BAB 35 ● KEMAH ?

2.8K 162 18
                                    

"Hahaha ... jadi Pak Security pingsan gara-gara itu, kocak banget tahu," pekik Endah yang tertawa geli saat mendengar cerita Kevin dan Dea tentang penjaga rumah Dea yang dikeroyok warga.

"Ya gitulah, sekarang Pak Security lagi ada di rumah sakit, bareng Bi Ijah. So sweet banget dua orang itu kalau kalian tahu, dimana-mana selalu aja barengan kayak ABG zama now," jawab Dea yang sama ikut tertawa dengan ceritanya sendiri.

Sementara Kevin dan Rangga hanya menyimak kisah mereka sambil tertawa kecil dan melirik geli.

Jam pertama sepertinya akan dimulai, tapi sepertinya Bu Siti yang dapat jadwal di kelas Dea pagi ini belum masuk kelas juga. Padahal guru matematika yang sangat kejam itu adalah guru paling rajin sepanjang sejarah peradaban manusia. Satu detik saja ada yang telat, maka Bu Siti siap memenggal mereka hidup-hidup. Mungkin kini saatnya mereka memenggal guru matematika itu karena beliau telat masuk. Akan sangat lucu jika hal itu benar-benar terjadi.

"Assalamu'alaikum anak-anak," sapa Bu Siti sambil melangkah masuk menghampiri meja guru. Tangannya sibuk memilah beberapa kertas yang kelihatannya sangat penting. Bu Siti pun duduk di kursi guru dengan tenang, "maaf ibu telat, tadi ada panggilan mendadak dari kepala sekolah."

Tak ada angin tak ada badai, Ucup tiba-tiba mengacungkan tangan dan hal ini merupakan hal paling menakutkan bagi para murid di sekolah ini untuk bertanya kepada manusia paling menakutkan itu.

"Iya Ucup ada apa?" cakap beliau tanpa menoleh. Ia masih sibuk mengurusi kertas yang ia tadi ia bawa.

"Ibu, saya boleh izin gak?"

"Izin apa?"

"Izin memenggal kepala ibu?" tanya Ucup dengan wajah tanpa rasa takut sedikit pun. Entah otaknya yang sudah tidak waras atau saklar pikirannya koslet kesamber geledek.

Semua anak menatap Ucup sambil menelan ludah. Heran sekaligus ketakutan. Tak ada satu orang pun yang berani berkata seperti Ucup tadi. Kalau pun ada paling hanya sebatas dalam hati karena mereka tahu azab apa yang akan mereka peroleh jika melakukan tindakan antimeanstrem itu.

BRAAGGG ...

Dengan penuh kemarahan Bu Siti menggeprak meja, membuat semua anak terperenjat karenanya. Tatapan bengis dan kepalan tangan Bu Siti akan menjadi suguhan nikmat bagi Ucup pagi ini, "Bilang apa kau tadi?" tanya Bu Siti dengan mata mendelik.

"Ibu mau saya penggal," sahut Ucup dengan wajah tanpa dosa.

PLAK ... PLAK ... PLAK ...

Pukulan penggaris kayu menjadi kenikmatan tiada tara bagi Ucup. Semua anak menatap ngeri kejadian itu.

"KELUAR KAMU SEKARANG ...!!!" teriak Bu Siti dengan gigi taring diperlihatkan bagai werewolf.

"I ... iya bu," gagap Ucup sembari berjalan sempoyongan keluar.

Bu Siti melempar penggaris itu sembarangan. Ia kemudian berdiri di depan kelas sambil menatap ke semua arah, "KM ada yang tidak hadir?"

"Hadir semua bu," sahut Sandra sambil tersenyum manis.

"Bagus kalau begitu, di sini ibu akan mengabarkan kepada kalian kalau sekolah kita akan mengadakan lomba camping pramuka---,"

"Hah kemping?" jerit Susi, gadis perempuan yang rambutnya pernah terbakar saat mencatok di salon dadakan Dea beberapa bulan silam.

"Wow kemping broooooo ...." Leo tak kalah heboh. Ia berteriak keras bak penyanyi rock and roll.

Sementara Udin dan Kipli, dua fans setia konser mendiang Rama dan Leo malah goyang bang jali dan goyang gergaji.

Kelas mendadak riuh ricuh. Seperti terlupa kalau Bu Siti sedang berada di depan mereka dan siap merobek-robek daging manusia yang mengganggu dirinya.

Crazy Amor ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang