.

Arlina malah terkekeh dan mengambil ikat rambut yang tadi di lempar Arkan ke lantai.

"Susah! Ribet ya cewe!" keluh Arkan lagi.

Arkan dan Arlina kini sudah berdiri. Arkan yang sedang berkacak pinggang, Dan Arlina yang sedang mengikat rambutnya sambil terkekeh melihat Arkan frustasi seperti itu, terlihat lucu dan menggemaskan.

"Kaya gini susah kata lo? Huuu!" ledek Arlina sambil mengibaskan rambut panjangnya ke depan wajah Arkan ala-ala model shampoo dan segera meninggalkan Arkan yang masih melongo melihat kesuksesan Arlina mengikat rambutnya dengan mudah.

    **************************

Bel istirahat sudah berbunyi dari 5 menit yang lalu. Keempat sahabat itu sudah duduk di kursi, dengan pesanannya masing-masing di meja makannya.

"Ar, gue mau tanya." ucap Azka.

"Ada apa?" jawab Arlina.

"Lo beneran di ajakin masuk tim basket sama si Juna?" tanya Azka.

"Eh iya Ar?" tanya Kila.

"Iya ihh. Tapi, gue males banget ikutan tim itu." jawabnya singkat sambil mengeluh.

"Tapi Arkan gimana? Lo gak ada niatan LDKT gitu?" rayu Dila, sambil tersenyum.

"Cieee..".  ketiga ya kompak menyuraki Arlina.

Arlina ikut tersenyum, teringat kejadian pagi tadi. Pikirnya rambutnya memang sakit, tapi setidaknya itu modal untuk bisa dekat dengannya.

"Bakalan ada lomba loh Ar! Kalo lo ikut, pasti bisa menang tim putrinya! Usahain lah Ar..."

"Gak tau. Hehe" jawab Arlina sambil terkekeh.

"Oh iya si Adi ngajak lo buat ketemuan besok pulang sekolah di lapangan basket. Mau ngerayu gitu deh intinya." jelas Azka.

"Iya deh, nanti gue pikir-pikir dulu." jawabnya.

"Thank Ar!"

                   -LoveAr-

Haluu semua!
Datang-datang Arkan udah bikin baper aja ah...hehe

✨jangan vote and coment yah!✨

LoveArTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang