"Dari sekian juta rasa di dunia, rasa ini kepadamu sangat rumit diartikan. Rumit."
==================
Ada sebuah rasa yang berbeda ketika bersandiwara di depan banyak pasang mata menilai para juri audisi. Sandra tidak tahu apa tepatnya, namun rasa itu membuat perutnya lantas menimbulkan alarm untuk segera pergi ke kamar mandi. Mungkin Sandra tidak akan demam panggung bila berada di depan juri, bahkan, Sandra sangat totalitas di sana, tapi sebelum semua itu dimulai, Sandra harus bolak-balik ke kamar kecil dan itu menyusahkan.
Seperti pagi ini. Sudah ketiga kalinya ia masuk ke kamar mandi hanya untuk hal yang percuma, karena meski sakit perut, Sandra tidak mengeluarkan apapun.
Olip: yakin deh gue, lo lagi di toilet, kan? Berak kan lo?
Melempar pandangan ke arah ponsel yang berada di genggaman tangannya, Sandra menghela napas letih. Dia merubah posisi duduknya di ruang tunggu audisi untuk menemukan rasa nyaman, namun perutnya lagi-lagi melilit.
Olip: lo lagi berak, ya, makanya gak jawab? Ngaku lo.
Sandra: berisik lo, gue jadi sakit perut lagi, kan!
Olip: yeee maap, santai aja, Bu.
Sandra menghela napas dan menaruh ponselnya kembali ke dalam saku. Dipaksakan tubuhnya untuk bangkit dari kursi dan melangkahkan kakinya kembali ke kamar kecil. Sesekali Sandra mengelus perutnya yang super mulas. Berkali-kali terkena serangan ini, ketahanan tubuh Sandra menjadi melemah.
Sandra sampai di tikungan menuju toilet, bersiap membelok, hingga dari arah berlawanan seseorang muncul dan menghantam tulang rusuknya hingga jatuh terjengkang mencium lantai. Sandra mengerjap beberapa kali dan melihat pelaku di hadapannya, laki-laki, sebaya dengan Sandra. Bukannya meminta maaf, laki-laki itu malah mengoceh.
"Woi, lo kalo jalan yang bener, dong! Punya mata gak sih, lo?" tanya laki-laki itu sewot setengah mati seolah-olah dia yang jatuh.
Sandra berusaha berdiri, namun tenaganya sudah habis tak bersisa. Dia hanya bisa meringis kesakitan. Sepertinya salah satu kakinya terkilir.
"Iya, iya, jangan ngomel-ngomel, dong," ucap Sandra ketika laki-laki di hadapannya terus mengomel karena tidak mendapat balasan Sandra.
Bukannya kasihan, laki-laki itu malah merasa dihina dan tertantang. "Berani ya lo sama gue? Lo gak tau gue siapa?!"
Tangan laki-laki itu melayang, hendak memukul Sandra, hingga seseorang muncul dan menahan pergelangan tangan laki-laki itu.
Kamu pernah mengalami satu kejadian yang terjadi sangat cepat? Kamu belum mengira-ngira, belum memperhitungkan, namun hal itu terjadi, tepat di depan matamu. Tidak bisa dihindari lagi, bahkan diulang.
Dan ini yang terjadi.
"Banci lo, anak setan," gertak orang itu sambil menepis pergelangan tangan laki-laki di hadapan Sandra. Kemudian orang itu berdiri di samping Sandra dan mengulurkan tangannya. "Berdiri."
"Eh?" Sandra berkedip heran.
"Ya berdiri, lo mau nyampe subuh gelesotan di situ?" tanya laki-laki yang menolongnya dengan jengkel.
Sandra menautkan alis. Ngeselin juga nih, ya. Tanpa menerima uluran tangan sang laki-laki kedua, Sandra bangkit seorang diri dan tersenyum ke arah mereka berdua.
"Thanks, ya. Tapi gue lebih terhormat berdiri sendiri dibanding nerima tawaran lo yang nyebelin," ucap Sandra, jantungnya seakan melorot melihat tatapan laki-laki di hadapannya yang sangat tajam.
Sandra melewati dua laki-laki itu dan melangkahkan kakinya yang gemetar menuju toilet perempuan. Deru napasnya yang tidak teratur baru ia keluarkan ketika sampai dan menutup pintu. Sandra menarik dan mengembuskan napasnya, berusaha tenang.
Baru saja, dia terlibat masalah dengan aktor remaja kedua–laki-laki yang super cerewet tadi, Thama. Dan baru saja, dia menolak pertolongan dari aktor remaja pertama, laki-laki dengan mata setajam elang, Sadena.
Sadena.
==================
Author Note
Cover dari @wandereality request cover dari aku, tapi sayangnya gak dipakai, aku malah terinspirasi untuk bikin cover yang senada. Thanks to her, she's really good at her hobby and please follow her account kindly
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
New look for SDS, semoga yang ini permanently
Ask #1: Jadi, setelah baca ini, apa yang kamu rasain? :'>