BAB 21 ● 😱 - JURIT MALAM 1

3.7K 231 65
                                    

"Baik adek-adek, untuk sekbid sepuluh kalian menjadi sekbid pertama yang akan mengikuti acara jurit malam ini, apa kalian sudah siap?" tanya Kak Amel kepada Dea dan teman-temannya yang berbaris rapi di tengah lapangan.

"Siap dong kak," sahut mereka dengan semangat 45.

Padahal, sebenarnya mereka itu sangat ketakutan untuk mengikuti acara ini. Bagaimana tidak, lampu di seluruh area sekolah dimatikan total. Gedung sekolah yang terdiri dari tiga lantai serta areanya yang sangat luas membuat tempat ini terlihat seperti gedung hantu yang sangat menakutkan. Ditambah akan ada hantu-hantaun yanh siap membuat mereka jantungan.

Endah adalah orang yang paling penakut di antara mereka. Namun tenang, Bang Rangga yang sok jagoan bakalan ngelindungin sang baby honey dari sergapan hantu abal-abal. Sementara Kevin, ia tampak sangat dingin. Dea menjadi sangat sedih karenanya, baru saja kemarin sore Kevin dengan mesra mencium keningnya. Namun sekarang, entah apa yang membuat Kevin menjadi seperti ini, Dea bingung.

"Baik adek-adek ada ya mau bertanya?"

Rangga tiba-tiba mengacungkan tangan, "Saya kak."

"Oh iya silahkan dek."

"Gini kak nanti kalo pas acara ini saya kesurupan gimana kak? Kalo saya pingsan gimana kak? Kalo saya meninggal gimana kak?"

"Insya Allah, itu tidak akan terjadi. Dan ngomong-ngomong tentang pos, untuk acara ini dibagi menjadi sepuluh pos dan kalian harus mendapatkan satu buah koin berwarna merah, ada yang mau ditanyakan?"

"Gak kak."

"Oke kalo gitu silahkan kalian masuk ke post pertama di sebelah sana, gunakan lilin ini dengan baik jangan sampai padam karena kalian tidak akan mendapatkannya lagi."

"Baik kak."

"Silahkan bawa lilinnya," ucap Kak Amel sambil memberikan lilin yang menempel di atas piring datar.

Rangga sebagai perwakilan mengambil lilin itu dan membawanya bersama yang lain menuju post pertama.

***

Mereka sudah berada di depan kelas IPA-1 atau tepatnya post satu. Kelas terlihat sangat gelap dan menakutkan.

"Siapa yang mau masuk duluan?" tanya Dea.

"Lo aja deh!" tutur Rama kepada Rangga yang berdiri di sampingnya sambil memegang lilin.

"Lah kok gue sih? Lo aja deh."

"Kamu teh laki-laki, harus pemberani atuh," ujar Endah kepada lelaki yang menaksirnya, Rangga.

"Oke, kalo gitu gue yang bakalan masuk pertama, demi bidadari surgaku," sahut Rangga sambil tersenyum manis kepada gadis kampung itu.

"Ah, modus lu. Cepetan masuk," gubris Kevin sembari mendorong Rangga.

"Biasa aja napa sih, iya gue masuk duluan," ucap Rangga sambil membuka pintu kelas pelan-pelan, "Permisi..." tutur mereka sambil celingak-celinguk untuk mengecek keadaan aman.

Mereka pun membuka pintu pelan-pelan.

"Aduh kok serem amat ya bosque," rintih Rangga yang berjalan paling depan.

"Ya iyalah gelap namanya juga jurit malam, lo pikir ini diskotik yang gemerlap-gemerlip kalo malem," sahut Rama jutek.

"Iya-iya sinis amat sih lo."

"Bisa diem gak sih dua curut, ganggu aja suasana," sinis Dea kepada mereka.

"Iya PMS."

Crazy Amor ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang