Setelah menelan kekalahan di lomba bisik-bisik, semangat Regu Enyong untuk meraih kemenangan semakin membara. Dan kali ini mereka bakal mengikuti lomba tarik-tambang dan akan berhadapan dengan Regu Woyo-Woyo dari kelas 10 IPS-13. Wah kebayang bagaimana kuat dan kerasnya lawan mereka. Karena siapa pun pasti tahu kalau kelas IPA apalagi urutan terakhir adalah habitat para preman sekolah yang hobinya tawuran, berkelahi dan main-main gak jelas.
Bahkan disana juga ada kimcil syariah alias ada cabe-cabean yang pakai baju muslim. Jilid boleh seperti itu, tapi otot para preman sekolah itu tidak bisa diragukan lagi. Dahsyat dan menakutkan serta sangat sadis terhadap semua lawannya.
Dengan berlagak belagu, para preman junior itu mengambil tali besar yang akan digunakan untuk lomba tarik-tambang. Sementara Regu Enyong kali ini sedang berembung untuk mengatur strategi menghadapi para preman junior itu.
"Hmm ... menurut kalian gimana caranya biar regu kita bisa menang lawan para tu preman?" tanya Kevin membuka pembicaraan.
"Hmm ... gimana ya?" cakap Rangga sambil berpikir, "Aha ...!!! I have good idea."
"Ide apaan?" tanya mereka kompak sambil memandang laki-laki itu dengan sorot menunggu jawaban.
"Gimana kalo kita tempatin si Enyong sebagai orang paling depan saat lomba nanti," usul Rangga memberikan jawaban.
Dea menggaruk pelipisnya yang gatal, "Emang kenapa harus si Susi?"
"Ho-oh kenapa harus si Susi?" sambung Leo yang ikut bertanya kepada Rangga yang berani-beraninya membawa nama sang bebep tercinta.
"Karena body si Susi 'kan menarik pandangan bagi kaum adam. Jadi para preman junior itu pasti langsung jelalatan liatin si Susi."
"Bener-bener ... tumben otak lo jalan," sahut Kevin mengangguk paham sambil menepuk punggung sahabatnya, "terus si Enyong harus gimana lagi?"
"Terus si Enyong itu tinggal ambil sikap goyang itik sambil monyong cantik dihadapan para preman junior itu dan pasti mereka bakal klepek-klepek dan ilang deh konsentrasinya."
"Cemerlang," puji Endah sebagai pacar dari Rangga.
"Tapi masa Enyong harus gitu sih? Ntar kalo Romo Enyong tahu gimana?" rilih Susi sambil cemberut. Ia tidak mau kalau Romonya tahu ia berlagak seperti goyang itik sambil monyong seksi. Bisa-bisa Romo bunuh Susi kalau seperti ini.
Rangga mencoba menenangkan, "Tenang Enyong ... tenang ... Entar Romo Enyong bakal gue kasih kopi sianida deh!"
"Kopi Sianida?" heran Susi yang baru pertama kali mendengar kata-kata tadi.
"Iya kopi sianida. Kopi yang bisa bikin kamu kaya raya," sahut Rangga menipu.
"Wah kaya raya? Gimana emang caranya? Kopi sakti ya?"
"Iya kopi sakti, dia bakal kasih kamu harta yang buaanyak banget," sahut Rangga terkekeh geli.
"Harta? Harta karun?" tanya Susi yang semakin semangat mendengar khasiat kopi sianida yang akan diberikan Rangga kepada Romonya di Jawa.
"Bukan harta karun. Tapi harta warisan."
"Warisan? Yeeeee dapet warisan!" jerit Susi terpingkal-pingkal. Sampai akhirnya setelah lima detika ia menjerit, tiba-tiba ia terdiam seperti berpikir tentang sesuatu, "bentar, bentar, warisan? Berarti Romo Enyong mati dong?"
"Nah tu tahu," sahut Rangga sambil tertawa geli. Kawan-kawan yang lainnya pun ikut tertawa heboh. Sementara Susi tampak cemberut karena ia dipermainkan Rangga.
Setelah itu, Rangga kembali membujuk Susi untuk bersedia menjadi apa yang mereka inginkan. Namun perempuan medok itu tetap saja menolak. Sampai akhirnya Leo turun tangan dengan bernyanyi Enyong Meriang di hadapan Susi. Akhirnya Susi pun mau menjadi apa yang mereka suruh
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Amor ✔
Humor[SELESAI] Best Humor Love Story 😘 Tentang si Dea gila dan si Kevin yang acuh tak acuh. Ditulis : 30 september 2017