Jinyoung berdiri gugup, memainkan hem kemeja biru miliknya, yang warnya sudah sedikit memudar. Perasaanya gugup, takut dan campur aduk, berada di tengah keramaian pengunjung bar yang menatapnya lapar. Aroma alkohol dan rokok begitu menyengat sampai membuat dadanya terasa sesak. Jinyoung benci asap rokok, apalagi alkohol, tetapi ia tidak memiliki pilihan lain. Jinyoung berjanji pada Pamanya akan membantu menyelesaikan semua hutang dan tidak akan membiarkan rumah mereka di sita. Jinyoung akan merelakan keperjakaanya pada siapa saja yang berani membelinya dengan harga tinggi, tentunya sebesar uang yang di butuhkan keluarganya dan menguntungkan bagi Bambam, Sang Mucikari.
"850.000 won." seru seorang lelaki tua berumur sekitar 40 tahun lebih. Jinyoung melirik sedikit dengan ujung matanya, lelaki dengan perut sedikit buncit dan mata sipit. Sungguh bukan tipe Jinyoung, dan Jinyoung yakin lelaki itu memiliki istri di rumah.
"950.000 dollar." seru lelaki yang di sebelah lelaki tua tadi, dia tampak lebih muda sedikit, mungkin pertengahan 30-an. Tetapi rambut depanya sedikit botak, dan tubuhnya pendek. Jinyoung mengigil takut, ia berharap setidaknya yang membeli dirinya adalah lelaki yang memiliki wajah yang enak di lihat sedikit.
"950.000 dollar satu, ada lagi yang berani menawar lebih tinggi?" kini suara Bambam yang berbicara, kepala Jinyoung sedikit pusing. Di di jajakan di depan banyak orang seperti ayam yang mau di sembelih.
"1.100.000 dollar." seru lelaki yang lain. Ya lelaki, karena bar ini adalah bar khusus gay, dan Jinyoung memang gay. 1.100.000 dollar bahkan tidak akan cukup untuk membayar bunga hutang Pamanya, batin Jinyoung.
"Ayolah, mau sampai kapan kalian menawar dengan harga serendah itu? coba kalian lihat tubuhnya begitu berisi dan seksi." Bambam membalik tubuh Jinyoung, menyuruh Jinyoung menungging sedikit untuk memperlihatkan pantatnya yang semok. "bahkan ia memiliki bokong yang begitu semok." sambung Bambam sambil menampar cukup kuat bokong Jinyoung, ia menjajakan dengan lihai seperti ahlinya.
"1.200.000 dollar." Jinyoung terbelalak mendengar seorang pemuda menyerukan angka sebesar itu, ia tidak menyangka dirinya bisa semahal itu. Tetapi nominal itu belum cukup, Bambam melihat Jinyoung meminta persetujuan untuk angka itu dan Jinyoung menggeleng dengan cepat. Bambam tampak berdecak sebal, ia sempat melemparkan tatapan meremehkan pada Jinyoung.
"Ada yang berani memberi harga lebih tinggi lagi?" semua penggunjung tampak semakin heboh dan berteriak tidak suka pada Bambam. Harga pelacur di tempat Bambam tidaklah semahal itu, tentu saja di suruh membayar Jinyoung dengan harga yang lebih tinggi mereka akan sangat marah.
****
"Jaebum, kau tidak ingin melihat kesana, sepertinya sangat ramai?"
"Aku malas, paling lelang ayam." Jawab Jaebum malas.
"Kalau begitu aku pergi mencari Mark dulu ya." dia pergi sangat cepat tanpa menghiraukan panggilan Jaebum.
"Jackson ! Yah, Wang Jackson !" teriak Jaebum. Ia kesal, Jackson menariknya ke bar ini hanya untuk menemaninya menemui kekasih jalangnya. Kenapa kekasih jalang, karena Mark bekerja sebagai penuang minuman dan lelaki panggilan, ya you know lah.
"Biarkan saja hyung." Jaebum melihat malas ke arah lelaki di sampingnya yang kemudian menepuk bahunya. "Dia yang mengajak kita kesini tetapi malah dia yang menghilang."
"Seperti tidak tahu Jackson hyung saja. Hyung, aku ingin kesana, sepertinya sangat seru."
"Yah kim Yugyeom ! jangan tinggalkan aku sendiri !" Jaebum bangkit, lalu mengikuti langkah Yugyeom. Moodnya sangat buruk hari ini dan kedua sahabatnya membuat moodnya semakin buruk.
Jaebum dan Yugyeom memaksa masuk ke tengah lautan manusia, yang sepertinya sedang memperebutkan sesuatu.
"2.000.000 dollar pertama."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, Trouble (COMPLETED)
Fanfic⚠️Warning⚠️ Boy Love Mature 🔞 ********* Park Jinyoung, seorang pemuda berumur 23 tahun terpaksa berhenti kuliah karena masalah keuangan. Kedua orang tuanya telah meninggal dunia, sekarang dia tinggal bersama Paman dan Bibinya. Jinyoung bekerja par...