BAB 23 ● KELUAR OSIS?

3.5K 233 36
                                    

"Kalian sudah membuat pingsan senior OSIS, siapa yang memukulinya?" tanya Kak Amel kepada seluruh anggota sekbid sepuluh yakni Dea, Kevin, Rangga, Rama, Endah dan Sandra.

"Saya kak," sahut Dea mengacungkan tangan.

"Kenapa kamu mukul-mukul kak senior itu?"

"Soalnya tadi itu, dia sok-sok jadi Pocong sih. Dea kan takut jadinya, Dea udah bilang stop tapi dia-nya aja yang nyerogot. DASAR LELAKI..!" sahut Dea sinis.

"Kok lelaki sih?" heran Kevin yang tak terima dengan ucapan Dea tadi.

"Eh maaf salah. DASAR WANITA..!!"

"Lah kok wanita sih? Gak semua suka nyerogot loh?!" bela Sandra pada kaumnya.

"Ikh apaan dong..!! Oke-oke, DASAR BANCI!" sahutnya pasrah.

"Nah itu gue suka," tutur Kevin sambil tertawa renyah.

"Eh...!!! Kok malah bahas ginian sih? Saya itu lagi bahas kalian!" bentak Kak Amel yang membuat suasana berubah menjadi ngeri.

"Iya kak, maaf," ujar Dea dengan nada pelan.

"Ya sudah, karena kalian dan teman-teman kalian selalu buat onat di OSIS, maka saya putuskan kalian dikeluarkan dari OSIS! Ngerti?"

"Hah, keluar?! Bukannya kita sebentar lagi mau dilantik? Kan ini lagi LDK? Gimana sih?" sahut Dea membela diri.

"Ah, gak ada alasan apa pun. Sekarang mendingan kalian pulang bersama teman-teman kalian yang suka buat onar itu," titah Kak Amel yang usir mereka semua.

Dea menghela berat. Ia menunduk sedih. Butiran air mata keluar dari ujung netranya. Dengan lemas ia berjalan menjauh dari perempuan tadi yang membentaknya dengan keras.

"Udah sabar," ucap Kevin yang berjalan di sampingnya. Dengan penuh perhatian ia mengelus rambut Dea yang terurai panjang.

"Ini semua gara-gara Dea," rilihnya dengan suara penuh penyesalan.

"Gak ada yang salah di sini, mungkin ini yang terbaik untuk kita, Dea," sambung Kevin, menenangkan Dea.

"Coba aja kalo Dea gak masuk, pasti kalian masih di OSIS!"

"Enggak Dea. Ternyata lo itu selain cerewet dan aneh, lo juga keras kepala ya?!"

Dea menghentikan langkah kakinya. Ia mengusap air matanya dan menoleh ke wajah Kevin, "Kevin gak suka ya? Kevin jijik ya sama Dea? Kevin gak mau lagi ya deketan sama Dea?"

"Bukan gitu..."

"Terus kalo bukan, kenapa Kevin bilang itu?" paksa Dea yang sering memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan.

Kevin menghela berat. Ia harus berkata apa di saat seperti ini. Jika ia berkata yang sebenarnya, Kevin malu dan gengsi banget. Tapi, kalo dia bohong atau pura-pura gak suka, kasihan Dea, ia semakin sedih nantinya.

"Ikh... kenapa Kevin?" tutur Dea dengan merengek.

Kevin masih diam tak menggubris ucapan Dea. Ia masih dilema untuk saat ini.

"Keviiin kenapa? Ayo jawab!" lanjutnya dengan lebih meronta.

"Hmm... gue mau bilang kalo gue itu...!!"

"Bilang apa?" sahut Dea yang semakin deg-degan karena ia mengira Kevin akan menyatakan perasaannya, "Ayo Kev..."

"Gue mau bilang ..." tuturnya dengan lamban dan membuat Dea menunggu dibuatnya, "Gue mau bilang... KAPAN FILM MIMI PERI DITAYANGIN?!"

"Ikh dasar... Keviiin," sahut gadis itu kemudian dengan geram ia memukuli Kevin dan membuatnya merintih kesakitan.

"Aw... aw... sakit GADIS ANEEEH...!!"

Crazy Amor ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang