21. Kata Kejutan

6.8K 342 9
                                    

"Makasih." ucapnya lembut dan menunduk.

"Untuk?" tanya Arlina sambil melirik Arkan.

"Ketawa gue sepagi ini." jawab Arkan sambil rambutnya yang tidak gatal sama sekali.

Arlina tertawa kecil. Dia tidak menyangka Arkan akan mengucapkan hal itu. Ternyata Arkan memang tidak pernah tertawa.

Arkan tiba-tiba mencubit pipi Arlina dengan lembut. Cowo itu mungkin merasa sangat bahagia karena setelahnya dia tertawa puas. Lagi-lagi dia tertawa karena berhasil menjaili Arlina.

"Gak lucu." ketus Arlina sambil menyingkap tangan Arkan.

Arkan terlihat masih bahagia meskipun, Arlina sepertinya kesal karena tingkahnya.
Mereka berdua sudah berada dalam perjalanan pulang. Semua pesanan kak Rio sudah Arlina beli, dan uang yang tadi Arkan ambil sudah dikembalikan.

"Line gak ada?" tanya Arkan.

"Punya." jawab Arlina singkat.

"Dari gue?" tanya Arkan lagi.

"Pesan? Gak tau." jawab Arlina cuek.

"Kenapa di reject? " tanya Arkan dan menghentikan langkahnya.

"Terus?" Arlina balik bertanya sambil terus melanjutkan jalannya.

"Arlina!" teriak Arkan tiba-tiba.

Arlina yang kaget segera membalikkan badannya dan membulatkan matanya.

"Ada apa?" tanya ketakutan.

Arkan mengibaskan tangannya pertanda agar Arlina segera mendekat. Arlina mengikutinya dan duduk disebuah kursi tepat disamping Arkan.

"Kenapa?" tanya Arlina penasaran.

"Gak." jawab Arkan cuek, lalu memalingkan wajahnya.

Gadis itu kembali kesal dengan sikap Arkan, dia berdiri dari duduknya. Tangan Arkan lagi-lagi mencekal tangan Arlina dan membuatnya duduk kembali.

Arkan menarik nafasnya pelan, mempersiapkan kata-katanya yang akan dia ucapkan Pada Arlina.

Arkan menarik dagu Arlina agar mereka saling bertatapan. Arlina terkejut, jantungnya lagi-lagi berdegup kencang. Pipi gadis itu kini memerah, dia tidak bisa berkedip.

"Selama ini gue ganggu?" tanya Arkan dengan mata tajamnya.

Arlina seakan bisu, dia sulit mengatakan sesuatu bahkan membuka mulut.

"Gue selama ini cuma bisa permainkan lo. Iya kan?" tanya Arkan lagi masih dengan tatapan itu.

"Lo kesel banget sama gue. Benci atau bahkan perasaan lo udah gak lagi buat gue?" tanya Arkan lagi, namun sekarang dengan tatapan yang tulus.

"Gak gitu." Arlina segera menjawab, gadis itu membulatkan matanya dan langsung menutup mulutnya saat kalimat itu yang keluar.

Arkan menatap Arlina heran.

"Eh-em.. Gak biasanya lo ngomong gitu." lanjut Arlina kaku.

Arkan masih memperhatikan Arlina.

Aduh Arkan, lo mau apa lagi? Batin Arlina.

"Pulang yu?" ajak Arlina dan segera berdiri dari duduknya.

Arkan ikut berdiri dan langsung menarik tangan Arlina agar mereka berhadapan lagi. Setelah itu, Arkan memeluk gadis itu dengan lembut.

Sorry Ar. Gue gak tau kenapa bisa permainkan hati cewe kaya lo. Gue nyaman sama lo, bukan karena kelebihan lo, tapi kekhawatiran saat gue gak ada di samping lo. Batin Arkan.

LoveArTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang