41. Klarifikasi

3.6K 182 20
                                    

Diminta membenci pun aku rela, tapi hati tidak bisa dipaksa.
-LoveAr-

Di dalam mobil terasa canggung. Ditambah Arlina yang hatinya masih tidak karuan sehingga malas berbicara.
.
.
.
.
.
"Ar, hari ini bakalan jamkos." ucap Arkan.

Arlina masih diam dan menunduk.
.
.
.
.
.
"Kamu kenapa?" panggil Arkan.

Arlina menggelengkan kepala.

"Gue mau cerita, tapi nanti di kelas lo yah!" ucap Arkan dengan antusias.

Arlina membulatkan matanya.

"Mau ngapain?" tanya Arlina.

Arkan tersenyum.

"Untuk kali ini aja, jangan marah sama aku." jawab Arkan.

"Maksudnya?" tanya Arlina lagi.

"Aku mau bawel." jawab Arkan sambil menggenggam tangan Arlina.

"Supirin yang bener ih." ujar Arlina yang kaget karena Arkan melepaskan satu tangannya.

"Kemarin aku anter Syifa ambil mobil sayang. Tadinya aku minta Juna, tapi malah so sibuk dianya." ucap Arkan sambil fokus menatap jalanan.

"Iya, itu ih.. Setirnya yang-" ucap Arlina terpotong.

"Apa? Sayang?!" tanya Arkan sambil mencubit pipi Arlina.

"Iya udah sayang, yang bener nyupirnya.." pinta Arlina.

"Eh mau bolos gak?" tanya Arkan tanpa berniat melepaskan genggamannya.

"Ketos macam apa yang ngajakin siswi bolos?" tanya Arlina meledek.

"Ketos macam ini!" jawab Arkan sambil melebarkan senyumannya.

"Ish! Astagfirullah!" ucap Arlina.

"Kenapa?" tanya Arlina.

"Kamu gak berniat melakukan apa gitu, setelah kejadian kemarin?" tanya Arlina.

"Aku ngajak kamu bolos." jawab Arkan renyah.

"Aku mau minta sesuatu." ucap Arlina dengan serius.

"Hm" jawab Arkan.

"Hemhemehm" Arlina mengikuti.

Arkan terkekeh.

"Permintaan apaaa?" tanya Arkan.

"Hari ini beneran jamkos kan?" tanya Arlina.

"Iya." jawab Arkan lagi.

"Tuh, katanya mau bawel. Apaan cuek lagi." gumam Arlina.

"Iyaaaaaaaa, kamu minta jamkosnya ditambahin?" tanya Arkan dengan suara keras dan tersenyum.

Arlina menyipitkan matanya.

"Eh tau gak, di grup masa-"

"Gak." jawab Arkan singkat.

Arlina menatapnya sinis.

"Gila si Juna ngereceh di grup semalem." ucap Arkan tiba-tiba.

"Basi!" jawab Arlina kesal, ucapannya direbut.

"Udah bubuk banget gila, parah tu ketua basketnya." tambah Arkan sambil tersenyum.

"Sehat gak sih lo?" tanya Arlina.

"Gue pusing sumpah. Mau tidur ah!" jawab Arkan sambil memejamkan matanya.

"Woy parah lo!" cegah Arlina sambil memukul pundak Arkan.

LoveArTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang