BAB 32 ● CURAHAN HATI

2.8K 160 3
                                    

Setelah beberapa hari yang lalu mereka gagal menjahili Khadijah, kini mereka telah menyusun teror yang baru untuk mengusir Khadijah yakni teror hantu. Bukan menggunakan hantu asli pemberian mbah dukun tapi menggunakan hantu jadi-jadian untuk menakut-nakuti perempuan tersebut.

Sekarang mereka sedang berbincang di rumah Rangga. Kebetulan rumah Rangga berdekatan dengan rumah Khadijah sehingga lokasi ini sangat potensial untuk melaksanakan misi super rahasia ini.

"Jadi kita menyusup ke rumah si Khadijah gitu?" ucap Endah dengan mimik kaget atas usulan gila dari Rama.

"Ya iyalah masuk ke rumah anak itu masa masuk ke hati lo?" Rangga tiba-tiba saja menyambung pembicaraan. Anak tengil yang satu ini selalu saja nyerocos dan tak bisa diam walau hanya satu milidetik. Mereka pun heran sekaligus bertanya-tanya apakah mulut Rangga ini dirancang untuk manusia atau untuk Beo.

Endah mendengus kesal. Ia langsung membalikan badan dan penglihatannya dari Rangga dengan ekspresi jijik. Sementara Rama, ia menatap Rangga dengan sorot tajam. Rangga si kampret doer itu terus-menerus menggoda si Endah setiap harinya. Hati Rama serasa terbakar saat melihat mereka berduaan meski hanya saling hina. Meski Rama tahu kalau Endah, pacarnya itu hasil nikung dari si kampret doer, tetapi tetap saja cinta itu tak bisa disalahkan.

"Udah-udah kita lanjut bahas yang tadi, yang neror si Khadijah pake hantu itu loh," relai Dea mencairkan suasana.

"Hmm ... tadi kata lo, kita harus nyusup ke rumah si Khadijah buat ngerjain dia. Tapi, kalo ketahuan keluarganya gimana?" tanya Endah setalah rasa geramnya mereda.

"Bener juga sih kata Endah, kalo kita ketangkep gimana?" sambung Dea yang ikut penasaran dengan pertanyaan Endah tadi.

"Orang tua si Khadijah itu pada keluar kota semua, jadi dia di rumah cuma sendirian. Bi Ijah pembantu si Dea lagi pulang kampung dan Pak Yunus, orang yang jaga rumahnya juga udah meninggal tiga minggu kemaren gara-gara penyakit stroke," sahut Rangga dengan santai. Rangga memang tahu segalanya tentang Khadijah. Selain dia adalah tetangga dekatnya, Khadijah juga merupakan teman masa SMP dia bersama Rama dan Kevin.

Menurut cerita dari Rangga, Khadijah itu memang anak yang solehah dan pintar. Namun, ia memiliki sifat buruk yang membuatnya terkadang dipandang hina oleh teman-temannya. Sifat buruk Khadijah yaitu sifat apa yang ia mau harus terwujud dengan cara apapun. Termasuk rasa cintanya kepada Kevin. Sejak duduk di bangku kelas delapan, Khadijah mulai tertarik dengan lelaki tampan yang bernama Kevin itu. Khadijah saat itu selalu mengobrol dengan Kevin saat jam kosong atau saat istrahat tiba. Lambat laun perempuan itu mengungkapkan semua perasaannya kepada Kevin. Namun bukannya cinta Kevin yang ia terima, justru perempuan itu ditolak mentah-mentah oleh Kevin. Dia ditertawakan orang satu kelas bahkan nyaris satu sekolah.

Sejak saat itulah ia berjanji akan mengejar Kevin sampai kapan pun. Berulang kali Khadijah berusaha mendapatkan cinta Kevin namun tolakan pahit juga ikut berulang menyertai dirinya. Maklum saja, Khadijah adalah anak seorang pengusaha yang kaya raya dan ia juga merupakan anak semata wayang dari mereka sehingga apa saja yang Khadijah inginkan pasti orang tuanya turuti.

"Tapi lo yakin mau nyusup ke rumah Khadijah yang segede kantor bupati itu?" ragu Rangga kepada rasa antusias mereka yang sangat tinggi. Rangga hanya takut terjadi hal-hal yang tidak diingankan menimpa mereka. Entah dianggap sebagai maling, perampok atau apa saja yang dapat mencemari nama mereka.

Endah menghela berat sambil memutar bola matanya sinis, "Lo niat mau bantu Dea apa enggak sih? Kok pake acara ragu segala?"

"Bukan gitu En--."

"Alah alesan," sindir Endah sembari menyibak rambut ke arah Rangga.

Rangga mengerutkan kening, "Ya terserah lo aja."

Crazy Amor ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang