"You are my unsolved riddle."
===============
MAIL baru mengamati keanehan Sadena pagi ini. Kemarin malam, Mail tidak melihat hal aneh setitikpun pada sikap laki-laki berumur tujuh belas itu. Karena tentu saja, video Sadena menarik salah satu peserta audisi film R membuat Mail lebih memikirkan hal itu dibanding gelagat aneh aktor yang diurusnya.
Tapi sekarang, keanehan itu terjadi cukup jelas.
Anggota keluarga Sadena bengong melihat sikap Sadena.
Karena, Sadena tersenyum. Sadena menyapa Lulu di pagi hari. Sadena tampak lebih cerah dibanding biasanya, seolah awan mendung di kepala Sadena sudah digantikan dengan matahari yang sinarnya menyengat semua orang.
"Kenapa sih lo? Sakit gigi?" tanya Mail ketika melihat ke kaca spion, Sadena masih memasang senyum Pepsodent.
Lama-lama, Mail akan mendaftarkan Sadena bintang iklan pasta gigi. Serius.
Untuk pertama kalinya dalam karir Mail bersama Sadena, laki-laki itu tidak tersinggung dengan ucapannya. Dia malah tersenyum lebih lebar dan menatap Mail dari kaca spion.
"Sirik aja lo, pantat panci," kata Sadena, hangat namun nyelekit.
Mail tidak mengatakan apa-apa lagi selama perjalanan menuju tempat syuting trial film R. Sesampainya di sana, keanehan terus berlanjut. Sadena tebar senyum ke semua kru, membuat beberapa berpaling ke arahnya dengan terperangah-dan kesemsem untuk kru perempuan, tentunya.
"Sadena," Seth berdiri dari kursi panasnya kemudian bersalaman dengan aktor utama. Seth tersenyum dan mengajak Sadena ke basecamp khusus aktor dan aktris menunggu atau beristirahat. "Produser menyarankan untuk mempertimbangkan opini tim kreatif kemarin dan aktris utama dipilih dua orang. Tentu yang sudah kamu tahu kemarin adalah Sandra. Dia masih di perjalanan. Dan satu aktris lagi sudah kamu kenal akrab."
Mereka sampai di pintu basecamp. Seth mendorong pintu dengan lengan kanannya, sehingga Sadena bisa melihat aktris yang duduk di ujung sofa, sedang memainkan ponsel. Kemudian perempuan itu mendongak ketika mendengar suara derit pintu.
"Hana Syafira," ucap Seth, meski ada nada tak puas di sana, dia tetap terpaksa menyebutnya.
Senyum Sadena lenyap.
***
MAIL tahu bahwa Sadena memang aktor yang aneh. Laki-laki itu memilih berada di luar basecamp, tepatnya di areal parkir, dengan bibir tertekuk dan awan mendung di kepalanya. Tadi, Sadena bahkan meminjam payung untuk set agar matahari tidak menyentuh kulitnya secara langsung.
Sadena berdiri di sana, dengan mata memicing, seolah menunggu seseorang datang.
Dan city car meluncur, membuat Sadena lebih awas dan mendekat ke arah mobil itu. Mail mengamati wajah Sadena yang berubah lunak, tampak senang, seperti anak kecil yang menemukan mainan favoritnya.
"Lama," ucap Sadena ketika pintu mobil membuka, wajah Sandra yang tampak memerah menjadi sorotan dua orang, Sadena dan Mail.
"Iya... gue bangun jam empat, tapi taksi online-nya lama," ungkap Sandra masih malu-malu, melihat ke sekitar dengan hati-hati dan perasaan was-was.
KAMU SEDANG MEMBACA
S: Sadena, Sandra & Sandiwara
Teen FictionSUDAH DITERBITKAN TERSEDIA DI TOKO BUKU Part lengkap "Mungkin bagimu sandiwara, tapi bagiku ini nyata."