23. Modus

6.6K 301 0
                                    

🎶 So i'm gonna love you,
🎶 Like i'm gonna lose you,
🎶 I'm gonna hold you,
🎶 Like i'm sayi-

Senandungnya berhenti saat matanya menangkap sosok pria dengan punggung tegap dan rambut hitam kecoklatan yang tengah duduk di sofa ruang tamu dengan sebuah acara televisi yang di tontonnya.

Arlina segera mengurungkan niatnya pergi ke dapur, dia malah menghampiri Arkan di sana.

Gadis itu mengendap, berniat untuk mengagetkan Arkan yang tengah fokus menonton.

"Dor!" teriak Arlina mengejutkan.

Arkan masih diam saja. Cowo itu hanya menengok Arlina sekilas lalu tersenyum miring.

"Aduuh.. Lapar ya." ucap Arkan sambil berdiri.

Arlina membulatkan matanya, kenapa dia bisa tidak kaget. Cowo itu malah tenang dan cuek.

"Lapaar ya.. Ya lapar 'kan?" tanya Arkan berualang.

Arlina mengangguk kikuk.

Arkan menautkan kedua alisnya.

"O-oh.. Ikut ke dapur." jawab Arlina mengerti.

Arkan menarik bibirnya dan mengulas senyuman.

Keduanya kini sudah berada di dapur, dengan dua porsi nasi goreng buatan Arlina. Mereka langsung melahapnya sampai habis.

"Gak enak." Ucap Arkan setelah meneguk air yang dia ambil dari dispenser.

"Abis?" tanya Arlina meledek.

"Lapar." jawab Arkan sekenanya.

"Alesan." gumam Arlina.

Arkan tiba-tiba duduk kembali, dia menatap tajam ke arah bola mata Arlina. Wajahnya tidak tampak bahagia.

Gadis yang diperhatikan Arkan pun, sekarang tengah tersipu. Gadis itu merasa serba salah, jika dia tersenyum Arkan bisa saja meledeknya, tapi jika biasa saja, dia tidak bisa menahan senyumnya.

Arlina segera mungutik pikirannya, kenapa Arkan tiba-tiba melihatnya dengan tatapan seperti itu setelah makan nasi goreng buatannya. Gadis itu membulatkan matanya, mungkin nasi goreng buatannya tidak enak. Selama ini, masakan yang dia buat selalu enak.

"Lo masak pake apa?" tanya Arkan menyelidiki.

Arlina memutarkan bola matanya, seolah biasa saja. Gadis itu yakin makanannya enak.

Arkan segera menjauhkan wajahnya, dan memalingkan matanya. Cowo itu kini bersandar santai di kursi ruang makan.

"Maaf." Ucap Arlina dengan wajah lucunya.

Arkan mendekatkan wajahnya pada Arlina lagi.

"Lucu." ucap Arkan sambil tersenyum.

"Singa!" gumam Arlina kesal.

"Enak." Ucapan Arkan seperti membius Arlina sehingga gadis itu kini terdiam.

"Baper ya?" tanya Arkan sambil berdiri.

"Lo da--"

"Bibi lo kemana?" potong Arkan.

"Istirahat, lagi sakit." jawab Arlina.

Arkan mengangguk paham.

"Lo mau di temenin?" tanya Arkan sambil berbalik.

"Apa?" tanya Arlina.

"Tidur." jawab Arkan cuek.

Arlina membulatkan matanya. Arkan berbicara seperti itu.

Arlina segera menghampiri Arkan dan mencubitnya.

LoveArTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang